KTI SKRIPSI
KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI RETENSIO PLASENTA DI RSUD
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi di ASEAN jika di bandingkan dengan angka kematian ibu dinegara tetangga seperti Filipina yaitu 170 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand yaitu 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia yaitu 39 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes RI, 2006 tgl 29-04-2009)
Menurut SDKI tahun 2000, dari tahun ke tahun mengalami penurunan yaitu angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurun Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, menurun lagi Pada tahun 2005 – 2006 AKI sebesar 262/100.000 kemudian menurun lagi pada tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Namun bila dibandingkan dengan target pada tahun 2009 menargetkan yaitu sebesar 226/100.000 kelahiran hidup, dan Pada tahun 2010 yaitu 125/100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya diperkirakan target tersebut dimasa mendatang sulit tercapai (Depkes RI, 2006 tgl 29-04-2009).
Perdarahan (28%) karena Retensio plasenta (2 1%), Infeksi (11%), keracunan kehamilan/Eklampsi (24%), Anemia (20%) dan lain–lain (17%) (Depkes RI, 200624-04- 2009) Adapun masih tingginya kejadian retensio plasenta maka perlunya upaya preventif disebabkan oleh retensio plasenta yaitu meningkatkan penerimaan keluarga berencana (KB), meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, melaksanakan penanganan manajemen aktif kala III persalinan dan tidak diperkenankan untuk melakukan masase dengan tujuan mempercepat proses persalinan plasenta.(Manuaba, 1998).
RSUD adalah sebagai salah satu pusat rujukan di propinsi Banten dimana RSUD menangani kasus komplikasi persalinan sebanyak 1709 orang, yang terdiri dari Retensio Plasenta, PEB, Partus lama, Plasenta Previa. Angka kejadiannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2006 terdapat 8%, kemudian meningkat pada tahun 2007 sebesar 10%. Dibandingkan dengan RSUD Cengkareng pada tahun 2006 sebesar 5 %.
Berdasarkan hal tersebut diatas terlihat pentingnya peran seorang bidan untuk menurunkan angka kematian ibu yang di sebabkan oleh perdarahan khususnya retensio palsenta, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Karakteristik Ibu yang Mengalami Retensio Plasenta di RSUD tahun.
1.2 Rumusan Masalah
Angka kejadian retensio plasenta sangat masih tinggi yaitu 21% Sedangkan angka kejadian retensio plasenta sangat masih tinggi di RSUD yaitu 8% tahun 2006 bila dibandingkan dengan Rumah Sakit lain seperti RSUD Cengkareng yaitu 5% dan belum diteliti yaitu karakteristik ibu yang mengalami retensio plasenta.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik ibu yang mengalami retensio plasenta Di RSUD Tahun .
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta di RSUD Tahun .
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta berdasarkan umur di RSUD Tahun .
c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta berdasarkan paritas di RSUD tahun .
d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta jarak kelahiran di RSUD Tahun .
e. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta berdasarkan riwayat abortus di RSUD Tahun .
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pembelajaran dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat dalam penelitian.
1.4.2. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam rangka meningkatkan upaya – upaya pencegahan terjadinya perdarahan karena Retensio Plasenta.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini yaitu penelitian tentang kesehatan masyarakat mengenai karakteristik ibu yang mengalami retensio plasenta di RSUD Tahun . Variable yang akan diteliti yaitu umur, paritas, jarak kelahiran. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian yaitu cross seksional.
silahkan download KTI SKRIPSI
KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI RETENSIO PLASENTA DI RSUD
KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI RETENSIO PLASENTA DI RSUD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangAngka kematian ibu di Indonesia masih tinggi di ASEAN jika di bandingkan dengan angka kematian ibu dinegara tetangga seperti Filipina yaitu 170 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand yaitu 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia yaitu 39 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes RI, 2006 tgl 29-04-2009)
Menurut SDKI tahun 2000, dari tahun ke tahun mengalami penurunan yaitu angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurun Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, menurun lagi Pada tahun 2005 – 2006 AKI sebesar 262/100.000 kemudian menurun lagi pada tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Namun bila dibandingkan dengan target pada tahun 2009 menargetkan yaitu sebesar 226/100.000 kelahiran hidup, dan Pada tahun 2010 yaitu 125/100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya diperkirakan target tersebut dimasa mendatang sulit tercapai (Depkes RI, 2006 tgl 29-04-2009).
Perdarahan (28%) karena Retensio plasenta (2 1%), Infeksi (11%), keracunan kehamilan/Eklampsi (24%), Anemia (20%) dan lain–lain (17%) (Depkes RI, 200624-04- 2009) Adapun masih tingginya kejadian retensio plasenta maka perlunya upaya preventif disebabkan oleh retensio plasenta yaitu meningkatkan penerimaan keluarga berencana (KB), meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, melaksanakan penanganan manajemen aktif kala III persalinan dan tidak diperkenankan untuk melakukan masase dengan tujuan mempercepat proses persalinan plasenta.(Manuaba, 1998).
RSUD adalah sebagai salah satu pusat rujukan di propinsi Banten dimana RSUD menangani kasus komplikasi persalinan sebanyak 1709 orang, yang terdiri dari Retensio Plasenta, PEB, Partus lama, Plasenta Previa. Angka kejadiannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2006 terdapat 8%, kemudian meningkat pada tahun 2007 sebesar 10%. Dibandingkan dengan RSUD Cengkareng pada tahun 2006 sebesar 5 %.
Berdasarkan hal tersebut diatas terlihat pentingnya peran seorang bidan untuk menurunkan angka kematian ibu yang di sebabkan oleh perdarahan khususnya retensio palsenta, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Karakteristik Ibu yang Mengalami Retensio Plasenta di RSUD tahun.
1.2 Rumusan Masalah
Angka kejadian retensio plasenta sangat masih tinggi yaitu 21% Sedangkan angka kejadian retensio plasenta sangat masih tinggi di RSUD yaitu 8% tahun 2006 bila dibandingkan dengan Rumah Sakit lain seperti RSUD Cengkareng yaitu 5% dan belum diteliti yaitu karakteristik ibu yang mengalami retensio plasenta.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik ibu yang mengalami retensio plasenta Di RSUD Tahun .
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta di RSUD Tahun .
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta berdasarkan umur di RSUD Tahun .
c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta berdasarkan paritas di RSUD tahun .
d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta jarak kelahiran di RSUD Tahun .
e. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang mengalami retensio plasenta berdasarkan riwayat abortus di RSUD Tahun .
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pembelajaran dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat dalam penelitian.
1.4.2. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam rangka meningkatkan upaya – upaya pencegahan terjadinya perdarahan karena Retensio Plasenta.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini yaitu penelitian tentang kesehatan masyarakat mengenai karakteristik ibu yang mengalami retensio plasenta di RSUD Tahun . Variable yang akan diteliti yaitu umur, paritas, jarak kelahiran. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian yaitu cross seksional.
KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI RETENSIO PLASENTA DI RSUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar