KTI SKRIPSI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN STATUS IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK UMUR 9-36 BULAN
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Begitu juga pada Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992, “Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pencegahan penyakit. Salah satunya adalah pencegahan penyakit menular dengan upaya pengebalan (imunisasi) (Depkes RI, 2005 : 1). Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956, merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Oleh karena itu perlu terus ditingkatkan untuk mencapai kekebalan masyarakat yang tinggi, sehingga penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 2). Saat ini telah digalakkan oleh pemerintah program lima imunisasi dasar lengkap yang harus diperoleh bayi atau anak sesuai jadwal, sebelum genap berusia 1 tahun. Diantaranya adalah imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT/HB, Polio dan Campak (TJ-Nur Tjahjo, 2008 : 2). Penyelenggaran program imunisasi mengacu pada kesepakatan-kesepakatan internasional, salah satunya World Health Assembly (WHA) 2003 untuk menurunkan kematian akibat campak menjadi 50% pada akhir tahun 2005 (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 5).
Tujuan program imunisasi adalah tercapainya target Universal Child Imunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada anak di 100% desa/kelurahan pada tahun dan tercapainya Reduksi Campak (RECAM) pada tahun 2006
(Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 7). Pada tahun 2006 dilaporkan Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur telah mencapai desa/kelurahan UCI sebesar 66,24% dari 8.486 desa/kelurahan yang ada (Dinkes Jatim, 2008). Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro tahun 2008, dari 36 Puskesmas tercatat ada 33 Puskesmas UCI (9 1,67%) dan 3 Puskesmas Non UCI (8,33%). Dan dari 430 desa tercatat ada 288 desa UCI (66,98%) dan 142 desa Non UCI (33,02%). Kemudian untuk pencapaian imunisasi campak se¬Kabupaten Bojonegoro sebesar 95,8%. Untuk Puskesmas Kedungadem yang merupakan salah satu puskesmas Non UCI sebesar 7 1,1%. Dan di Desa yang juga merupakan salah satu desa Non UCI, didapatkan pencapaian imunisasi campak sebesar 48,3%. Target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 untuk cakupan imunisasi campak sebesar 80%, sehingga terjadi kesenjangan 3 1,7%.
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular (Hidayat A. Aziz A, 2008 : 57). Diberikan pada usia 9-11 bulan dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 28). Keberhasilan program imunisasi disini tidak cukup hanya dengan melibatkan petugas kesehatan yang bertanggungjawab terhadap program tersebut, namun juga memerlukan dukungan dari lintas program, lintas sektoral dan peran serta aktif dari masyarakat (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 172). Menurut Azwar Azrul (1999) salah satu faktor yang menentukan terjadinya masalah kesehatan di masyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik. Yang termasuk dalam unsur karakteristik manusia antara lain umur, jenis kelamin, status perkawinan, ras/etnik, agama dan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan). Begitu juga halnya dalam masalah status imunisasi dasar anak (termasuk imunisasi campak) juga dipengaruhi oleh karakteristik keluarga dimana karakteristik ibu yang paling berpengaruh dan faktor tempat (Mirzal Tawi, 2008). Akibat tidak mendapatkan imunisasi campak disini anak bisa terinfeksi oleh virus campak (Paramyxovirus viridae measles) yang bersifat sangat menular, juga menimbulkan demam dan merah-merah pada kulit. Penyakit campak berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi seperti radang paru, radang otak yang sering mengakibatkan kematian (TJ-Nur Tjahjo, 2008 : 5). Kematian akibat campak di dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 777.000 diantaranya 202.000 berasal dari negara ASEAN dan 15% dari kematian campak tersebut berasal dari Indonesia (Depkes RI, 2006 : 128).
Salah satu upaya agar pelayanan imunisasi menjadi pelayanan yang diterima sesuai dengan kebutuhan dan mendapat dukungan dari masyarakat maka perlu kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Mengadakan pertemuan dengan masyarakat guna membangun dukungan untuk pelayanan imunisasi, 2) Merencanakan pelayanan imunisasi yang tepat, 3) Memobilisasi masyarakat dengan menggunakan metode dan pesan yang tepat, 4) Menghadapi rumor dan informasi yang salah (Depkes RI, 2005 : 249). Dan melakukan kegiatan imunisasi tambahan dengan cara Backlog Fighting, yaitu upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur di bawah 3 tahun, diprioritaskan untuk desa yang selama 2 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI (Depkes RI, 2005 : 14-15).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Status Imunisasi Campak pada Anak Umur 9-36 Bulan di Desa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Apakah ada hubungan karakteristik keluarga dengan status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa hubungan karakteristik keluarga dengan status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa
b. Mengidentifikasi karakteristik keluarga (umur, pendidikan dan pekerjaan ibu) di Desa
c. Menganalisa hubungan karakteristik keluarga (umur, pendidikan dan pekerjaan ibu) dengan status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan di lapangan terutama yang berkaitan dengan imunisasi campak yang nantinya sangat diperlukan bila terjun di masyarakat.
2. Bagi Institusi
Menambah masukan bagi peneliti selanjutnya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah dan menambah sumber kepustakaan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai informasi tentang permasalahan pencapaian program di Puskesmas untuk lebih menggalakkan penyuluhan dan pendidikan tentang imunisasi campak serta mengadakan sweeping pada anak yang belum mendapatkan imunisasi campak.
4. Bagi Responden
Menumbuhkan kesadaran para responden akan pentingnya imunisasi campak pada anak sebagai upaya dalam mencegah penyakit yang dapat merugikan dan membahayakan anak serta memotivasi responden untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan guna mengimunisasikan anaknya.
5. Bagi Masyarakat
Sebagai motivator bagi masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam membantu pelaksanaan program imunisasi, sehingga program pemerintah dapat terlaksana dengan baik.
silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN STATUS IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK UMUR 9-36 BULAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN STATUS IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK UMUR 9-36 BULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Begitu juga pada Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992, “Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pencegahan penyakit. Salah satunya adalah pencegahan penyakit menular dengan upaya pengebalan (imunisasi) (Depkes RI, 2005 : 1). Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956, merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Oleh karena itu perlu terus ditingkatkan untuk mencapai kekebalan masyarakat yang tinggi, sehingga penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 2). Saat ini telah digalakkan oleh pemerintah program lima imunisasi dasar lengkap yang harus diperoleh bayi atau anak sesuai jadwal, sebelum genap berusia 1 tahun. Diantaranya adalah imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT/HB, Polio dan Campak (TJ-Nur Tjahjo, 2008 : 2). Penyelenggaran program imunisasi mengacu pada kesepakatan-kesepakatan internasional, salah satunya World Health Assembly (WHA) 2003 untuk menurunkan kematian akibat campak menjadi 50% pada akhir tahun 2005 (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 5).
Tujuan program imunisasi adalah tercapainya target Universal Child Imunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada anak di 100% desa/kelurahan pada tahun dan tercapainya Reduksi Campak (RECAM) pada tahun 2006
(Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 7). Pada tahun 2006 dilaporkan Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur telah mencapai desa/kelurahan UCI sebesar 66,24% dari 8.486 desa/kelurahan yang ada (Dinkes Jatim, 2008). Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro tahun 2008, dari 36 Puskesmas tercatat ada 33 Puskesmas UCI (9 1,67%) dan 3 Puskesmas Non UCI (8,33%). Dan dari 430 desa tercatat ada 288 desa UCI (66,98%) dan 142 desa Non UCI (33,02%). Kemudian untuk pencapaian imunisasi campak se¬Kabupaten Bojonegoro sebesar 95,8%. Untuk Puskesmas Kedungadem yang merupakan salah satu puskesmas Non UCI sebesar 7 1,1%. Dan di Desa yang juga merupakan salah satu desa Non UCI, didapatkan pencapaian imunisasi campak sebesar 48,3%. Target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 untuk cakupan imunisasi campak sebesar 80%, sehingga terjadi kesenjangan 3 1,7%.
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular (Hidayat A. Aziz A, 2008 : 57). Diberikan pada usia 9-11 bulan dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 28). Keberhasilan program imunisasi disini tidak cukup hanya dengan melibatkan petugas kesehatan yang bertanggungjawab terhadap program tersebut, namun juga memerlukan dukungan dari lintas program, lintas sektoral dan peran serta aktif dari masyarakat (Ditjen P2PL dan Depkes RI, 2006 : 172). Menurut Azwar Azrul (1999) salah satu faktor yang menentukan terjadinya masalah kesehatan di masyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik. Yang termasuk dalam unsur karakteristik manusia antara lain umur, jenis kelamin, status perkawinan, ras/etnik, agama dan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan). Begitu juga halnya dalam masalah status imunisasi dasar anak (termasuk imunisasi campak) juga dipengaruhi oleh karakteristik keluarga dimana karakteristik ibu yang paling berpengaruh dan faktor tempat (Mirzal Tawi, 2008). Akibat tidak mendapatkan imunisasi campak disini anak bisa terinfeksi oleh virus campak (Paramyxovirus viridae measles) yang bersifat sangat menular, juga menimbulkan demam dan merah-merah pada kulit. Penyakit campak berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi seperti radang paru, radang otak yang sering mengakibatkan kematian (TJ-Nur Tjahjo, 2008 : 5). Kematian akibat campak di dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 777.000 diantaranya 202.000 berasal dari negara ASEAN dan 15% dari kematian campak tersebut berasal dari Indonesia (Depkes RI, 2006 : 128).
Salah satu upaya agar pelayanan imunisasi menjadi pelayanan yang diterima sesuai dengan kebutuhan dan mendapat dukungan dari masyarakat maka perlu kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Mengadakan pertemuan dengan masyarakat guna membangun dukungan untuk pelayanan imunisasi, 2) Merencanakan pelayanan imunisasi yang tepat, 3) Memobilisasi masyarakat dengan menggunakan metode dan pesan yang tepat, 4) Menghadapi rumor dan informasi yang salah (Depkes RI, 2005 : 249). Dan melakukan kegiatan imunisasi tambahan dengan cara Backlog Fighting, yaitu upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur di bawah 3 tahun, diprioritaskan untuk desa yang selama 2 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI (Depkes RI, 2005 : 14-15).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Status Imunisasi Campak pada Anak Umur 9-36 Bulan di Desa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Apakah ada hubungan karakteristik keluarga dengan status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa hubungan karakteristik keluarga dengan status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa
b. Mengidentifikasi karakteristik keluarga (umur, pendidikan dan pekerjaan ibu) di Desa
c. Menganalisa hubungan karakteristik keluarga (umur, pendidikan dan pekerjaan ibu) dengan status imunisasi campak pada anak Umur 9-36 Bulan di Desa
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan di lapangan terutama yang berkaitan dengan imunisasi campak yang nantinya sangat diperlukan bila terjun di masyarakat.
2. Bagi Institusi
Menambah masukan bagi peneliti selanjutnya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah dan menambah sumber kepustakaan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai informasi tentang permasalahan pencapaian program di Puskesmas untuk lebih menggalakkan penyuluhan dan pendidikan tentang imunisasi campak serta mengadakan sweeping pada anak yang belum mendapatkan imunisasi campak.
4. Bagi Responden
Menumbuhkan kesadaran para responden akan pentingnya imunisasi campak pada anak sebagai upaya dalam mencegah penyakit yang dapat merugikan dan membahayakan anak serta memotivasi responden untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan guna mengimunisasikan anaknya.
5. Bagi Masyarakat
Sebagai motivator bagi masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam membantu pelaksanaan program imunisasi, sehingga program pemerintah dapat terlaksana dengan baik.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN STATUS IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK UMUR 9-36 BULAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar