Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228 per 100.000. Penyebab utama dari kematian ibu di Indonesia tersebut adalah perdarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi (11%), komplikasi puerpurium (8%), dan lain-lain (29%). Perdarahan merupakan penyebab kematian utama dimana salah satunya dapat disebabkan oleh rupture perineum (Depkes RI, 2007). Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya rupture spontan maupun episiotomi. perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara berat badan lahir dengan ruptur perineum pada persalinan normal.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi pada penelitian ini adalah ibu bersalin yang ada di BPS, dengan jumlah sampel adalah seluruh ibu bersalin menggunakan metode total sampling sampling.
Hasil dari peneltian ini adalah terdapat hubungan antara berat badan lahir dengan ruptur perineum di BPS Sri Wahyuningsih tahun 2010, dengan p value 0,001 lebih kecil dari nilai α (0,005) (X2 hitung > X2 tabel (18,51 > 3,481) dengan taraf signifikan 5% dan dk=1. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan bayi lahir dengan terjadinya ruptur perineum spontan di BPS Sri Wahyuningsih tahun 2010, sehingga disarankan bagi penolong persalinan untuk peningkatan keterampilan lebih dalam melakukan pertolongan persalinan khusunya pda ibu bersalin dengan bayi yang cukup besar.
Kata Kunci : Berat badan Bayi Lahir, Rupture Perineum
Anda tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar