KTI SKRIPSI
PERBANDINGAN WANITA USIA REPRODUKSI DENGAN USIA RISIKO TINGGI TERHADAP TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD
Kata kunci : perbandingan, usia reproduksi dan usia risiko tinggi, perdarahan post partum.
Masa nifas atau puerperium atau post partum adalah masa yang dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Pada masa ini terdapat perubahan fisiologi, salah satunya adalah involusi uterus dan pengeluaran lochea. Bila pengeluaran lochea ini berlebih hingga lebih dari 500 cc setelah persalinan, dinamakan perdarahan post partum. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dan penyebab utama dari kematian ibu bersalin adalah perdarahan. ( Syaifuddin, 2002 )
Perdarahan post partum ini dipicu oleh berapa faktor antara lain faktor usia, usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Namun tidak dipungkiri pada usia antara 20-35 tahun dapat terjadi perdarahan post partum dikarenakan ada faktor lainnya yang menyebabkan perdarahan post partum selain faktor usia, yakni riwayat buruk pada persalinan terdahulu. ( Dhaneswari, 2007 )
Pada wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pada usia tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar. ( Dhaneswari, 2007 )
Pada wanita usia kurang dari 20 tahun dikarenakan masih dalam proses pertumbuhan. Alat– alat atau organ reproduksinya belum siap untuk menerima kehamilan dan melahirkan. Alat – alat reproduksi yang belum siap, antara lain organ dalam seperti liang vagina, bibir kemaluan, muara saluran kencing dan perineum ( batas antara liang vagina dan anus ) tidak siap bekerja mendukung persalinan. Kemudian pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun kondisi organ – organ reproduksinya berbanding terbalik dengan yang dibawah 20 tahun. Pada usia ini wanita mengalami penuaan, organ – organnya mulai kendor dan kaku. Dengan kondisi seperti ini maka terjadi regresi atau kemunduran sehingga sangat berpengaruh pada penerimaan kehamilan dan proses melahirkan. ( Soelaeman, 2006)
Berdasarkan studi kasus pada penelitian sebelumnya persentase kematian maternal berdasarkan faktor - faktor reproduksi ibu di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang, 2005, usia < 20 tahun adalah 0 ( 0 % ), usia 20 - 30 tahun adalah 8 ( 66,7 % ), usia > 30 tahun adalah 4 ( 33,3 % ). Pada kasus kematian maternal ini sebagian besar disebabkan karena perdarahan yaitu 28 %. Jika didasarkan pada teori kejadian perdarahan post partum akan meningkat sejalan peningkatan usia dan pada usia yang lebih muda. ( Rukmini, 2005 )
Dan menurut laporan BPS 2005 Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Indonesia masih tinggi walaupun di sisi lain sudah terjadi penurunan dari 307/100.000 kelahiran hidup ( Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/2003 ) menjadi 262/100.000 kelahiran hidup. Dan penyebab utama terjadinya kematian ibu adalah perdarahan post partum. ( Depkominfo, 2007 )
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Kota tanggal 1 Januari - 28 Februari didapatkan bahwa jumlah total pasien yang mengalami perdarahan post partum primer sebanyak 3 orang dengan usia 20 - 35 tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh dan teori – teori yang melatar belakangi, peneliti ingin meneliti perbandingan kejadian perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dan wanita usia risiko tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas maka masalah yang didapat adalah ” Bagaimanakah perbandingan wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi terhadap terjadinya perdarahan post partum di RSUD Kota Periode Januari - Desember Tahun”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum.
Untuk mengetahui perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1.3.2.1 Mengidentifikasi terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi
1.3.2.2 Mengidentifikasi terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia risiko tinggi.
1.3.2.4 Menganalisis perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti.
Menambah wawasan serta mengetahui perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan wanita usia risiko tinggi.
1.4.1 Bagi Institusi.
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun.
1.4.2 Bagi tenaga kesehatan.
Memberikan informasi tentang perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun untuk perbaikan pelayanan kesehatan reproduksi selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
PERBANDINGAN WANITA USIA REPRODUKSI DENGAN USIA RISIKO TINGGI TERHADAP TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD
PERBANDINGAN WANITA USIA REPRODUKSI DENGAN USIA RISIKO TINGGI TERHADAP TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD
ABSTRAK
Perdarahan post partum adalah pengeluaran lochea pada saat nifas dengan berlebih hingga lebih dari 500 cc setelah persalinan. Perdarahan post partum tersebut dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor usia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah studi komparatif case control. Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik pasien RSUD Kota pada tanggal 13 – 20 juli. Sampel yang digunakan adalah seluruh pasien post partum yang pernah dirawat di RSUD Kota Periode Januari –Desember. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling Hasil penelitian menunjukkan ada sebagian kecil pada wanita usia reproduksi yang mengalami perdarahan post partum. Pada wanita usia risiko tinggi usia < 20 tahun perbandingannya hampir sama antara yang mengalami perdarahan post partum dengan yang tidak mengalami perdarahan post partum. Sedangkan pada wanita usia risiko tinggi usia > 35 tahun adalah hampir kesemuanya mengalami perdarahan post partum. Perkiraan risiko bagi wanita usia risiko tinggi mengalami perdarahan post partum adalah 23, 74 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita usia reproduksi.Kata kunci : perbandingan, usia reproduksi dan usia risiko tinggi, perdarahan post partum.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMasa nifas atau puerperium atau post partum adalah masa yang dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Pada masa ini terdapat perubahan fisiologi, salah satunya adalah involusi uterus dan pengeluaran lochea. Bila pengeluaran lochea ini berlebih hingga lebih dari 500 cc setelah persalinan, dinamakan perdarahan post partum. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dan penyebab utama dari kematian ibu bersalin adalah perdarahan. ( Syaifuddin, 2002 )
Perdarahan post partum ini dipicu oleh berapa faktor antara lain faktor usia, usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Namun tidak dipungkiri pada usia antara 20-35 tahun dapat terjadi perdarahan post partum dikarenakan ada faktor lainnya yang menyebabkan perdarahan post partum selain faktor usia, yakni riwayat buruk pada persalinan terdahulu. ( Dhaneswari, 2007 )
Pada wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pada usia tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar. ( Dhaneswari, 2007 )
Pada wanita usia kurang dari 20 tahun dikarenakan masih dalam proses pertumbuhan. Alat– alat atau organ reproduksinya belum siap untuk menerima kehamilan dan melahirkan. Alat – alat reproduksi yang belum siap, antara lain organ dalam seperti liang vagina, bibir kemaluan, muara saluran kencing dan perineum ( batas antara liang vagina dan anus ) tidak siap bekerja mendukung persalinan. Kemudian pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun kondisi organ – organ reproduksinya berbanding terbalik dengan yang dibawah 20 tahun. Pada usia ini wanita mengalami penuaan, organ – organnya mulai kendor dan kaku. Dengan kondisi seperti ini maka terjadi regresi atau kemunduran sehingga sangat berpengaruh pada penerimaan kehamilan dan proses melahirkan. ( Soelaeman, 2006)
Berdasarkan studi kasus pada penelitian sebelumnya persentase kematian maternal berdasarkan faktor - faktor reproduksi ibu di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang, 2005, usia < 20 tahun adalah 0 ( 0 % ), usia 20 - 30 tahun adalah 8 ( 66,7 % ), usia > 30 tahun adalah 4 ( 33,3 % ). Pada kasus kematian maternal ini sebagian besar disebabkan karena perdarahan yaitu 28 %. Jika didasarkan pada teori kejadian perdarahan post partum akan meningkat sejalan peningkatan usia dan pada usia yang lebih muda. ( Rukmini, 2005 )
Dan menurut laporan BPS 2005 Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Indonesia masih tinggi walaupun di sisi lain sudah terjadi penurunan dari 307/100.000 kelahiran hidup ( Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/2003 ) menjadi 262/100.000 kelahiran hidup. Dan penyebab utama terjadinya kematian ibu adalah perdarahan post partum. ( Depkominfo, 2007 )
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Kota tanggal 1 Januari - 28 Februari didapatkan bahwa jumlah total pasien yang mengalami perdarahan post partum primer sebanyak 3 orang dengan usia 20 - 35 tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh dan teori – teori yang melatar belakangi, peneliti ingin meneliti perbandingan kejadian perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dan wanita usia risiko tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas maka masalah yang didapat adalah ” Bagaimanakah perbandingan wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi terhadap terjadinya perdarahan post partum di RSUD Kota Periode Januari - Desember Tahun”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum.
Untuk mengetahui perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1.3.2.1 Mengidentifikasi terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi
1.3.2.2 Mengidentifikasi terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia risiko tinggi.
1.3.2.4 Menganalisis perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti.
Menambah wawasan serta mengetahui perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan wanita usia risiko tinggi.
1.4.1 Bagi Institusi.
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun.
1.4.2 Bagi tenaga kesehatan.
Memberikan informasi tentang perbandingan terjadinya perdarahan post partum pada wanita usia reproduksi dengan usia risiko tinggi di RSUD Kota Periode Januari – Desember Tahun untuk perbaikan pelayanan kesehatan reproduksi selanjutnya.
PERBANDINGAN WANITA USIA REPRODUKSI DENGAN USIA RISIKO TINGGI TERHADAP TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar