KTI SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 16-18 TAHUN TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN
Kata Kunci : Hubungan, Pengetahuan, Remaja, Obesitas, Pola Makan
Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan. Dalam dua dekade yang telah berjalan anak dan remaja obesitas ditemukan meningkat masing-masing 54% dan 39% dan 70% dari mereka akan tetap obesitas ketika dewasa, selebihnya menjadi berat badan lebih stadium berat (Soetjiningsih, 2004). Kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang buruk telah secara jelas diidentifikasi sebagai penyebab masalah kesehatan ini (Zulkarnain Agus, 1999).
Penyakit yang timbul karena gaya hidup dan pola makan yang salah masih saja merupakan faktor utama penyebab terjadinya obesitas . Ancaman kesehatan yang lain adalah pengaturan pola makan yang salah. Tuntutan gaya hidup modern yang serba instan dan cepat memaksa perempuan untuk menerapkan pola makan yang serba instan pula (Zainun Mu’tadin, 2002). Wanita yang kegemukan berpeluang terkena penyakit, termasuk resiko tidak subur atau infertil, dan masalah selama kehamilan, darah tinggi dan diabetes. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kegemukan dapat mengurangi kesuburan, baik karena asupan kalori yang berlebihan atau karena hormon yang diakibatkan karena obat-obatan penunda kehamilan (pil, suntik, susuk KB dsb). Semuanya dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan (Balipost, 2004). Di masa kini makin banyak perempuan yang tak punya waktu memasak dan mengandalkan diri dari makanan kalengan. Apalagi pola makan anak sekarang khususnya remaja cenderung dipengaruhi iklan makanan di berbagai media. Terutama televisi swasta yang pengaruhnya justru menggeser pola makan tradisional (Zulkarnain Agus, 1999). Selain faktor tersebut diatas faktor lain penyebab obesitas antara lain tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pemilihan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anaknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, pengetahuan tentang gizi semakin baik. Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak karena pengetahuan tentang gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi seseorang. dalam memilih jenis dan jumlah makanan (Zulkarnain Agus, 1999).
Survei obesitas yang dilakukan pada tahun 2004 pada anak remaja siswa/ siswi SLTP di Yogyakarta menunjukkan bahwa 7,8% remaja di perkotaan dan 2% remaja di daerah pedesaan mengalami obesitas (Gsianturi, 2005). Dari penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa masa remaja merupakan masa kritis terjadinya obesitas, sesuai dengan Nasar (1995) yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa Adolesent yaitu masa kritis terakhir dalam terjadinya obesitas. Di Jogyakarta (tahun 1997). prevalensi obesitas sebesar 9,7% terjadi pada remaja putri. Apabila sekolah negeri dibedakan dengan sekolah swasta maka prevalensi obesitas di sekolah swasta lebih tinggi daripada sekolah negeri. Hal ini disebabkan karena latar belakang pengetahuan remaja dimana sekolah swasta sedikit bahkan tidak ada pendidikan kesehatan (Zulkarnain Agus, 1999).
Dengan melihat tingginya angka prevalensi obesitas di atas sebaiknya dilakukan pencegahan peningkatan prevalensi obesitas yaitu dengan memberikan masukan pada siswa SLTP / SLTA untuk mencantumkan materi mengenai gizi khususnya obesitas yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik selain itu para remaja dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji (IKM. Fak. Kedokteran UGM. Jogyakarta, 2006).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 9 April di SMUN dari 30 responden yang ditemukan hanya 13 siswa yang mengetahui bahaya obesitas dan pentingnya pola makan yang teratur. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang obesitas dengan pola makan untuk pencegahan terjadinya obesitas.
1.2. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16– 18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN ?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN .
1.3.2 Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas di SMUN.
2. Mengetahui pola makan remaja putri usia 16 – 18 tahun di SMUN.
3. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Setelah diberi penyuluhan, lahan penelitian dapat memiliki gambaran mengenai hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan sehingga dapat dijadikan upaya untuk pencegahan dan pelaksanaan tindak lanjutnya.
1.4.3 Bagi Responden
Setelah diberi penyuluhan diharapkan responden mengerti tentang manfaat pengetahuan tentang obesitas dan dapat mengatur pola makan mereka dengan baik.
silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 16-18 TAHUN TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 16-18 TAHUN TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN
ABSTRAK
Tahun 1997 yang lalu dilakukan survey obesitas pada anak remaja. Di zaman yang serba modern ini banyak masyarakat yang memasak dengan mengandalkan diri dari makanan kalengan, terutama melihat dari iklan di TV. Faktor tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya obesitas, sedangkan di masyarakat pengetahuan tentang bahaya obesitas sangat kurang. Remaja dengan pola makan yang dipengaruhi iklan di TV cenderung terancam obesitas, untuk itu peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan remaja tentang obesitas dengan pola makan. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa siswi di SMUN dari 106 responden 50 siswi atau 47,16% yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang obesitas dan 45 siswi atau 42,45% yang memiliki pola makan buruk. Data tersebut melalui uji korelasi theta menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16-18 tahun tentang obesitas dengan pola makan. Dari hasil penelitian tersebut bisa menjadi pertimbangan perlunya pemberian pengetahuan yang cukup pada remaja tentang obesitas dan pola makan yang baik melalui materi belajar di sekolah.Kata Kunci : Hubungan, Pengetahuan, Remaja, Obesitas, Pola Makan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangObesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan. Dalam dua dekade yang telah berjalan anak dan remaja obesitas ditemukan meningkat masing-masing 54% dan 39% dan 70% dari mereka akan tetap obesitas ketika dewasa, selebihnya menjadi berat badan lebih stadium berat (Soetjiningsih, 2004). Kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang buruk telah secara jelas diidentifikasi sebagai penyebab masalah kesehatan ini (Zulkarnain Agus, 1999).
Penyakit yang timbul karena gaya hidup dan pola makan yang salah masih saja merupakan faktor utama penyebab terjadinya obesitas . Ancaman kesehatan yang lain adalah pengaturan pola makan yang salah. Tuntutan gaya hidup modern yang serba instan dan cepat memaksa perempuan untuk menerapkan pola makan yang serba instan pula (Zainun Mu’tadin, 2002). Wanita yang kegemukan berpeluang terkena penyakit, termasuk resiko tidak subur atau infertil, dan masalah selama kehamilan, darah tinggi dan diabetes. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kegemukan dapat mengurangi kesuburan, baik karena asupan kalori yang berlebihan atau karena hormon yang diakibatkan karena obat-obatan penunda kehamilan (pil, suntik, susuk KB dsb). Semuanya dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan (Balipost, 2004). Di masa kini makin banyak perempuan yang tak punya waktu memasak dan mengandalkan diri dari makanan kalengan. Apalagi pola makan anak sekarang khususnya remaja cenderung dipengaruhi iklan makanan di berbagai media. Terutama televisi swasta yang pengaruhnya justru menggeser pola makan tradisional (Zulkarnain Agus, 1999). Selain faktor tersebut diatas faktor lain penyebab obesitas antara lain tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pemilihan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anaknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, pengetahuan tentang gizi semakin baik. Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak karena pengetahuan tentang gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi seseorang. dalam memilih jenis dan jumlah makanan (Zulkarnain Agus, 1999).
Survei obesitas yang dilakukan pada tahun 2004 pada anak remaja siswa/ siswi SLTP di Yogyakarta menunjukkan bahwa 7,8% remaja di perkotaan dan 2% remaja di daerah pedesaan mengalami obesitas (Gsianturi, 2005). Dari penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa masa remaja merupakan masa kritis terjadinya obesitas, sesuai dengan Nasar (1995) yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa Adolesent yaitu masa kritis terakhir dalam terjadinya obesitas. Di Jogyakarta (tahun 1997). prevalensi obesitas sebesar 9,7% terjadi pada remaja putri. Apabila sekolah negeri dibedakan dengan sekolah swasta maka prevalensi obesitas di sekolah swasta lebih tinggi daripada sekolah negeri. Hal ini disebabkan karena latar belakang pengetahuan remaja dimana sekolah swasta sedikit bahkan tidak ada pendidikan kesehatan (Zulkarnain Agus, 1999).
Dengan melihat tingginya angka prevalensi obesitas di atas sebaiknya dilakukan pencegahan peningkatan prevalensi obesitas yaitu dengan memberikan masukan pada siswa SLTP / SLTA untuk mencantumkan materi mengenai gizi khususnya obesitas yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik selain itu para remaja dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji (IKM. Fak. Kedokteran UGM. Jogyakarta, 2006).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 9 April di SMUN dari 30 responden yang ditemukan hanya 13 siswa yang mengetahui bahaya obesitas dan pentingnya pola makan yang teratur. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang obesitas dengan pola makan untuk pencegahan terjadinya obesitas.
1.2. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16– 18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN ?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN .
1.3.2 Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas di SMUN.
2. Mengetahui pola makan remaja putri usia 16 – 18 tahun di SMUN.
3. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Setelah diberi penyuluhan, lahan penelitian dapat memiliki gambaran mengenai hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia 16–18 tahun tentang obesitas dengan pola makan sehingga dapat dijadikan upaya untuk pencegahan dan pelaksanaan tindak lanjutnya.
1.4.3 Bagi Responden
Setelah diberi penyuluhan diharapkan responden mengerti tentang manfaat pengetahuan tentang obesitas dan dapat mengatur pola makan mereka dengan baik.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 16-18 TAHUN TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar