Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partus Lama di RS

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partus Lama di RS:

Menurut statistik partus lama pada tahun 2007 rata-rata di dunia menyebabkan kematian pada ibu sebesar 8% dan di Indonesia sendiri sebesar 9% sedangkan pada bayi baru lahir adalah sebesar 26% untuk dunia dan 30% untuk Indonesia. Dari hasil studi dokumentasi yang dilakukan penulis di RSUD Demang Sepulau Raya, pasien yang mengalami partus lama pada tahun 2008 sebanyak 38 orang (6,73%) dari 565 ibu bersalin, mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebanyak 47 orang (7,86%) dari 599 ibu bersalin. Kasus partus lama ini merupakan urutan ke-3 terbanyak pada tahun 2009. Kejadian partus lama dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor janin dan faktor ibu, faktor janin antara lain kelainan letak, besarnya janin, kelainan kongenital, faktor ibu antara lain usia, paritas, Ketuban Pecah Dini (KPD), grandemulti, dan pimpinan partus yang salah.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor  yang berhubungan dengan partus lama yang meliputi faktor ketuban pecah dini, paritas dan usia ibu di RSUD Demang Sepulau Raya pada tahun 2009.
Metode penelitian yang digunakan yaitu analitik dengan desain cross secsional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RSU Demang Sepulau Raya yang berjumlah 599 dan yang menjadi sampel sebanyak 240 ibu bersalin di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2009 dengan tehnik pengambilan sampel systematic random sampling. Cara ukur yang digunakan dengan dengan dokumentasi dan alat ukur berupa lembar ceklist yang dianalisa secara univariat dengan tabel persentase dan analisa bivariat dengan uji chi square.
Hasil pengolahan data bahwa proporsi ibu bersalin dengan partus lama sebanyak 47 responden (19,58%), dengan kejadian ketuban pecah dini sebanyak 22 reponden (9,17%), dengan paritas yang beresiko sebanyak 109 responden (45,42%), dan dengan usia beresiko sebanyak 57 responden (23,75%). Hasil uji Chi Square hubungan antara KPD dengan partus lama diperoleh p value 0,000 (< : 0,05), diperoleh nilai OR: 7,817, artinya ibu yang mengalami KPD berpeluang 7-8 kali lebih besar mengalami partus lama, hubungan paritas dengan partus lama diperoleh p value 0,000 (< : 0,05) dan nilai OR : 7,255, artinya ibu dengan paritas beresiko berpeluang 7 kali lebih besar mengalami partus lama, dan tidak terdapat hubungan antara usia dengan partus lama diperoleh p value 0,372 (> : 0,05). 
Kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara KPD dan paritas dengan kejadian partus lama dan tidak terdapat hubungan antara usia dengan kejadian partus lama di RSUD Demang Sepulau Raya tahun 2009. Bagi RSUD Demang Sepulau Raya dapat meningkatkan pelayanan dalam petolongan persalinan terutama pada ibu dengan faktor resiko terjadinya partus lama.

Kata Kunci : KPD, Paritas, Usia, Partus lama
Daftar Bacaan : 17 (1998-2010)

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



READ MORE - Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partus Lama di RS

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita:

Pertumbuhan fisik balita berkaitan erat dengan gizi yang dikonsumsinya belum atau kurang dari kebutuhan. Dampaknya gizi buruk, yang terparah pada balita marasmus. Angka kekurangan gizi balita di Indonesia mencapai 25,8% menargetkan pengurangannya menjadi 20% akhir tahun 2009. Di Lampung Tengah tahun 2009 status gizi buruk sebesar 7.34%. Di Desa Untoro Kecamatan Trimurjo tahun 2009 tercatat 18 balita (8,21%) mengalami pertumbuhan fisik kurang atau gizi kurang, satu 1 balita dengan gizi buruk (0,44%). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan balita antara lain  pendidikan dan ekonomi, maka rumusan masalah penelitian apa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan fisik balita.
Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan fisik balita di desa Untoro Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu analitik dengan desain cross sectional,,  populasi penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki balita yang berjumlah 219 ibu. Pengambilan sampel menggunakan rumus Notoatmojo dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh sampel 141 orang. Teknik pengampilan sampel menggunakan simple  random sampling. Pengumpulan data menggunakan angket melalui cheklist dan observasi berat badan. Selanjut data dianalisa dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji corelasi chi square.
Hasil yang diperoleh bahwa sebagian besar proporsi tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pendidikan dasar ada 52,48%, proporsi tingkat ekonomi rendah ada 53,90%, proporsi pertumbuhan fisik balita tidak normal ada 31,21%, tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pertumbuhan fisik balita (p value: 0,136), dan ada hubungan antara tingkat ekonomi dengan pertumbuhan fisik balita (p value: 0,001)
Kesimpulan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pertumbuhan fisik balita dan ada hubungan antara ekonomi dengan pertumbuhan fisik balita. Saran bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan upaya promotif seperti mengadakan lomba balita sehat, lomba cerdas cermat untuk ibu balita, dan upaya preventif dengan deteksi dini serta kuratif bagi balita gizi buruk.


Kata Kunci :Pendidikan, Ekonomi, Pertumbuhan, Balita 
Daftar Bacaan :27 (1998-2010)

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA





READ MORE - Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita

Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir

Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir:

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Berat bayi yang dilahirkan tergantung pada pertambahan berat ibu sewaktu mengandung, ibu yang kenaikan berat badannya selama hamil kurang akan melahirkan bayi dengan berat badan yang kurang pula. Bayi dengan berat lahir rendah tergolong bayi dengan resiko tinggi karena angka kesakitan dan kematiannya tinggi, begitu pula keadaan berat badan bayi yang lahir besar juga menimbulkan resiko terjadi komplikasi saat melahirkan. Di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2009 proporsi kematian disebabkan oleh BBLR sebanyak 63 kasus (36,6%), di wilayah kerja Puskesmas Punggur dari keseluruhan 725 ibu bersalin tercatat 10 kasus (1,38%) BBLR, makrosomia 5 kasus (0,69%). Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir.
Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Punggur Lampung Tengah tahun 2010.
Metode penelitian yang digunakan yaitu analitik dengan desain cross sectional, dengan populasi penelitian adalah ibu-ibu yang melahirkan berjumlah 471 dan pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sebanyak 82 ibu bersalin dengan tehnik pengambilan simple  random sampling melalui pengundian dari jumlah populasi yang ada. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode study dokumentasi dengan instrument penelitian lembar checklist yang kemudian dianalisis bivariat menggunakan uji corelasi product moment.
Hasil yang diperoleh bahwa proporsi kenaikan berat badan yang normal (7-16 kg) sebesar 62,20%, bayi dengan berat badan lahir normal yaitu sebanyak 82,92%. Hasil uji statistik diperoleh rxy = 0,5271, lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% = 0.2172, sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat korelasi positif yang signifikan antara berat badan ibu hamil terhadap berat badan bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Punggur Lampung Tengah.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Punggur. Dari kesimpulan tersebut maka disarankan bagi pihak Puskesmas dapat meningkatkan upaya promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak dengan upaya sosialisasi dan penyuluhan kepada para ibu hamil tentang nutrisi bagi ibu hamil.

Kata Kunci : Kenaikan berat badan, ibu hamil, bayi lahir
Daftar Bacaan : 32 (1998-2010)

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA



READ MORE - Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir

Hubungan Pengetahuan Remaja dengan Kehamilan Remaja

Hubungan Pengetahuan Remaja dengan Kehamilan Remaja:

Data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mengakui pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi masih rendah. Hanya 55% remaja yang mengetahui proses kehamilan, (Kabid BKKBN Sumatera Utara). Data lain yaitu : 42% remaja mengetahui HIV dan hanya 24% remaja mengetahui terhadap penyakit menular seksual (PMS). Untuk usia 15-24 tahun pengetahuan laki-laki hanya 46,1% dan perempuan 43,1%. Dampak dari kebutuhan dan kurangnya informasi remaja tersebut, menimbulkan berbagai persoalan di kalangan remaja, mulai dari narkoba, HIV dan AIDS sampai dengan hubungan seks sebelum nikah. Jumlah pernikahan menurut usia di Kecamatan Bandar Mataram yaitu : usia 19-30 tahun adalah 90%, 30 tahun ke atas 10%, sedangkan untuk usia 16-20 tahun adalah 45% dan 21-30 tahun adalah 55%. 

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja dengan kehamilan remaja di Desa Mataram Jaya Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010. 

Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan rancangan cross sectional, berupa hubungan pengetahuan remaja dengan kehamilan remaja di Desa Mataram Jaya Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010. Variabel independen pada penelitian ini yaitu pengetahuan remaja dan variabel dependen adalah kehamilan remaja. Populasi penelitian ini adalah remaja putrid berusia 14-19 tahun dari delapan (8) Dusun di Desa Mataram Jaya Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah yang bersedia mengisi kuesioner. Besar sample yang digunakan adalah sebanyak 137 remaja. 

Hasil penelitian ini adalah distribusi frekuensi pengetahuan remaja sebesar 62,0% dengan pengetahuan kurang, distribusi frekuensi kehamilan remaja sebesar 43,1% hamil usia kurang dari 19 tahun dan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja dengan kehamilan remaja di Desa Mataram Jaya (X2 hitung > X2 tabel). Insiden kehamilan remaja dapat diturunkan dengan memberikan penyuluhan tentang reproduksi sehat.  

Kata Kunci : Pengetahuan, Kehamilan Remaja 
Daftar Bacaan : 18 (1994 – 2009)

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


READ MORE - Hubungan Pengetahuan Remaja dengan Kehamilan Remaja

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui Bayi Usia 6-12 Bulan

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui Bayi Usia 6-12 Bulan:
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal menurut Williams (2006), menyebutkan ASI mengandung sedikitnya 100 macam zat yang tidak terdapat dalam susu formula. Pemberian ASI eksklusif dari berbagai segi akan sangat menguntungkan. Selain bagi bayi juga bagi ibu. Lebih dari itu dari sudut pandang psikologis, ASI adalah sarana pendekatan hubungan ibu dan bayi yang paling efektif. Dampak yang muncul dari tidak diberikannya ASI eksklusif pada bayi atau ASI parsial adalah menurunnya imunitas bayi. Puskesmas Pujokerto Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah pemberian ASI eksklusif sebesar 17,61% dengan target sebesar 80%. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan peneliti terhadap 10 orang ibu menyusui bayi 6-12 bulan diketahui bahwa proporsi ASI eksklusif hanya sebesar 30%.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Wilayah Puskesmas Pujokerto Trimurjo Lampung Tengah tahun 2010. 
Subjek penelitian ini adalah ibu yang memberikan ASI bayi usia 6-12 bulan dan objek penelitiannya adalah umur ibu, pendidikan, pengetahuan dan sikap. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan populasi yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan yang berada di wilayah Puskesmas Pujokerto Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah yaitu sebanyak 165 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 63 ibu, cara pengambilan sampel menggunakan sistem simple random sampling. Sedangkan analisis statistik univariat berupa distribusi frekuensi dan persentase dan statistik bivariat dengan chi square.
Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian asi eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Pujokerto Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah yaitu proporsi ibu memberikan ASI eksklusif sebanyak 34,9%, proporsi pemberian ASI ekslusif berdasarkan umur reproduksi sehat (79,4%), pendidikan rendah (77,6%), pengetahuan kurang (57,1%), sikap mendukung (55,6%). Dari analisis bivariat didapatkan harga chi square dari variabel umur : 0,1 < 3,841, pendidikan : 10,57 > 3,841, pengetahuan : 8,84 > 3,841, sikap : 0,39 < 3,841. 
Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan antara pendidikan dan pengetahuan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Tidak ada hubungan antara umur dan sikap dengan perilaku pemberian ASI ekslusif. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif maka disarankan untuk lebih meningkatkan kepedulian, penyuluhan dan peran serta masyarakat tentang ASI eksklusif, disamping itu untuk mempercepat peningkatan pemberian ASI eksklusif secara efektif maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar tercapai generasi yang sehat, cerdas dan kuat dikemudian hari. 

Kata Kunci : ASI Eksklusif, umur, pendidikan, pengetahuan, sikap 
Daftar Bacaan : 16 (1997-2010)


Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA


READ MORE - Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui Bayi Usia 6-12 Bulan

Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologisselama Masa Kehamilan

Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologisselama Masa Kehamilan:

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan yang benar, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu. Pada wanita hamil atau ibu yang sedang hamil penjelasan mengenai perubahan alat kandungan sangatlah penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil belum mengetahui tentang perubahan-perubahan yang ada pada diri mereka, sehingga perlu diberi penjelasan mengenai perubahan-perubahan fisiologi kehamilan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologi pada masa kehamilan di BPS CH. Sudilah tahun 2007 yang dilakukan terhadap 30 ibu hamil primigravida. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara accidental. Tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan instrumen penelitian berupa kuisioner. 
Hasil penelitian menunjukan pengetahuan ibu hamil primigravida di BPS CH. Sudilah tentang perubahan fisiologis pada masa kehamilan dalam kategori cukup terdapat 3 orang (10%), kurang 23 orang (77%), Sangat kurang 4 orang (13%).

nda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

READ MORE - Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologisselama Masa Kehamilan

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita Mengenai Posyandu

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita Mengenai Posyandu:

Menurut hasil SDKI 2002-2003 angka kematian balita 64 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini belum mencapai target 58 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).Namun pada kenyataanya, menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2004, dari jumlah Posyandu yang mencapai 242.124 unit, hanya 40% yang menjalankan fungsinya dengan baik. Di Propinsi Lampung terdapat 4.3030 atau 60 persen dari 7.173 unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), saat ini tidak berfungsi sama sekali (Bandar Lampung, 23 Mei).  Di Kabupaten Tanggamus, jumlah Posyandu yang terdaftar di Dinas Kesehatan 894 buah. Di kelurahan Tanjung Agung kecamatan Pugung, yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tanggamus, terdapat 6 posyandu, dan terdapat 1 dari 6 posyandu yaitu Posyandu Koncang yang cakupan penimbangan balitanya masih rendah yaitu 31% atau hanya 47 orang dari 149 balita, sedangkan target penimbangan balitanya adalah 80%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai balita Kelurahan Tanjung Agung Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus tahun 2007. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Tehnik sampling yang digunakan adalah secara acak sederhana. Sampel diambil 25% dari 149 orang yaitu 37 orang. Subjek penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki balita di Posyandu Koncang dan objek penelitian adalah pengetahuan dan pendidikan ibu yang mempunyai balita. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode angket dan alat ukur kuisioner yang langsung pada responden.
Secara umum didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan ibu-ibu yang mempunyai balita di posyandu Koncang dikategorikan masih rendah yaitu tingkat SD sebanyak 27 orang (73%), dan tingkat pengetahuan ibu-ibu yang mempunyai balita di posyandu dikategorikan kurang baik yaitu sebanyak 28 orang (75,73%). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa gambaran tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai balita (1-5 tahun) mengenai posyandu di Posyandu Koncang masih kurang, sehingga diperlukan motivasi dan pembinaan pada ibu-ibu yang mempunyai balita.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan ibu yang Mempunyai balita Mengenai Posyandu


nda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




READ MORE - Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita Mengenai Posyandu

Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologisselama Masa Kehamilan

Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologisselama Masa Kehamilan:

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan yang benar, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu. Pada wanita hamil atau ibu yang sedang hamil penjelasan mengenai perubahan alat kandungan sangatlah penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil belum mengetahui tentang perubahan-perubahan yang ada pada diri mereka, sehingga perlu diberi penjelasan mengenai perubahan-perubahan fisiologi kehamilan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologi pada masa kehamilan di BPS CH. Sudilah tahun 2007 yang dilakukan terhadap 30 ibu hamil primigravida. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara accidental. Tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan instrumen penelitian berupa kuisioner. 
Hasil penelitian menunjukan pengetahuan ibu hamil primigravida di BPS CH. Sudilah tentang perubahan fisiologis pada masa kehamilan dalam kategori cukup terdapat 3 orang (10%), kurang 23 orang (77%), Sangat kurang 4 orang (13%).

nda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

READ MORE - Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologisselama Masa Kehamilan

Hubungan Berat Badan Lahir dengan Rupture Perineum pada Persalinan Normal

Hubungan Berat Badan Lahir dengan Rupture Perineum pada Persalinan Normal:

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228 per 100.000. Penyebab utama dari kematian ibu di Indonesia tersebut adalah perdarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi (11%), komplikasi puerpurium (8%), dan lain-lain (29%). Perdarahan merupakan penyebab kematian utama dimana salah satunya dapat disebabkan oleh rupture perineum  (Depkes RI, 2007). Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya rupture spontan maupun episiotomi. perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara berat badan lahir dengan ruptur perineum pada persalinan normal.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi pada penelitian ini adalah ibu bersalin yang ada di BPS, dengan jumlah sampel adalah seluruh ibu bersalin menggunakan metode total sampling sampling.
Hasil dari peneltian ini adalah terdapat hubungan antara berat badan lahir dengan ruptur perineum di BPS Sri Wahyuningsih tahun 2010, dengan p value 0,001 lebih kecil  dari nilai α  (0,005) (X2 hitung > X2 tabel (18,51 > 3,481) dengan taraf signifikan 5% dan dk=1. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan bayi lahir dengan terjadinya ruptur perineum spontan di BPS Sri Wahyuningsih tahun 2010, sehingga disarankan bagi penolong persalinan untuk peningkatan keterampilan lebih dalam melakukan pertolongan persalinan khusunya pda ibu bersalin dengan bayi yang cukup besar.

Kata Kunci : Berat badan Bayi Lahir, Rupture Perineum


Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




READ MORE - Hubungan Berat Badan Lahir dengan Rupture Perineum pada Persalinan Normal

Hubungan Usia dan Paritas Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

Hubungan Usia dan Paritas Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah:

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara usia dan paritas dengan kejadian BBLR pada ibu bersalin yang akan dilaksanakan di RSD Demang Sepulau Raya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional guna mengetahui hubungan antara usia dan paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR dengan populasi penelitian seluruh ibu bersalin di RSD Demang Sepulau Raya tahun 2009 berjumlah 595 orang ibu, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 240 ibu bersalin dengan tehnik pengambilan sampel systematic random sampling. Variabel yang diteliti adalah usia dan paritas sebagai variabel bebas dan BBLR sebagai variabel terikat dengan instrumen pengumpulan data angket berupa lembar checklist yang kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus uji statistik Chi-Square yang diolah secara komputerisasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji statistik untuk usia diperoleh p = 0,001 lebih rendah dari nilai alpha ( , sehingga ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian BBLR dan hasil uji statistik untuk paritas diperoleh p = 0,247 lebih tinggi dari nilai alpha ( , sehingga tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian BBLR.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu bersalin dengankejadian BBLR dan tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR di RSD Demang Sepulau Raya tahun 2009. Dari kesimpulan tersebut maka dapat disarankan kepada pihak Rmah Sakit untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal pada ibu bersalin terutama ibu yang memiliki faktor resiko BBLR.

Kata kunci : Usia, Paritas, BBLR

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA




READ MORE - Hubungan Usia dan Paritas Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas:
Infertilitas ( kemandulan ) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan seksual secara teratur ( 2-3 kali seminggu ) tanpa kontrasepsi selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat disebabkan 40% dari pihak suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 pasangan usia subur dengan metode pengambilan sampel total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh, suami berumur 26-35 tahun sebanyak 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA sebanyak 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri kesehatan sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%). Berdasarkan sikap pasangan usia subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%). Dengan demikian penyampaian informasi dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan masih diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan sikap yang baik tentang infertilitas.

Keywords: Pengetahuan, Sikap, Infertilitas

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI :
READ MORE - Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB

Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB:
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 206,2 juta jiwa, sehingga menjadi masalah bagi Indonesi karena tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya menurunkan jumlah kelahiran dengan program keluarga berencana, diantaranya dengan menggunakan alat kontrasepsi Pil KB. Berdasarkan pencatatan bidan desa di desa Pandiangan akseptor KB Pil 46 orang (36,62%).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh akseptor KB yang bertempat tinggal Desa Pandiangan, sampel semua akseptor KB yang berdomisili di dusum I,II,III,IV,VI yang berjumlah 110 akseptor KB.Dusun terpilih ditentukan secara purposive. Analisis statistik dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.
Prevalens rate alat kontrasepsi Pil KB 32,7%. dan terdapat tiga variabel yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna tidak bekerja (p=0,008), jumlah anak cukup (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,006) dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB dan tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara umur (p=0,058), pendidikan (p=0,338), pengetahuan (p=0,420), dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Hasil analisis multivariat di peroleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hubungannya dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB adalah pekerjaan, jumlah anak dan dukungan keluarga dengan persemaan garis regresi logistik y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . Faktor dominan adalah jumlah anak.
Tingginya prevalensi penggunaan alat kontrasepsi Pil KB maka perlu diupayakan supaya petugas Program Penyuluhan Lapangan Keluarga Berencana Desa Pandiangan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang metode penggunaan alat kontrasepsi yang efektif dan permanen seperti sterilisasi wanita atau sterilisasi pria. Khususnya bagi akseptor KB dengan tidak ada dukungan keluarga, tidak bekerja dan jumlah anak cukup.

Kata kunci : kontrasepsi Pil KB, cross sectional.


ABSTRACT

The population of Indonesia in 2000 reached 206,2 million people, so that it was became a problem for Indonesia because it was not appropriate with economy development. One of effort to decrease the number of birth with family planning program, among them using family planning pill contraception. Based on data recording of village midwife in Desa Pandiangan, pill family planning acceptors were 46 people (36,62%).
The purpose of this research was to analize factors that related to the using of
family planning pill contraception for acceptor in Desa Pandiangan Kecamatan lae Parira Kabupaten Dairi in 2010. This research was analityc with cross sectional design. The population of this research was all of the family planning pill acceptor who live in Desa Pandiangan, and the sample of all acceptor who live in Dusun I, II, III, IV, VI were 110 acceptor. The chosen Dusun is determined purposive. Statistic analysis is done with univariate analysis, bivariat analysis and multivariate analysis.
Prevalens rate of family planning pill contraception was 32,7% and there were three variables that had assosiation connection, that is unempolyement (p=0,008) the number of children was enough (p=0,000), family support (p=0,006) with the using of family planning pill contraception and there was no assosiation connection that means among age (p=0,058), education (p=0,338), kmowledge (p=0,420), with the using of family planning pill contraception. The result of multivariate analysis is gotten some factors that influenced in their connection with using family planning with using family planning pill contracepsion were job, the number of children, and family support with logistic regression line equation y=-
3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . The dominant factor was the number of children.
The highest prevalens of using family planning pill contraception need to effort the program Illumination Field Family Planning Desa Pandiangan so that
more increase illumination about method of using contraception that effetive and
permanent as man and women sterilizations. Especially for family planning acceptor is not family support, who unemployment, and mother who had the number of children was enough.

Key words: contraceptive pills, cross sectional.

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI :

READ MORE - Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB

Pelaksanaan Metode Amenore Laktasi pada Ibu Pasca Nifas

Pelaksanaan Metode Amenore Laktasi pada Ibu Pasca Nifas:
Mal merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien mendapat haid dan waktunya kurang dari 6 bulan pasca persalinan, keluarga sebagai unit kecil kehidupan bangsa diharapkan dapat menerima norma keluarga kecil Bahagia dan Sejahtera.penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan MAL pada ibu pasca nifas di klinik bersalin kasih ibu binjai utara. Disain penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 orang dengan metode total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Mei 2010, dengan instrumen penelitian berupa kuisioner yang meliputi data karakteristik. Dan pelaksanaan MAL berupa pengertian, alasan memilih MAL, lamanya amenore, frekuensi menyusui, berhubungan seksual, perdarahan bercak selama menggunakan MAL, dan kejadian kehamilan. Hasil penelitian ini didapat yang mengerti tentang MAL (53,3%), alasan memilih MAL mudah (76,7%), hubungan seksual tidak bermasalah, lama amenore > 6 bulan (96,7%), frekuensi menyusui < 4 jam (86,7%), tidak terjadi perdarahan bercak (100%), tidak terjadi kehamilan selama 6 bulan (100%). Dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden melakukan metode kontrasepsi MAL secara benar walaupun secara pengertian masih rendah.

Kata Kunci : Kontrasepsi, MAL, Ibu menyusui
Daftar Pustaka : 20 (1998-2009)

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI :
READ MORE - Pelaksanaan Metode Amenore Laktasi pada Ibu Pasca Nifas

Pengetahuan dan Sikap ibu Tentang Teknik Mengedan Yang Benar Pada Proses Persalinan Normal

Pengetahuan dan Sikap ibu Tentang Teknik Mengedan Yang Benar Pada Proses Persalinan Normal:
Persalinan adalah suatu proses hasil pengeluaran konsepsi dari dalam uterus melalui vagina yang dapat hidup di dunia luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap ibu dalam melakukan teknik mengedan yang benar pada proses persalinan normal di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 68 orang dengan metode pengambilan total sampling, analisis data kuantitatif. Penelitian ini mulai dari bulan Februari- April 2010 menggunakan instrumen berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (44,1%), terdapat sikap yang salah dalam melakukan teknik mengedan yaitu sebanyak 40 orang (58,8%). Dari hasil penelitian diharapkan agar peneliti lanjutan lebih spesifik meneliti variabel yang lebih bervariasi atau dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang teknik mengedan yang benar pada proses persalinan normal di Klinik Sally Medan tahun 2010.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Teknik Mengedan
Daftar Pustaka : 21 (1998-2009)

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI :
READ MORE - Pengetahuan dan Sikap ibu Tentang Teknik Mengedan Yang Benar Pada Proses Persalinan Normal

Statistik Nonparametrik

Statistik Nonparametrik:
Seperti telah diungkapkan pada bab sebelumnya, bahwa proses sosial adalah merupakan pengaruh timbal balik antara berbagai sisi kehidupan, diantaranya pengaruh timbal balik antara sektor kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara sektor kehidupan hukum, sektor kehidupan agama, sektor kehidupan politik dan sebagainya.
RANKING DATA
Yaitui menaikkan peringkat data sehingga menjadi sekurang-kurangnya berskala interval.

GOODNES OF FIT TEST
Metode Goodness of Fit Test digunakan untuk melakukan pengujian dua sampel atau lebih yang saling berpasangan dan atau dari dua sampel atau lebih yang saling bebas.

WILCOXON SIGNED RANK TEST
Metode Wilcoxon Signed Rank Test dimaksudkan sebagai alat untuk menguji perbedaan dari dua median yang diperoleh dari dua himpunan data dengan cara pengambilan data secara bertahap.

MANN WHITNEY TEST
Metode Mann Whitney Test digunakan untuk menguji dua perbedaan Median dari dua sampel yang diambil secara independent, sampel-sampel random yang besarnya n1 dan n2 bisa diperoleh dari populasi – populasi yang berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal.

KRUSKALL WALLIS
Pengujian ini merupakan pengembangan dari model Mann Whitney Test, pengujian ini dgunakan untuk membandingkan dua atau lebih nilai rata-rata populasi secara bersama-sama.

UJI INDEPENDENCY
Yang dimaksudkan dengan uji kebebasan (uji independency) adalah merupakan cara untuk melihat ketergantungan hubungan antara 2 (dua) variabel yang diukur berdasarkan skala nominal.
READ MORE - Statistik Nonparametrik

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Yang Memiliki Balita

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Yang Memiliki Balita:
Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin. Berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu Tanjung Rejo, cakupan K1 di Kelurahan Tanjung Rejo adalah sebesar 90% dan cakupan K4 adalah sebesar 90%. Data ini belum mencapai target nasional yaitu
95%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang memiliki balita di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitis dengan desain cross sectional. Populasi adalah ibu yang memiliki balita. Jumlah sampel yang diperlukan yaitu 96 orang.
Dari hasil penelitian didapatkan proporsi pemeriksaan kehamilan yang tidak
lengkap 32,3% dan yang lengkap 67,7%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat 4 variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan yaitu umur ibu (p=0,002), paritas (p=0,023), pengetahuan(p=0,001), dan faktor keterjangkauan(p=0,005). Sementara variabel yang tidak berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah pendidikan ibu (p=0,971), pekerjaan ibu (p=0,916), dan dukungan keluarga (p=0,625).
Hasil analisis multivariat di peroleh persamaan Y = -7,908 + 1,595X1 + 1,968
X2 + 1,278 X3. Variabel tersebut adalah umur ibu, pengetahuan ibu dan faktor keterjangkauan.
Diharapkan kepada petugas Puskesmas Pembantu Tanjung rejo agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang perlunya pemeriksaan kehamilan baik kepada ibu hamil maupun keluarganya untuk meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga. Peneliti lain diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini di tempat yang berbeda untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

Kata kunci : pemeriksaan kehamilan, cross sectional, analisis faktor.


ABSTRACT

Maternal Mortality is a mojor issue faced by developing country. Frequent antenatal care will decrease the death and deformity for both mother and the born child. Based on the data from Tanjung Rejo Citizen Health Care, the scope of K1 in Tanjung Rejo district reaches 90 % and 90 % for scope of K4. The data has not beenreaching the national target of 95%.
This research is aiming at analyzing the factor that relates to comprehensive antenatal care through mothers that has infant under five years old in Tanjung Rejo district, Medan Sunggal in 2010 with analytical of cross sectional design. Population is mothers which has infant under five years old. The amount of sample required is 96.
As the resulted, the incomplete proportion of antenatal care reaches 32,3% and the complete one reaches 67,7%. Bivariat analysis resulted shows that there are four variables that had association connection and meant statistically which are mother’s age (p=0,005), parity (p=0,039), knowledge(p=0,002),affordable factory (p=0,011). Therefore, variables that had not association and meant statistically are mother’s education (p=0,971), mother’s work (p=0,916), and family’s support (p=0,625).
Multivariate analysis resulted the equation Y = -7,908 + 1,595X1 + 1,968 X2 + 1,278
X3. Those variables are mother’s age, knowledge and affordable factory.
It is hoped for the oficial of Tanjung Rejo Citizen Health Care increasing the extensión of the needs to do antenatal care for pregnant mother and family. Another reseachers is hoped to continue this research in the different are ato find out which factor is the most dominant in relating to antenatal care comprehensiveness.

Keywords : antenatal care, cross sectional, factor analysis.

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI :


READ MORE - Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Yang Memiliki Balita

Distribusi Kemungkinan Teoritis

Distribusi Kemungkinan Teoritis:
PENGERTIAN DISTRIBUSI KEMUNGKINAN TEORITIS
Yang dimaksud dengan Distribusi Kemungkinan Teoritis adalah merupakan distribusi (tingkat penyebaran) dari suatu kejadian yang dapat diharapkan berdasarkan pertimbangan-petimbangan teoritis, misalkan masalah probabilitas untuk mendapatkan kesempatan menang atau kalah didalam suatu undian.
VARIABEL RANDOM
Yaitu variabel acak atau variabel random yang nilainya merupakan suatu hasil perolehan yang terjadi didalam suatu percobaan. Distribusi Kemungkinan Teoritis terbagi menjadi:
1. Variabel Random Diskrit
2. Variabel Random Kontinu


DISTRIBUSI BINOMIAL
Yang dimaksud dengan distribusi Binomial adalah dstribusi kemungkinan teoritis (diskrit), dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-Probabilitasnya independent ( saling bebas )
-Hasil percobaan mempunyai dua "outcomes" nilai yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah :
1.Sukses
2.Gagal

DISTRIBUSI MULTINOMIAL
Distribusi ini merupakan perluasan dari distribusi binomial dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
1.Peristiwanya independent
2.Setiap percobaan tunggal mempunyai hasil kejadian lebih dari 2 (dua) dan semuanya disebut sukses.
3.Peluang terjadinya setiap "outcomes" disebut p1, p2 ....pn sehingga P(n)= 1
4.Biasanya dalam hal ini jumlah percobaan tertentu.

DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK
Distribusi Hipergeometrik adalah suatu bentuk distribusi yang diperoleh dari hasil percobaan dengan pengambilan sekaligus secara acak (random) dan tanpa pengembalian.

DISTRIBUSI POISSON
Distribusi ini ditemukan oleh Poisson, sedangkan aplikasi atau pemakaiannya sama saja dengan distribusi binomial. Hanya saja pada distribusi Poisson ini ada suatu persyaratan yaitu jika probabilitasnya (p) 0,01 dan (n)0,50 .
Rata-ratanya = n.p

DISTRIBUSI NORMAL
Hampir semua data penelitian dengan pengambilan sampel yang cukup memadai akan mempunyai distribusi normal.
•Grafik Distribusi normal selalu berada di atas sumbu x dan tidak pernah memotong sumbu x tersebut.
•Bentuknya simetris terhadap rata-ratanya (  ).
•Nilai x dapat dikonversikan kedalam nilai standar (nilai baku)

READ MORE - Distribusi Kemungkinan Teoritis

Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis:
Pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji "parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari permasalahan yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Ada beberapa pengertian dalam pelaksanaan pengujian hipotesis, diantaranya:
Tingkat signifikansi/taraf nyata ()
Tingkat keyakinan/tingkat kepercayaan -----> 1 – 

PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Pengujian Dua Pihak (Pihak kiri dan pihak kanan) : Pernyataan Hipotesa dengan tanda “=” dan “”
2. Pengujian Satu Pihak (Pihak kiri saja) : Pernyataan Hipotesa dengan tanda “” dan “<”
3. Pengujian Satu pihak (Pihak kanan saja) ; Pernyataan Hipotesa dengan tanda “” dan “>”

READ MORE - Pengujian Hipotesis

Uji Chi Square

Uji Chi Square:
Sejalan dengan konsep kenyataan yang sering terjadi, bahwa hasil observasi biasanya selalu tidak tepat dengan yang diharapkan (tidak sesuai) dengan yang direncanakan berdasarkan konsep dari teorinya (sesuai dengan aturan-aturan teori kemungkinan atau teori probabilitasnya).

Asumsi-asumsi hasil perhitungan:
Jika x2 = 0, maka dapat diartikan bahwa frekuensi-frekuensi teoritis dan yang diharapkan adalah tepat sama dengan frekuensi-frekuensi hasil observasinya;
Jika x2 > 0, maka frekuensi-frekuensi tersebut dapat diartikan tidak tepat sama.
Semakin besar nilai 2, maka dapat diartikan semakin besar pula perbedaan antara frekuensi yang diobservasi dan yang diharapkan .

TAHAPAN PENGUJIAN
Dalam menentukan uji nyata dari suatu persoalan yang ungkapkan, Jumlah derajat kebebasan v ditentukan oleh :
  1. v = k – 1, (k: banyaknya peristiwa yang terjadi). Derajat kebebasan ini digunakan, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung tanpa harus menduga parameter populasi dari statistik sampelnya.
  2. V = k – 1 – m. Derajat kebebasan ini digunakan, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung hanya dengan menduga m parameter populasi dari statistik sampelnya.
  3. Tingkat Keyakinan (1 – α) atau Tingkat ketidak yakinan (taraf nyata) α ditetapkan sebagai nilai-nilai kritis untuk menarik kesimpulan dari yang diobservasi, dengan demikian selanjutnya dapat sehingga ditunjukkan ada beda atau tidaknya setelah dibandingkan hasil perhitungan nilai x2 yang diobservasi dan nilai 2 berdasarkan nilai-nilai kritisnya.
  4. Penarikan kesimpulan untuk menyatakan ada beda atau tidak dinyatakan sebagai berikut: Jika x2 hitung > x2tabel, maka dapat diartikan ada pebedaanyang nyata dan jika x2 hitung ≤ x2 tabel, maka dapat diartikan tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi dan yang diharapkannya.
  5. Secara umum tahapan pengujian didasarkan pada penetapan Hipotesis Nol (Ho), yaitu menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan berdasarkan asumsi dari yang membuat pengamatan, misalkan dengan pernyataan “Tidak ada Perbedaan Yang nyata antara Teori dan Praktek” Sedangkan Hipotesis Alternatif adalah merupakan kebalikan dari hipotesis nol, sehingga untuk hipotesis alternatif permyataannya adalah “Ada Perbedaan Yang Nyata Antara Teori dan Praktek”.
  6. Untuk mengambil keputusan diterima atau ditolaknya kesimpulan sementara (Hipotesis), pada masalah sosial dan ekonomi seringkali menggunakan taraf nyata (Tingkat ketdak percayaan) antara 1%, 5% dan 10% atau dengan kata lain bahwa pengamatan dilakukan dengan tingkat keyakinan (Confidence Level) antara 99%, 95% dan 90%. Selanjutnya batas-batas pengamatan ini dijadikan sebagai batas nilai-nilai kritis untuk menolak atau menerima Hipotesis, dengan ketentuan seperti di atas.
  7. Perlu kiranya diperhatikan jika nilai x2 mendekati nol, hal ini dapat diartikan bahwa frekuensi yang diamati hampir sama dengan frekuensi yang diharapkan.
  8. Uji Chi-kuadrat dapat pula dipakai untuk menentukan apakah distribusi-distribusi teoritis, seperti distribusi normal, binormal dan lainnya, sesuai dengan distribusi-distribusi empiris, yaitu distribusi yang diperoleh dari data sampel yang dijadikan sebagai objek pengamatannya.


READ MORE - Uji Chi Square

Macam Korelasi

Macam Korelasi:
  1. Korelasi positip : Korelasi positif adalah tingkat hubungan antara dua variabel yang mempunyai ciri, bahwa perubahan variabel independent x (variabel bebas x) diikuti oleh perubahan variable dependent y (variabel tidak bebas y) secara “searah.”.
  2. Korelasi negatip: Korelasi negatif adalah tingkat hubungan antara dua variabel yang mempunyai ciri, bahwa perubahan variabel independent x (variabel bebas x) diikuti oleh perubahan variabel dependent y (variabel tidak bebas y) secara “Berlawanan”.
  3. Korelasi sederhana (simple corelation) : Adalah tingkat hubungan yang terjadi antara 2 (dua) variabel saja.
  4. Korelasi Multiple (Multiple Corelation) : Yaitu tingkat hubungan yang tejadi antara 2 (dua) variable atau lebih. Misalkan pada model regrsi linier multiple ( y = a0 + a1x1 + a2x2 + e ), maka maksud dan pengertian dari pernyataan di atas adalah: Tingkat hubungan antara y dengan x1 atau tingkat hubungan antara y dengan x2 atau tingkat hubungan antara x1 dan x2.
  5. Korelasi sempurna (perfect corelation) : Maksud dan pengertian dari Korelasi sempurna antara 2 variabel, yaitu suatu kondisi bahwa setiap nilai variabel bebas x akan terdapat pada setiap nilai variabel tidak bebas y nya. Hal ini dapat diartikan pula, bahwa garis regresi yang terbentuk dari data yang tersebar (terdistribusi) adalah merupakan tempat kedudukan dari data – data dimaksud, sehingga nilai r nya =1 atau r = -1
  6. Korelasi Tidak Sempurna (Imperfect Corelation) : Korelasi antara 2 (dua) variabel dikatakan tidak sempurna, jika titik–titik yang tersebar tidak terdistribusi tepat pada satu garis lurus.
  7. Korelasi yang mustahil (nonsense corelation): Korelasi antara dua variabel yang seolah-olah ada tetapi tidak ada.


READ MORE - Macam Korelasi

Probabilitas

Probabilitas:
PENGERTIAN PROBABILITAS
Dalam kenyataan sehari-hari seringkali kita mendengar adanya pernyataan “mungkin dan atau tidak mungkin”, secara spesifik pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai gambaran sebuah pernyataan “Kepastian dan atau ketidak pastian” yang biasa dikatakan sebagai Probabilitas atau kemungkinan.
Ada dua pendekatan yang biasa dilakukan pada teori ini, antara lain:
1. Pendekatan Matematis
2. Pendekatan Empiris

PERISTIWA YANG SALING MENIADAKAN DAN TIDAK SALING MENIADAKAN
Dua atau lebih kejadian disebut saling meniadakan (mutually exclusive) jika kejadian-kejadian tersebut tidak dapat terjadi bersama-sama, suatu kejadian tertentu akan menghalangi atau meniadakan satu atau lebih kejadian yang lain. Sedangkan dua atau lebih kejadian dikatakan tidak saling meniadakan apabila kejadian-kejadian tersebut dapat terjadi bersamaan (non mutually exclusive). Sebagai ilustrasi untuk kejadian yang saling meniadakan atau tidak saling meniadakan adalah sebagai berikut:
- Mutually exclusive (Kejadian yang saling lepas)
- Non Mutually exclusive (Kejadian yang dapat terjadi bersama-sama):

NILAI HARAPAN MATEMATIS (EKSPEKTASI)
Dalam setiap kesempatan kita selalu dihadapkan dengan pengambilan keputusan, bahkan mungkin setiap saat. Keputusan tersebut mulai dari yang paling sederhana sampai dengan keputusan yang paling sulit, misalkan disaat kita mau menentukan kearah mana kaki harus melangkah, bagaimana kebijakan yang seharusnya terhadap karyawan yang indisipliner, dimana tempat usaha yang seharusnya ditempatkan dan lain sebagainya.
Setiap Keputusan akan menghadapi empat kemungkinan, yaitu :
a. Kepastian (Certainty)
b. Risiko (Risk)
c. Ketidak pastian (Uncertainty)
d. Konflik (Conflict)

READ MORE - Probabilitas

Analisis Data Deret Waktu

Analisis Data Deret Waktu:
Data deret waktu adalah merupakan data hasil pencatatan secara terus menerus dari waktu ke waktu (periodik). Ada empat faktor komponen variasi atau gerak yang masing-masing sering dianggap sebagai pengaruh yang dianggap dapat menjelaskan keseluruhan, diantaranya:
a.Gerak jangka panjang atau trend
b.Gerak siklis
c.Gerak musiman, dan
d.Gerak reguler atau residu
Model yang dianggap cocok dengan letak titik-titik pada diagram diusahakan diinterpretasikan kedalam model matematis, agar dapat digunakan dalam memprediksi suatu persoalan.

TREND LINIER
Model trend biasa digunakan untuk memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang), adapun bentuk umum dari model trend linier ini dinyatakan dengan persamaan : yt = a + bx
yt: Nilai trend untuk setiap unit x
x: Unit waktu tertentu
a : intercept (nilai trend yt pada saat x = 0)
b: Koefisien trend: Pertambahan y untuk setiap unit waktu tertentu

Adapun metode untuk menentukan nilai a dan b pada model trend linier ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.Least Square Method (metode kuadrat terkecil)
2.Semi Average Method (metode setengah rata-rata)

METODE SETENGAH RATA-RATA (SEMI AVERAGE METHOD)
Metode setengah rata-rata dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan model trend selain menggunakan cara kuadrat terkecil. Pada metode ini dari sekelompok data dibagi menjadi 2 (dua) bagian yang sama, jika jumlah datanya ganjil, maka data yang ditengah dapat dihilangkan atau dapat pula dihitung 2 kali.

ANALISIS GERAK SIKLIS
Variasi musim didasarkan pada gerak siklis atau variasi siklis yang bergerak turun naik disekitar trendnya. Gerak musiman ini sifatnya lengkap selama kurun waktu satu tahun kalender. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gerak musiman ini diantaranya faktor cuaca dan faktor kebiasaan, seperti pola tanam padi, palawija, dan komoditas lainnya. Variasi ini dapat dilukiskan dengan adanya empat kondisi yaitu: kondisi untung, kondisi rugi, kondisi tidak stabil dan kondisi pemulihan keadaan. Kejadian ini secara logis dapat menimbulkan kondisi-kondisi puncak baik tertinggi maupun terendah.
Untuk lebih memudahkan dalam melakukan analisis data deret waktu, akibat adanya pengaruh keempat faktor di atas, antara lain karena adanya faktor-faktor, seperti:
T untuk menyatakan trend,
S untuk menyatakan gerak siklis,
M untuk menyatakan gerak musiman,
R untuk menyatakan variasi residu (gerak ireguler)

Maka model untuk data deret waktu untuk hasil jualan, dinyatakan dengan persamaan:
y=TS M R

Sedangkan untuk data tahunan, biasanya dinyatakan dengan model:
y =T S R
Hal tersebut didasarkan karena gerak musiman biasanya tidak tercerminkan dalam total tahunan atau rata-rata bulanan setiap tahun.
READ MORE - Analisis Data Deret Waktu

Angka Relatif dan Angka Indeks

Angka Relatif dan Angka Indeks:
Angka relatif dan atau angka indeks adalah merupakan angka perbandingan yang digunakan untuk menentukan dan melihat terjadinya perubahan selama kurun waktu tertentu dengan menggunakan pembanding dari data waktu dasarnya.

ANGKA RELATIF
  • Relatif Harga
  • Relatif Jumlah
  • Relatif Nilai

ANGKA INDEKS
Ada tiga macam angka indeks, yaitu: indeks harga, indeks jumlah dan indeks nilai.
Pn : Harga pada waktu yang ditentukan
Po : Harga pada waktu dasar
Qn : Jumlah pada waktu yang ditentukan
Qo : Jumlah pada waktu dasar

PERUBAHAN WAKTU DASAR
Waktu dasar yang telah ditetapkan sesungguhnya dapat dilakukan perubahan, adapun cara (Langkah) untuk melakukan perubahan antara lain:
Jika data mengenai harga, jumlah dan atau data mengenai nilainya masih lengkap, maka untuk melakukan perubahan waktu dasar dari waktu dasar yang telah ditentukan, caranya hanya melakukan pemindahan angka 100 dari waktu dasar lama ke waktu dasar baru. Jika data yang dipunyai hanya sebatas angka indeksnya saja (tanpa data harga, jumlah maupun nilai
INDEKS GABUNGAN TAK TERTIMBANG
Indeks gabungan tak tertimbang (Indeks Agregatif Tak terimbang), umumnya dapat dicari dengan menentukan rata-rata dari indeks-indeks yang membentuk gabungan (Agregatif). Indeks gabungan tak tertimbang ini kepentingan relatifnya berbeda-beda ada yang disebutkan dengan ukuran kg, liter, ikat, butir atau lainnya, dan oleh karena ukuran relatifnya tidak diperhatikan, maka dikatakan sebagai agregatif tak tertimbang. Indeks agregatif tak tertimbang = (8,74/8,18) x 100 = 106,85.

INDEKS GABUNGAN TERTIMBANG
Yang dimaksud dengan Indeks gabungan Tertimbang (Indeks Agreragtif tertimbang) adalah ukuran perbandingan yang didasarkan pada bobot dari setiap elemen barang yang akan diukur. antara lain:
1. Cara Laspeyres (cara dengan menggunakan tahun dasar)
2. Cara Paasche (cara tahun yang ditentukan)
3. Cara Fisher (cara keduanya, dikatakan sebagai indeks ideal)
4. Cara Drobisch
5. Cara Marshal Edgeworth

INDEKS LASPEYRES
Perhitungan indeks pada cara Laspeyres ini ditekankan pada jumlah barang (Kuantitas barang) pada waktu dasar sebagai bobot terhadap harga

INDEKS PAASCHE
Perhitungan indeks pada cara Paasche ini ditekankan pada jumlah barang (kuantitas barang) pada waktu yang ditentukan sebagai bobot terhadap harga.

INDEKS FISHER
Perhitungan indeks pada cara Fisher ini dikatakan sebagai indeks ideal, karena nilai indeks Fisher diperoleh dari akar kuadrat indeks Laspeyres dan indeks Paasche.

INDEKS DROBISCH
Indeks Drobisch digunakan untuk mengantisipasi penentuan angka indeks, jika indeks Paasche dan indeks Laspeyres terjadi perbedaan yang terlalu jauh angkanya. I

INDEKS MARSHAL-EDGEWORTH
Pada penentuan angka indeks ini lebih ditekankan terhadap bobot dari jumlah pada waktu tertentu dengan bobot dari jumlah pada waktu dasar.
READ MORE - Angka Relatif dan Angka Indeks

Penyajian Data

Penyajian Data:
Di dalam statistika, selain pengumpulan data dan tabulasi data juga dikenal dengan istilah penyajian data, baik dalam bentuk tabel (daftar) maupun dalam bentuk grafik (diagram).

Grafik (Diagram)
Ada berbagai penyajian data dengan menggunakan tampilan grafik atau diagram, antara lain adalah: Grafik garis, Grafik batang, Grafik lingkaran (pie), Diagram lambang, Diagram peta (kartogram), dan Diagram pencar serta lainya.

Grafik Garis
Adalah merupakan model penyajian data yang dituangkan dalam bentuk garis, pada diagram ini pada umumnya dibuat untuk garis horizontal yang menunjukkan waktu dan garis vertikal menunjuk-kan jumlah.

Grafik batang
Grafik batang adalah merupakan model penyajian data yang dituangkan dalam bentuk batangs, pada diagram ini pada umumnya dibuat untuk garis horizontal menunjukkan waktu dan garis vertikal menunjuk-kan jumlah.

Grafik Lingkaran
Grafik Lingkaran adalah merupakan model penyajian data yang dituangkan dalam bentuk lingkaran (pie). Secara umum pada pembuatan grafik ini, data keseluruhan dibentuk secara proporsional dalam sebuah lingkaran (pie),
Diagram Lambang (Diagram Peta)
Diagram Lambang adalah merupakan model penyajian data yang dituangkan dalam bentuk lambang secara spesifik sesuai dengan kondisi yang ingin disampaikan, misalkan Informasi mengenai perkembangan jumlah hewan ternak, Informasi mengenai jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan lainnya.

Diagram Pencar
Diagram Penca adalah merupakan model penyajian data yang dituangkan dalam bentuk garis, dengan cara menarik garis yang sesuai (bisa linier, kuadratis atau lainnya) berdasarkan penyebaran data yang terjadi. Diagram ini secara umum digunakan pada model persamaan regresi atau model trend.

READ MORE - Penyajian Data

Pengertian Daftar Distribusi Frekuensi

Pengertian Daftar Distribusi Frekuensi:
Penyajian data dalam bentuk daftar distribusi frekuensi, adalah dimaksudkan sebagai upaya menyusun urutan data kedalam kelas-kelas interval, untuk kemudian ditentukan jumlah (frekuensinya), berdasarkan data yang sesuai dengan batas-batas interval kelasnya. Banyaknya data atau frekuensi ditiap kelas interval, berdasarkan hasil dari tabulasi data.
Adapun langkah atau cara menetapan frekuensi-frekuensi (jumlah) data dalam tiap interval kelas, untuk kemudian disajikan dalam bentuk daftar distribusi frekuensi, antara lain seperti berikut:
Tahapan penyusunan data kedalam bentuk daftar distribusi frekuensi:
Pastikan jumlah data yang terhimpun seakurat mungkin
Perhatikan data tertinggi dan data terendah dari himpunan data tersebut
Tetapkan jarak (range), dari himpunan data yang kita punyai:
Jarak (range), yaitu selisih antara data tertinggi dengan data terendah, adapun formulasinya dituliskan sebagai berikut:

( R ) = Xmaks – Xmin (data terbesar – data terkecil)…………. II – 1

Merencanakan jumlah kelas (banyak kelas) yang akan digunakan dalam suatu daftar tersebut, biasanya antara 5 sampai dengan 15 kelas, namun demikian jumlah kelas atau banyak kelas dapat pula ditentukan berdasarkan aturan Sturges (ancer-ancer atau kira-kira), dengan formulasi sebagai berikut:
b = 1+3,3 log n ……………… II – 2
Langkah berikutnya adalah menentukan panjang kelas (P) pada tiap interval kelas dari daftar tersebut, dengan formulasi seperti berikut:


Macam-macam Distribusi Frekuensi:

a. Distribusi Frekuensi Relatif
b. Distribusi Frekuensi Kumulatif
c. Distribusi Frekuensi Terbuka
d. Histogram
e. Poligon Frekuensi

READ MORE - Pengertian Daftar Distribusi Frekuensi

Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel dan Skala Pengukuran:
Karakteristik-karakteristik yang terdapat pada elemen-elemen dari populasi tersebut bisa disebut sebagai variabel. Informasi (data) yang diperoleh dari hasil pengamatan, dikenal beberapa ukuran (skala), antara lain: Skala Nominal Skala Ordinal, Skala Interval dan Skala Rasio.

Skala Nominal:
Yang dimaksud dengan skala nominal, yaitu merupakan skala (ukuran) untuk menyatakan informasi atau keterangan dalam bentuk jawaban yang benar secara tertutup dari dua pilihan atau lebih, seperti : Pernyataan jawaban Ya atau Tidak, Siang atau Malam, Laki-laki atau perempuan, asal daerah (Jawa, Bali, Kalimantan atau lainnya), status perkawinan (kawin/tidak kawin), status pendidikan (SD, SLTP, SLTA, D1, D3, S1, S2, atau S3), agama yang dianut oleh responden ( Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu) dan lain sebagainya.

Skala Ordinal:
Pada skala ini urutan simbol atau kode berupa angka mempunyai arti urutan jenjang bisa dimulai dari yang paling negatip sampai yang paling positif atau dapat juga sebaliknya (Sebagai hierarki), misalnya: sangat baik, baik, cukup baik, jelek dan sangat jelek (masing-masing dengan kode 5, 4, 3, 2, 1 atau sebaliknya

Skala Interval:
Yang dimaksud dengan Skala Interval, adalah merupakan ukuran yang dibatasi pada interval tertentu, yang termasuk pada skala ini antara lain, ukuran kelembaban udara, suhu badan pada skala Fahrenheit, Celsius, dan Reamur. Ukuran tekanan udara, dan lainnya pada ukuran (skala interval) ini mempunyai aturan skala yang berbeda berdasarkan letak dan jarak serta kondisinya.

Skala Rasio:
Skala Ratio adalah merupakan skala dengan hierarki yang paling tinggi dibandingkan dengan skala-skala lainnya. Adapun yang dimaksud dengan skala rasio adalah merupakan angka atau bilangan berdasarkan hasil perbandingan (angka relatif), dalam hal ini skala rasio tidak dimulai dari angka nol dan ditentukan berdasarkan konsep kesebandingan (tidak sembarang).

READ MORE - Variabel dan Skala Pengukuran

Data

Data:
Data adalah bentuk jamak dari datum, yang dapat diartikan sebagai informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa, angka, kata-kata, atau dalam bentuk lisan dan tulisan lainnya.
Cara memperoleh data dapaty dilakukan dengan 3 (tiga) hal, antara lain:
0. Data Primer : Langsung dari objek yang dikteliti
1. Data Sekunder : Tidak langsung dari objek yang diteliti (dari Badan yang mengumpulkan data)
2. Data Tersier : Tidak langsung dari objek yang diteliti ( raantainya lebih panjang dari data skunder)



READ MORE - Data

Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel:
POPULASI
Populasi, yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama. Ada dua jenis populasi yaitu populasi terhingga (terbatas jumlahnya) dan populasi takterhingga (tidak terbatas jumlahnya). Cara untuk mendapatkan keterangan (informasi) dari semua anggota populasi dan tanpa kecuali disebut sensus. Pelaksanaan sensus di dalam penelitian jarang dilakukan karena:
  • Faktor biaya operasional yang tinggi;
  • Faktor lamanya waktu yang tersedia;
  • Faktor tingkat akurasi data (ketepatan) perhitungan seringkali tinggi penyimpangannya;
  • Kurang efektif dan efisien dalam pelaksanaannya

Namun demikian, betapapun cara Sensus banyak sekali kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya, tetapi kelebihan cara Sensus adalah, hasil yang didapatkan merupakan hasil yang sebenarnya.

SAMPEL
Yang dimaksud dengan sampel, yaitu bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representative) terhadap populasinya.

READ MORE - Populasi dan Sampel

Konsep dan Pengertian Statistika

Konsep dan Pengertian Statistika:
Proses sosial sebagai pelaksanaan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain: Interaksi dengan metode kualitatif dan interaksi dengan metode kuantitatif. Interkasi dengan menggunakan metode kualitatif, dimaksudkan sebagai suatu cara untuk memberi dan atau mendapatkana informasi dalam bentuk pernyataan “kata sifat”, atau lazimnya dikatakan sebagai bentuk kualitas (tingkatan), baik yang dapat dilihat maupun dirasakan, mjulai dari bentuk, jenis, status, keadaan, rupa, maupun jenjang pendidikan seseorang. seperti: Tinggi, rendah, sedang, hitam, putih, bulat, lonjong, sangat bagus, sangat jelek, enak, cantik, jelek, laki-laki, perempuan, ya, tidak, SD, S3, kawin belum kawin dan lainnya.

Statistika, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan serta analisis pembuatan keputusan dan penarikan kesimpulan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan pengolahan data yang dilakukan. Statistik, Adalah hasil dari olahan data yang disajikan dalam bentuk informasi, diagram, tabel-tabel, serta lainnya.
READ MORE - Konsep dan Pengertian Statistika

Gambaran Akseptor KB AKDR

Gambaran Akseptor KB AKDR:
AKDR Merupakan salah satu alat kontrasepsi berjangka panjang dan efektif untuk menjarangkan kelahiran anak. setelah penggunaan AKDR berbagai macam keluhan pada akseptor AKDR, walaupun keluhan ini umum terjadi pada awal-awal pemasangan.
Penelitian ini bertujuan diketahuinya karakteristik akseptor KB AKDR ditinjau dari usia, paritas, pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan gambaran akseptor KB AKDR ditinjau dari lama pemakaian dan keluhan yang dialami di wilayah kerja Puskesmas Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan subyek penelitian adalah akseptor KB AKDR di wilayah kerja Puskesmas Yosomulyo sreta obyek penelitian adalah gambaran akseptor KB AKDR tentang umur, paritas, pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lama pemakaian dan keluhan yang dialami. Populasi penelitiannya sebanyak 395 orang pengambilan sampel yaitu 15% dari jumlah populasi 395 yaitu sebanyak 59 orang dengan menggunakan metode quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan instrumen penelitian berupa kuesioner (daftar pertanyaan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akseptor KB AKDR berdasarkan umur akseptor KB AKDR yang tertinggi dengan umur > 30 tahun sebanyak 78%, berdasarkan paritas akseptor KB AKDR yang tertinggi dengan paritas 2 – 3 sebanyak 66,1%, berdasarkan pekerjaan akseptor KB AKDR yang tertinggi dengan pekerjaan PNS sebanyak 47,5%, berdasarkan tingkat pendidikan akseptor KB AKDR yang tertinggi yaitu perguruan tinggi sebanyak 45,8%, berdasarkan tingkat ekonomi akseptor KB AKDR tertinggi yaitu tingkat ekonomi sedang sebanyak 40,7%, berdasarkan pemakaian akseptor KB AKDR yang tertinggi yaitu lama pemakaian 10 – 20 tahun sebanyak 35,6%, berdasarkan keluhan yang dialami akseptor KB AKDR yang tertinggi adalah nyeri atau mules sebanyak 83,1%.
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa akseptor KB AKDR banyak mengalami keluhan nyeri/mules. Hal ini biasa terjadi, dan rasa sakit itu akan berkurang dengan semakin lamanya pemakaian AKDR.

Kata Kunci: Karakteristik (Usia, Paritas, Pekerjaan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Ekonomi), Gambaran (Lama Pemakaian, Keluhan yang Dialami), Akseptor KB AKDR

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI
READ MORE - Gambaran Akseptor KB AKDR

Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas

Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas:
Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak dimandikan walaupun dengan air hangat, karena bayi belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Jika bayi dibasahi dengan air maka panas yang ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Memandikan bayi bagi ibu nifas merupakan pekerjaan yang berat dan membingungkan karena kondisi tali pusat bayi yang masih basah, di tambah lagi dengan kondisi ibu setelah proses persalinan yang melelahkan dan bertambah sulit lagi jika ibu bersalin post sesio secarea atau post vakum. Namun jika mengetahui pedoman penatalaksanaan memandikan bayi yang benar maka hal itu bukanlah pekerjaan yang berat (Dr. Bona Simanungkalit, DH.SM., M.Kes., 2007).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari terhadap Ibu Nifas di BPS Dwi Yuni Fitariyanti Tegineneng Lampung Selatan.
Subjek dari penelitian ini adalah Ibu Nifas di BPS Dwi Yuni Fitariyanti Tegineneng Lampung Selatan, sedangkan objek penelitiannya adalah Cara Memandikan Neonatus 0-7 hari.
Populasi yang diteliti adalah keseluruhan ibu nifas sebanyak 40 orang, dan sampel yang diambil adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 40 orang sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.
Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan pelaksanaan cara memandikan neonatus 0-7 hari. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen penelitian berupa cheklist pelaksanaan memandikan neonatus oleh ibu nifas dimana data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan cara memandikan neonatus 0-7 oleh ibu nifas di BPS Dwi Yuni Fitariyanti Tegineneng Lampung Selatan yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 8 orang (20%), dalam kategori cukup sebanyak 31 orang (77,50%), dalam kategori kurang sebanyak 1 orang (2,50%), sedangkan dalam kategori kurang sekali tidak ada.

Kata kunci : Memandikan neonatus 0-7 hari, Ibu Nifas.

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI

READ MORE - Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas

Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Kehamilan

Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Kehamilan:
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI di negara-negara ASEAN lainnya. Menurut SDKI (2002-2003) AKI di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup (www.sdki.indonesia.com.id,2007). Penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan eklampsi. Sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi kronis. Selain itu keadaan ibu sejak pra hamil dapat berpengaruh terhadap kehamilan. (Sarwono Prawirohardjo,2002:6).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin juga merupakan masalah besar di negara berkembang dan negara miskin. Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin dan lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan tehnologi yang ada serta biaya relatif rendah (Sarwono Prawirohardjo,2002:3).
Sampai akhir 2007 jumlah ibu hamil mencapai 4.620.400 orang atau sekitar 3% dari jumlah penduduk Indonesia. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk menurunkan AKI, termasuk di antaranya program save motherhood yang telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988. Akses terhadap pelayanan antenatal sebagai pilar kedua Safe Motherhood juga cukup baik,yaitu 87% pada tahun 1997 namun mutunya perlu ditingkatkan terus. (Sarwono Prawirohardjo, 2002:7)
Dari kebanyakan ibu primigravida sering mengatakan adanya keluhan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, pening dan lain-lain (Ayah Bunda, 2007). Kekhawatiran ini kemungkinan lebih disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang diperoleh oleh ibu. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan fisiologis

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI
READ MORE - Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Kehamilan

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan:
ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan diberikan setiap saat dan tidak diberikan makanan tambahan lain walau pun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Menurut data profil kesehatan Propinsi Lampung pada tahun 2002 jumlah bayi yang ada sebesar 159. 987 bayi yang diberikan ASI ekslusif hanya 68.527 bayi atau (42,83%). Sebagian besar ibu sudah memberikan makanan pendamping ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan karena ibu sibuk bekerja dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif. Bayi yang diberikan makanan pendamping ASI kurang dari 6 bulan dapat mengakibatkan resiko jangka panjang dan jangka pendek. Resiko jangka panjang dapat terjadi obesitas, hipertensi arteriosklerosis, alergi. Pada resiko jangka pendek dapat terjadi penurunan produksi ASI, anemia, gastroenteritis dan berbagai penyakit infeksi, seperti diare, batuk, pilek, radang tenggorokan dan gangguan pernafasan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang dampak pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan di Desa Banjarrejo Puskesmas Batanghari kab. Lampung Timur.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan teknik analisa menggunakan persentase dan skala ukur ordinal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara acak sederhana atau sampel random sampling. Subyek penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang memiliki bayi usia kurang dari 6 bulan dan yang telah memberikan makanan pendamping ASI di Desa Banjarrejo Wilayah Kerja Puskesmas Batanghari Kabupaten Lampung Timur.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang dampak pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan termasuk kategori cukup dengan persentase (58,85%) dan yang termasuk kategori cukup dengan persentase (48,15%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu menyusui di Desa Banjarrejo Wilayah Kerja Puskesmas Batanghari tentang dampak pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan termasuk dalam kategori kurang (58,85%).

Kata kunci : Pengetahuan, ibu menyusui, makanan pendamping ASI

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI


READ MORE - Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan

Gambaran Penyapihan Anak Kurang dari 2 Tahun

Gambaran Penyapihan Anak Kurang dari 2 Tahun:
Pada waktu dilahirkan, jumlah sel otak bayi telah mencapai 66% dan beratnya 25% dari ukuran otak orang dewasa, periode pertumbuhan otak yang paling kritis dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun, jadi apabila pada masa tersebut seorang anak menderita gizi dapat berpengaruh negatif terhadap jumlah dan ukuran sel otaknya, dalam hal ini pemberian ASI hingga 2 tahun sangat dianjurkan (Krisnatuti dan Yenrina, 2000).
Keputusan berhenti menyusui adalah pilihan masing-masing ibu. Usia menyapih biasanya 2 tahun, namun ada juga yang sampai 4 tahun atau lebih. Menurut beberapa penelitian komposisi ASI terus berubah hingga anak usia 2 tahun dan masih tetap mengandung nutrisi penting yang berguna untuk membangun system kekebalan tubuh anak (Nadesul, 2007).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui gambaran penyapihan anak kurang dari 2 tahun di Desa Gondang Rejo 32 B, yang menjadi subyek adalah semua ibu yang melakukan penyapihan anak kurang dari 2 tahun. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah gambaran penyapihan anak kurang dari 2 tahun di Desa Gondang Rejo 32 B. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 45 dan yang dijadikan sampel adalah seluruh jumlah populasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan tentang Pengetahuan ibu, karakteristik ibu, kehamilan, cara penyapihan dan status gizi anak pada ibu yang melakukan penyapihan anak kurang dari 2 tahun. Data dikumpulkan dan diolah dengan tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori tinggi sebanyak 27 orang (60%), pendidikan yang paling banyak adalah tingkat pendidikan SLTP yaitu sebanyak 19 orang (42,22%), pekerjaan yang paling banyak adalah petani sebanyak 23 orang (51,1%), kehamilan yang paling banyak adalah ibu tidak hamil pada saat menyusui sebanyak 41 orang (91,11%), cara penyapihan yang paling banyak adalah dengan cara metode bertahap sebanyak 38 orang (84,44%), setatus gizi balita yang paling banyak adalah berat badan balita berada pada garis kuning sebanyak 26 orang (57,78%).

Kata Kunci : Penyapihan, kurang dari 2 tahun

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI


READ MORE - Gambaran Penyapihan Anak Kurang dari 2 Tahun

Gambaran Akseptor KB Metode Operatif Pria (MOP)

Gambaran Akseptor KB Metode Operatif Pria (MOP):
Pengembangan metode kontrasepsi pria masih jauh tertinggal karena adanya hambatan-hambatan yang ditemukan antara lain kesulitan dalam memperoleh informasi tentang alat kontrasepsi, hambatan medis yang berupa ketersediaan alat maupun ketersediaan tenaga kesehatan, selain itu juga adanya rumor yang beredar di masyarakat mengenai alat kontrasepsi sehingga hal ini menjadi faktor penghambat dalam pengembangan metode kontrasepsi (BKKBN, 2001).
Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahuinya gambaran keikutsertaan suami menjadi akseptor KB berdasarkan pengetahuan, karakteristik suami (pendidikan, ekonomi), alasan ikut KB MOP, keluhan di Puskesmas Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Tahun 2007.
Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan obyek penelitian; gambaran keikutsertaan suami menjadi akseptor KB MOP. Subyek penelitiannya suami yang menjadi akseptor KB MOP di wilayah kerja Puskesmas Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat yang berjumlah 20 akseptor. Populasi yang digunakan adalah seluruh suami yang memakai MOP yang berjumlah 20 akseptor dan sampel yang dipakai adalah 20 akseptor karena populasi < 100 maka sampel diambil semua. (Arikunto, 2006). Alat ukur yang digunakan angket dan kuesioner.
Berdasarkan hasil analisa data tentang gambaran keikutsertaan suami menjadi akseptor KB MOP diperoleh pengetahuan suami sebesar 9 akseptor (40%) atau dalam kategori kurang, berdasarkan tingkat pendidikan suami PUS yang terbanyak adalah 13 akseptor (65%) termasuk dalam jenjang pendidikan dasar, berdasarkan alasannya suami mengikuti KB MOP yang terbanyak adalah anak > 4 sebanyak 12 akseptor (60%) dan sebanyak 18 akseptor (90%) akseptor tidak mempunyai keluhan selama memakai MOP.
Kesimpulannya adalah secara keseluruhan keikutsertaan suami dalam mengikuti akseptor KB MOP berdasarkan pengetahuan yang kurang tentang aksptor KB MOP. Akseptor memakai KB MOP mempunyai alasan sendiri anak > 4 serta selama menggunakan alat kontrasepsi tersebut tidak memiliki keluhan.

Kata Kunci : Keikutsertaan, Akseptor KB MOP

Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI
READ MORE - Gambaran Akseptor KB Metode Operatif Pria (MOP)

Arsip Blog

tes