KTI SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN
Pengetahuan gizi adalah kepandaian dalam memilih makananan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak sangat mempengaruhi sikap anak dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun secara eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup, sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah.Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan . Tujuan khusus penelitian ini adalah : menilai pengetahuan gizi anak, mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan, menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan, Kabupaten. Jenis Penelitian observasional. Populasi adalah anak Sekolah Dasar kelas lima dan kelas enam. Sampel berjumlah 60 anak yang merupakan total populasi. Analisis data dengan menggunakan kuesioner dan data diolah menggunakan SPSS versi 14 dengan uji statistik metode Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan gizi baik 42 anak (70 %), dan pengetahuan gizi tidak baik sebesar 18 anak (30 %). Sikap anak dalam memilih makanan jajanan yang tepat 50 anak (83,33%), dan sikap dalam memilih makanan jajanan tidak tepat 10 anak (16,67 %). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan (p = 0,059), Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tidak berarti sikap yang diambil tepat.
Diharapkan adanya kantin sekolah, pihak sekolah diharapkan materi gizi melalui pendidikan jasmani disekolah, dan bagi guru dapat menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat pada anak didiknya.
Kata kunci : pengetahuan gizi, sikap anak dalam memilih makanan jajanan.
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tubuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak dapat selalu dilaksanakan dengan benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada organ-organ dan sistem tubuh anak. Foodborne diseases atau penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Penyakit ini dianggap bukan termasuk penyakit yang serius untuk jangka pendek, sehingga sering kali kurang diperhatikan oleh orang tua, masyarakat atau instansi yang terkait dengan masalah ini (Anonim, 2007).
Menurut Sampurno (2005), masalah keracunan makanan sudah menjadi langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada. Dari seluruh kasus keracunan selalu ada, semua bersumber pada pengolahan makanan yang tidak higienis.
Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara tradisional dalam bentuk indusri rumah tangga diragukan keamanannya. Meskipun jajanan yang diproduksi industri makanan tersebut berteknologi tinggi, belum tentu terjamin keamanannya. Oleh karena itu, keamanan makanan jajan merupakan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian serius, konsisten dan disikapi bersama (Iswaranti dkk, 2007)
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang mendapati 90% jajanan yang ada di beberapa sekolah tidak layak dikonsumsi.
Makanan jajanan selain mengandung bahan pengawet buatan, terdapat bahan pewarna buatan yang bisa membahayakan tubuh manusia (Anonim, 2007).
Iswaranti (2007) mengemukakan, makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi ambang batas zat kimia. Bila terjadi hal seperti itu, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Tersedianya pangan dalam keluarga belum menjamin kebutuhan gizi seseorang sudah terpenuhi. Kecukupan gizi seseorang sepenuhnya tergantung pada apa yang dimakan. Status gizi anak dapat memberikan informasi penting tentang keadaan gizi anak pada saat sekarang atau masih lampau (Roedjito, 2005).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi adalah kebiasaan makan. Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan jajan. Kebiasaan jajan cenderung menjadi bagian dari budaya dari keluarga. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak. Nafsu makan anak berkurang dan jika berlangsung lama akan berpengaruh pada status gizi (Susanto, 2003).
Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Solihin, 2005).
Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan pada anak SD dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat budaya tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalam pemilihan makanan (Solihin, 2005).
Salah satu sikap penting dan mendasar sebagai sebab timbulnya masalah gizi kurang adalah adanya sikap pemilihan makanan jajanan individu yang tidak sesuai dengan kaidah gizi, oleh karena itu upaya penyadaran akan gizi pada anak SD perlu ditingkatkan sehingga anak SD mengetahui makanan jajanan yang baik dan bergizi (Susanto,2003).
Dari segi gizi sebelumnya makana jajanan belum tentu jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%, tetapi keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan (Anonim, 2007).
Hasil survai data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten jumlah anak sekolah dasar di Kabupaten sebanyak 41.226 anak sekolah dasar yang berstatus gizi baik sebesar 88.91% sedang yang berstatus gizi kurang sebesar 6.395% dan yang berstatus gizi buruk sebesar 0,365%. Di kecamatan Baturetno sendiri jumlah anak sekolah dasar sebanyak 2,387 balita, yang berstatus gizi baik sebesar 90,2%, yang berstatus gizi kurang sebesar 12,755%, yang berstatus gizi buruk sebesar 0,125%, dan yang berstatus gizi lebih adalah 0,255%. Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah ini adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan, Kabupaten.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai pengetahuan gizi anak Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan.
b. Mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan.
c. Menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan, Kabupaten.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat bagi para anak didiknya dalam rangka mengantisipasi munculnya masalah gizi khususnya kejadian infeksi atau angka kesakitan pada anak sekolah, karena pada dasarnya, penindak lanjutan masalah keamanan jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi pihak sekolah.
b. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan makanan yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang dimasukkan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan disekolah.
2. Bagi Siswa
Memberikan pengertian pada siswa bahwa pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih makanan jajanan yang sehat dan bergizi, agar siswa dapat mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan jajanan yang aman dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan menambah wawasan tentang hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak terhadap pemilihan makanan jajanan yang baik.
silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN
ABSTRAK
5 Bab, 33 Halaman, 2 Gambar, 10 Tabel, 13 LampiranPengetahuan gizi adalah kepandaian dalam memilih makananan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak sangat mempengaruhi sikap anak dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun secara eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup, sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah.Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan . Tujuan khusus penelitian ini adalah : menilai pengetahuan gizi anak, mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan, menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan, Kabupaten. Jenis Penelitian observasional. Populasi adalah anak Sekolah Dasar kelas lima dan kelas enam. Sampel berjumlah 60 anak yang merupakan total populasi. Analisis data dengan menggunakan kuesioner dan data diolah menggunakan SPSS versi 14 dengan uji statistik metode Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan gizi baik 42 anak (70 %), dan pengetahuan gizi tidak baik sebesar 18 anak (30 %). Sikap anak dalam memilih makanan jajanan yang tepat 50 anak (83,33%), dan sikap dalam memilih makanan jajanan tidak tepat 10 anak (16,67 %). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan (p = 0,059), Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tidak berarti sikap yang diambil tepat.
Diharapkan adanya kantin sekolah, pihak sekolah diharapkan materi gizi melalui pendidikan jasmani disekolah, dan bagi guru dapat menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat pada anak didiknya.
Kata kunci : pengetahuan gizi, sikap anak dalam memilih makanan jajanan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangAnak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tubuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak dapat selalu dilaksanakan dengan benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada organ-organ dan sistem tubuh anak. Foodborne diseases atau penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Penyakit ini dianggap bukan termasuk penyakit yang serius untuk jangka pendek, sehingga sering kali kurang diperhatikan oleh orang tua, masyarakat atau instansi yang terkait dengan masalah ini (Anonim, 2007).
Menurut Sampurno (2005), masalah keracunan makanan sudah menjadi langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada. Dari seluruh kasus keracunan selalu ada, semua bersumber pada pengolahan makanan yang tidak higienis.
Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara tradisional dalam bentuk indusri rumah tangga diragukan keamanannya. Meskipun jajanan yang diproduksi industri makanan tersebut berteknologi tinggi, belum tentu terjamin keamanannya. Oleh karena itu, keamanan makanan jajan merupakan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian serius, konsisten dan disikapi bersama (Iswaranti dkk, 2007)
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang mendapati 90% jajanan yang ada di beberapa sekolah tidak layak dikonsumsi.
Makanan jajanan selain mengandung bahan pengawet buatan, terdapat bahan pewarna buatan yang bisa membahayakan tubuh manusia (Anonim, 2007).
Iswaranti (2007) mengemukakan, makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi ambang batas zat kimia. Bila terjadi hal seperti itu, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Tersedianya pangan dalam keluarga belum menjamin kebutuhan gizi seseorang sudah terpenuhi. Kecukupan gizi seseorang sepenuhnya tergantung pada apa yang dimakan. Status gizi anak dapat memberikan informasi penting tentang keadaan gizi anak pada saat sekarang atau masih lampau (Roedjito, 2005).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi adalah kebiasaan makan. Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan jajan. Kebiasaan jajan cenderung menjadi bagian dari budaya dari keluarga. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak. Nafsu makan anak berkurang dan jika berlangsung lama akan berpengaruh pada status gizi (Susanto, 2003).
Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Solihin, 2005).
Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan pada anak SD dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat budaya tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalam pemilihan makanan (Solihin, 2005).
Salah satu sikap penting dan mendasar sebagai sebab timbulnya masalah gizi kurang adalah adanya sikap pemilihan makanan jajanan individu yang tidak sesuai dengan kaidah gizi, oleh karena itu upaya penyadaran akan gizi pada anak SD perlu ditingkatkan sehingga anak SD mengetahui makanan jajanan yang baik dan bergizi (Susanto,2003).
Dari segi gizi sebelumnya makana jajanan belum tentu jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%, tetapi keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan (Anonim, 2007).
Hasil survai data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten jumlah anak sekolah dasar di Kabupaten sebanyak 41.226 anak sekolah dasar yang berstatus gizi baik sebesar 88.91% sedang yang berstatus gizi kurang sebesar 6.395% dan yang berstatus gizi buruk sebesar 0,365%. Di kecamatan Baturetno sendiri jumlah anak sekolah dasar sebanyak 2,387 balita, yang berstatus gizi baik sebesar 90,2%, yang berstatus gizi kurang sebesar 12,755%, yang berstatus gizi buruk sebesar 0,125%, dan yang berstatus gizi lebih adalah 0,255%. Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah ini adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan, Kabupaten.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai pengetahuan gizi anak Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan.
b. Mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan.
c. Menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah, Kecamatan, Kabupaten.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat bagi para anak didiknya dalam rangka mengantisipasi munculnya masalah gizi khususnya kejadian infeksi atau angka kesakitan pada anak sekolah, karena pada dasarnya, penindak lanjutan masalah keamanan jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi pihak sekolah.
b. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan makanan yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang dimasukkan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan disekolah.
2. Bagi Siswa
Memberikan pengertian pada siswa bahwa pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih makanan jajanan yang sehat dan bergizi, agar siswa dapat mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan jajanan yang aman dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan menambah wawasan tentang hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak terhadap pemilihan makanan jajanan yang baik.
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar