KTI SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA INDUKSI PERSALINAN (OKSITOSIN DRIP) DENGAN KEJADIAN ROBEKAN JALAN LAHIR SPONTAN PADA PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong ke luar melalui jalan lahir (Abdul Bari, 2002: 100).
His mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau sesudah) tanggal perkiraan persalinan, persalinan berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam). Jika setelah lewat 24 jam persalinan belum dimulai dan keadaan bayinya baik, dapat dilakukan induksi persalinan untuk mengurangi resiko infeksi akibat masuknya bakteri dari vagina ke dalam rahim (Syahrul Rauf, 2006).
Induksi persalinan (induction of labor) ialah suatu tindakan atau langkah yang dilakukan untuk memulai suatu persalinan, baik secara mekanik ataupun secara kimiawi (farmakologik). Di Birmingham hospital university of Alabama dari tahun 1996-1999 lebih dari 17.000 persalinan 20% wanita diberi oksitosin untuk induksi persalinan dan 35% untuk augmentasi (Cuningham, 2002: 516). Di Indonesia 16,17% persalinan dalam waktu 24 jam tidak ada tanda-tanda persalinan setelah ketuban pecah dilakukan induksi persalinan. Induksi persalinan yang diawali dengan pematangan serviks, akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tanpa pematangan serviks (Dr. Chrisdiono, 2004: 15).
Induksi persalinan dilakukan karena kehamilan yang memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari sembilan bulan dimana kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum juga terjadi persalinan. Induksi juga dilakukan alasan kesehatan ibu misalnya ibu terkena infeksi, diabetes mellitus, hipertensi (Yulianti, 2005). Induksi diindikasikan apabila manfaat bagi ibu atau janin melebihi manfaat bagi ibu atau janin melebihi manfaat apabila persalinan dibiarkan berlanjut. American College of Obstetricians and Gynecologist (1999), tidak menganjurkan konsep induksi elektif demi kenyamanan dokter atau pasien karena kesadaran bahwa induksi persalinan menimbulkan peningkatan penyulit dibandingkan dengan persalinan spontan (F, Gary Cuningham, 2006: 516).
Kontraksi akibat induksi terasa lebih sakit karena mulainya sangat mendadak pada augmentasi persalinan diberikan oksitosin sehingga kontraksi rahim bisa secara efektif mendorong janin melewati jalan lahir (Syahrul Rauf, 2006). Tetesan oksitosin dan palpasi fundus harus selalu dipantau untuk mengakibatkan persalinan cepat sehingga penigkatan resiko trauma servikal dan robekan jaringan lunak sering terjadi. Stimulasi berlebihan menyebabkan hipoksia janin, ruptur uterus dan pelepasan plasenta prematur, bila kontraksi berakhir lebih dari 60 detik atau masing-masing terjadi lebih 2-3 menit oksitosin harus dihentikan (Marilynn F. Doenges, 2001: 201).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Bersalin RSUD pada tanggal 1 Maret - 23 Maret didapatkan ibu bersalin dengan induksi sebanyak 20, kemudian terdapat 11 dengan robekan perineum spontan, 1 robekan serviks spontan dan 8 tidak terdapat robekan. Oleh karena permasalahan tersebut peneliti berminat untuk meneliti apakah ada hubungan antara induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan “Apakah ada hubungan antara induksi persalinan (oksitosin drip) dengan robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD periode 1 Januari - 31 Desember?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan induksi (oksitosin drip) dengan robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kejadian induksi persalinan (oksitosin drip) pada persalinan normal di RSUD periode 1 Januari sampai 31 Desember.
b. Mengidentifikasi kejadian robekan jalan lahir spontan akibat induksi persalinan (oksitosin drip) di RSUD periode 1 Januari sampai 31 Desember.
c. Menganalisa hubungan induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD periode 1 Januari sampai 31 Desember.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti ini dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang hubungan antara induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD.
1.4.2 Bagi Lahan Penelitian
Dapat digunakan sebagai informasi tentang hubungan antara induksi (oksitosin drip) persalinan dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal sehingga dapat dilakukan antisipasi atau meminimalkan resiko terhadap terjadinya robekan jalan lahir spontan.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi tambahan dan sumber data mengenai induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA INDUKSI PERSALINAN (OKSITOSIN DRIP) DENGAN KEJADIAN ROBEKAN JALAN LAHIR SPONTAN PADA PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
HUBUNGAN ANTARA INDUKSI PERSALINAN (OKSITOSIN DRIP) DENGAN KEJADIAN ROBEKAN JALAN LAHIR SPONTAN PADA PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
ABSTRAK
Induksi Pesalinan adalah tindakan untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Pada induksi persalinan biasanya digunakan oksitosin, yaitu suatu hormon yang menyebabkan kontraksi rahim menjadi lebih kuat. Berdasarkan penelitian, salah satu akibat induksi persalinan dengan drip oksitosin adalah kejadian robekan jalan lahir spontan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan induksi persalinan (oksitosin drip) dengan robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi korelasional. Penelitian ini telah dilakukan di bagian Rekam Medis dan Ruang Bersalin RSUD periode 1 Januari sampai 31 Desember. Teknik sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Dari periode 1 Januari sampai 31 Desember terdapat 251 pasien dengan pertolongan persalinan normal, dari data tersebut terdapat 70 persalinan dengan induksi oksitosin drip, dari jumlah tersebut ditemukan kejadian robekan jalan lahir spontan yaitu sebanyak 45 (64,28%) dan sisanya 25 (35,71%) tidak mengalami robekan jalan lahir. Setelah itu di analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat pada α = 0,05 didapatkan hasil X2 hitung sebesar 5,3 8. Sehingga nilai X2 hitung > X2 tabel (5,3 8 > 3,84) hal itu berarti terdapat hubungan antara induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal, induksi persalinan (oksitosin drip) memiliki resiko lebih tinggi dengan kejadian robekan jalan lahir spontan. Hai ini hendaknya menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan antisipasi atau meminimalkan resiko terhadap terjadinya robekan jalan lahir spontan pada persalinan dengan induksi.BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPersalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong ke luar melalui jalan lahir (Abdul Bari, 2002: 100).
His mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau sesudah) tanggal perkiraan persalinan, persalinan berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam). Jika setelah lewat 24 jam persalinan belum dimulai dan keadaan bayinya baik, dapat dilakukan induksi persalinan untuk mengurangi resiko infeksi akibat masuknya bakteri dari vagina ke dalam rahim (Syahrul Rauf, 2006).
Induksi persalinan (induction of labor) ialah suatu tindakan atau langkah yang dilakukan untuk memulai suatu persalinan, baik secara mekanik ataupun secara kimiawi (farmakologik). Di Birmingham hospital university of Alabama dari tahun 1996-1999 lebih dari 17.000 persalinan 20% wanita diberi oksitosin untuk induksi persalinan dan 35% untuk augmentasi (Cuningham, 2002: 516). Di Indonesia 16,17% persalinan dalam waktu 24 jam tidak ada tanda-tanda persalinan setelah ketuban pecah dilakukan induksi persalinan. Induksi persalinan yang diawali dengan pematangan serviks, akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tanpa pematangan serviks (Dr. Chrisdiono, 2004: 15).
Induksi persalinan dilakukan karena kehamilan yang memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari sembilan bulan dimana kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum juga terjadi persalinan. Induksi juga dilakukan alasan kesehatan ibu misalnya ibu terkena infeksi, diabetes mellitus, hipertensi (Yulianti, 2005). Induksi diindikasikan apabila manfaat bagi ibu atau janin melebihi manfaat bagi ibu atau janin melebihi manfaat apabila persalinan dibiarkan berlanjut. American College of Obstetricians and Gynecologist (1999), tidak menganjurkan konsep induksi elektif demi kenyamanan dokter atau pasien karena kesadaran bahwa induksi persalinan menimbulkan peningkatan penyulit dibandingkan dengan persalinan spontan (F, Gary Cuningham, 2006: 516).
Kontraksi akibat induksi terasa lebih sakit karena mulainya sangat mendadak pada augmentasi persalinan diberikan oksitosin sehingga kontraksi rahim bisa secara efektif mendorong janin melewati jalan lahir (Syahrul Rauf, 2006). Tetesan oksitosin dan palpasi fundus harus selalu dipantau untuk mengakibatkan persalinan cepat sehingga penigkatan resiko trauma servikal dan robekan jaringan lunak sering terjadi. Stimulasi berlebihan menyebabkan hipoksia janin, ruptur uterus dan pelepasan plasenta prematur, bila kontraksi berakhir lebih dari 60 detik atau masing-masing terjadi lebih 2-3 menit oksitosin harus dihentikan (Marilynn F. Doenges, 2001: 201).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Bersalin RSUD pada tanggal 1 Maret - 23 Maret didapatkan ibu bersalin dengan induksi sebanyak 20, kemudian terdapat 11 dengan robekan perineum spontan, 1 robekan serviks spontan dan 8 tidak terdapat robekan. Oleh karena permasalahan tersebut peneliti berminat untuk meneliti apakah ada hubungan antara induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan “Apakah ada hubungan antara induksi persalinan (oksitosin drip) dengan robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD periode 1 Januari - 31 Desember?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan induksi (oksitosin drip) dengan robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kejadian induksi persalinan (oksitosin drip) pada persalinan normal di RSUD periode 1 Januari sampai 31 Desember.
b. Mengidentifikasi kejadian robekan jalan lahir spontan akibat induksi persalinan (oksitosin drip) di RSUD periode 1 Januari sampai 31 Desember.
c. Menganalisa hubungan induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD periode 1 Januari sampai 31 Desember.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti ini dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang hubungan antara induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal di RSUD.
1.4.2 Bagi Lahan Penelitian
Dapat digunakan sebagai informasi tentang hubungan antara induksi (oksitosin drip) persalinan dengan kejadian robekan jalan lahir spontan pada pertolongan persalinan normal sehingga dapat dilakukan antisipasi atau meminimalkan resiko terhadap terjadinya robekan jalan lahir spontan.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi tambahan dan sumber data mengenai induksi persalinan (oksitosin drip) dengan kejadian robekan jalan lahir spontan serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA INDUKSI PERSALINAN (OKSITOSIN DRIP) DENGAN KEJADIAN ROBEKAN JALAN LAHIR SPONTAN PADA PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar