Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Bergizi dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan

KTI SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
MAKANAN BERGIZI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI
POSYANDU DESA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KABUPATEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Hal yang paling utama dalam pemberian makanan anak adalah makanan apa yang seharusnya diberikan, kapan waktu pemberian dan dalam bentuk yang bagaimana makanan tersebut diberikan (Helvetia, 2007).
Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada makanan padat sebagai makanan tambahannya. Berdasarkan ilmu gizi, para bayi perlu diperkenalkan kepada jenis makanan pendamping ASI agar mereka dapat memperoleh unsur gizi diantaranya karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang mereka perlukan untuk pertumbuhan mereka. Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi mulai dengan 1 jenis rasa setiap mengenalkan jenis makanan baru, mulai bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat (Sulistijani, D.A dan Herlianty, 2001).
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka bayi termasuk kelompok yang paling mudah menderita kelainan gizi. Sedangkan saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat dan memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Maka kesehatan yang baik ditunjang dengan keadaan gizi yang baik, ini merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seorang anak. Pengetahuan ibu yang baik dalam pemberian makanan pendamping ASI sangat menunjang status gizi anak (Yustina Rostiawati, 2002).
Salah satu faktor penyebab perilaku penunjang orang tua dalam memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang makanan bergizi bagi bayinya. Yang dimaksud dengan pengetahuan ibu tentang makanan bergizi adalah hasil tahu karena faktor penginderaan terhadap suatu obyek tertentu tentang bahan makanan yang diperlukan dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh ibu, sehingga banyak bayi yang mengalami gizi kurang. Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi dan masalah psikososial diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orang tua, khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya. Yang dimaksud dengan pemberian makanan pendamping ASI adalah pemberian makanan tambahan pada bayi setelah bayi berusia 6-24 bulan, jadi selain makanan pendamping, ASI pun harus tetap diberikan pada bayi sampai bayi berusia 2 tahun (Depkes, RI, 2006).
Pemantauan rutin yang telah dilakukan pemerintah melalui sistem kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) menunjukkan jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit semakin meningkat. Data hasil penelitian saudari Suyanah berdasarkan data SUSENAS (Survei Kesehatan Nasional) pada tahun 2002 dari 23.323.731 balita, dijumpai prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP) ringan pada balita adalah 4.576.035 balita (19,6 %), KEP sedang 1.954.500 balita (8,4 %), sedangkan untuk KEP berat 972.292 balita (4,2 %). (Depkes RI, 2002)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota bayi yang diberi makanan pendamping ASI yaitu sebanyak 701 bayi (80 %). Berdasarkan data hasil studi pendahuluan pada tanggal 10-29 maret 2010 di posyandu desa dari 85 jumlah bayi, 25 bayi yang usia 6-12 bulan didapatkan lebih dari 60 % dari bayi mempunyai riwayat pernah mendapatkan MP-ASI sejak 3-4 bulan dan 40 % dari bayi diberi MP-ASI sesuai umur bayi. Pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan terdiri dari usia 6-9 bulan tediri dari ASI, nasi tim, dan buah, sedangkan untuk usia 9-12 bulan terdiri dari ASI, nasi tim, bubur susu, dan buah, sedangkan pada MP-ASI instan bisa langsung dibuat sendiri oleh ibu. Tapi lebih baiknya kalau ibu men\mberikan MP-ASI pada bayinya dengan membuat sendiri, tidak beli yang instan, karena lebih hieginies dan tidak mengandung pengawet.
Selain itu berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil ibu yang mempunyai pengetahuan kurang tentang makanan bergizi sebanyak 5 orang (20 %), yang berpengetahuan cukup 8 orang (30 %), sedang yang berpengetahuan baik 12 orang (50 %). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian “Adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu desa

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi
1.3.2.2 Mengetahui pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan
1.3.2.3 Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Wilayah desa Kecamatan Gampengrejo Kabupaten

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Memberikan masukan dan sebagai data dasar tentang pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan tentang makanan bergizi dalam pemberian makanan pendamping ASI.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan informasi dan panduan dalam penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan.

silahkan download KTI SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN BERGIZI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN
KLIK DIBAWAH 
READ MORE - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Bergizi dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan

Peran Keluarga pada Remaja Putri dalam Memberikan Informasi tentang Menstruasi di Desa

KTI SKRIPSI
PERAN KELUARGA PADA REMAJA PUTRI DALAM MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG MENSTRUASI DI DESA

ABSTRAK 
Menstruasi pertama merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa. Menstruasi merupakan siklus bulanan yang normal terjadi pada wanita usia subur. Menstruasi pertama bisa menjadi saat yang menyusahkan bagi remaja putri seringkali disertai rasa takut, cemas dan membingungkan. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui peran keluarga pada remaja putri dalam memberi informasi tentang menstruasi yang dilakukan di  pada bulan Mei s/d Juli. jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 142 keluarga, dengan sampel 25% (36) keluarga yang masing – masing mempunyai anak perempuan yang menginjak usia remaja. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan data primer dengan cara membagikan kuesioner pada responden yang terdiri atas 30 pertanyaan. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 21 keluarga (56,3%) mempunyai peran yang baik dalam memberikan informasi tentang tanda dan gejala menstruasi dan satu keluarga (2,8%) mempunyai peran yang kurang dalam memberikan informasi tentang tanda dan gejala menstruasi. Sedangkan peran keluarga dalam memberikan informasi tentang kebersihan (hygiene) saat mengalami menstruasi mayoritas adalah cukup 20 keluarga (55,55%) dan minoritas kurang 2 keluarga (5,55%), dalam memberikan informasi tentang perubahan psikologis remaja putri pada saat menstruasi mayoritas adalah baik 21 keluarga (58,3%) dan minoritas kurang 6 keluarga (16,7%). Keluarga hendaknya mempertahankan peran baik dalam mendidik anak perempuan yang menginjak remaja. Karena remaja merupakan masa transisi yang memerlukan orang tua sebagai tempat untuk berbagi masalah.
Kata Kunci    : Peran Keluarga + Remaja Putri + Informasi Tentang Menstruasi

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
PERAN KELUARGA PADA REMAJA PUTRI DALAM MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG MENSTRUASI DI DESA
READ MORE - Peran Keluarga pada Remaja Putri dalam Memberikan Informasi tentang Menstruasi di Desa

Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri tentang Dismenorea dalam Kesehatan Reproduksi di Sekolah

KTI SKRIPSI
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG DISMENOREA DALAM KESEHATAN REPRODUKSI DI SEKOLAH
ABSTRAK
Dismenore merupakan rasa nyeri atau sakit pada saat periode menstruasi dimana gangguan ini bersifat subjektif karena berat atau kekuatan nyerinya sukar untuk dinilai. Nyeri haid merupakan masalah yang sudah umum bagi kaum wanita terutama remaja puteri dengan kekuatan yang berbeda-beda pada setiap orang, mulai dari ringan, sedang dan sampai hebat sehingga penderita tidak dapat melakukan kegiatannya sehari-hari. Rasa nyeri pada dismenore biasanya terletak diperut bagian bawah. Dismenore biasanya timbul 2 atau 3 tahun setelah menars. Sekitar 50% dari wanita mengalami dismenore. Karena tingginya angka kejadian, berbagai macam cara penghilang rasa sakit dilakukan. Dalam hal ini sangat diperlukan pengertian dan penerangan dari orang tua untuk tidak terlalu keras atau mengasihani, yang justru sangat membantu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan remaja puteri tentang dismenore dalam kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari kuesioner yang dianalisa secara deskriptif dengan jumlah sample 67 orang di Sekolah Menengah. Dari hasil penelitian ini mayoritas berasal dari kelas I yaitu sebanyak 31 orang (46,3%), dan minoritas berasal dari Kelas II yaitu sebanyak 17 orang (25,4%). Sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 62 orang (92,5%) dan sisanya berpengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 5 orang (7,5%). Untuk media informasi sebagian besar diperoleh dari sekolah dan paling sedikit diperoleh dari petugas kesehatan, hal ini mungkin karena kebanyakan remaja puteri akan pergi kepetugas kesehatan jika nyeri haid tersebut hebat. Dari pernyataan diatas maka disarankan agar setiap siswa aktif menggali informasi tentang kesehatan reproduksi. Juga bagi instansi dan orangtua untuk mendukung siswa atau anak mereka.
Kata Kunci : Dismenore, Kesehatan Reproduksi, Pengetahuan, Remaja,

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG DISMENOREA DALAM KESEHATAN REPRODUKSI DI SEKOLAH
KLIK DIBAWAH 
READ MORE - Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri tentang Dismenorea dalam Kesehatan Reproduksi di Sekolah

Karakteristik Wanita dengan Kanker Payudara di Rumah Sakit

KTI SKRIPSI
KARAKTERISTIK WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT
 
Kanker payudara adalah suatu penyakit Neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma dimana sel telah kehilangan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Masalah kanker payudara juga ditandai dengan tingginya mortalitas, untuk itu tingginya kematian kanker payudara berhubungan dengan keterlambatan diagnosis. Beberapa data menunjukkan bahwa > 50% pasien datang dalam stadium lanjut (stage III dan IV). DiIndonesia angka kejadian kanker payudara diperkirakan 26 per 100.000 perempuan.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik wanita dengan kanker payudara di Rumah Sakit Haji Medan Periode 2008 – 2009. jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari Medical record dengan total sampling yaitu sebanyak 40 orangDari hasil peneliti diketahui bahwa penderita kanker payudara dipengaruhi oleh faktor umur, paritas, pekerjaan dan faktor penyebab. Penderita kanker payudara berdasarkan umur mayoritas ditemukan umur 41 - 46 tahun sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas pada umur 71 – 76 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5%). Berdasarkan paritas mayoritas penderita kanker payudara ditemukan pada paritas multipara sebanyak 37 orang (92,5%) dan minoritas ditemukan pada wanita primipara yaitu sebanyak 1 orang (2,5%). berdasarkan pekerjaan mayoritas ditemukan pada jenis pekerjaan IRT yaitu sebanyak 17 orang (42,5%) dan minoritas ditemukan wanita bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 9 orang (22,5%. Berdasarkan faktor oenyebab pada wanita mayoritas ditemukan riwayat keluarga  atau faktor genetik yaitu sebanyak 12 orang (30%). Dan minoritas ditemukan pada penggunaan hormon yaitu sebanyak 1 orang (2,5%) Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan kepada tenaga kesehatan agar kiranya lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam upaya deteksi secara dini kanker payudara dan memberikan asuhan kebidanan kepada para wanita mengenai pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Kata Kunci        : Kanker Payudara
silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
KARAKTERISTIK WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT
READ MORE - Karakteristik Wanita dengan Kanker Payudara di Rumah Sakit

Gambaran Pengetahuan tentang Seks Bebas pada Mahasiswa yang Tinggal di Kost

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI KOST
 
Seks bebas merupakan maraknya pergaulan bebas dikalangan remaja akhir-akhir ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pendidikan seks yang jelas dan benar. Dari itu perlu memberikan pengarahan yang jelas dan benar tentang seks bebas tersebut diharapkan dapat menurunkan prilaku seks tersebut, penelitian ini menggunakan ekstristip yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang seks bebas di kost. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei sampai dengan Juli. Metode pengumulan data dengan cara membagikan Quisioner. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh dengan mengambil sampel seluruh populasi yang berjumlah 20 orang (responden). Dari hasil penelitian didapatkan gambaran pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas yang tinggal di kost berdasarkan pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (70%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (30%), 20 orang (100%), berdasarkan gambaran mahasiswa tentang seks bebas agar tidak melakukan seks bebas dan berganti-ganti pasangan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 19 orang (95%) dan minoritas berpengetahuan baik 1 orang (5%). Dengan ini diharapkan bagi mahasiswa untuk mengetahui bahaya seks bebas serta berpikir akan penyakit yang mungkin akan ditimbulkan seks bebas dengan cara mendapatkan sumber-sumber tentang pengetahuan seks dari berbagai media, pergaulan, lingkungan, dan pengalaman orang lain.    
Kaca Kunci     :    Pengetahuan, Seks Bebas
silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI KOST
READ MORE - Gambaran Pengetahuan tentang Seks Bebas pada Mahasiswa yang Tinggal di Kost

Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Obesitas di SMP

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG OBESITAS DI SMP
 
ABSTRAK
Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak secara berlebihan didalam tubuh. Obesitas atau kelebihan berat badan adalah hal yang menakutkan bagi setiap orang tanpa terkecuali, baru-baru ini The Internasional Obesity Taskforce mengumumkan bahwa pada tahun 2015 diseluruh dunia akan terdapat 2,3 miliar orang dewasa memiliki kelebihan bobot badan atau obesitas. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer melalui pengisian kuisioner dan penelitian ini quota sampling yaitu sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah sebanyak 41 sampel. Dari hasil penelitian ditemukan gambaran pengetahuan remaja tentang obesitas di SMP, mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden (48,8%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang 2 responden (4,9%). Mayoritas responden berumur 14-15 tahun sebanyak 12 responden (57,1%) berpengetahuan cukup, dan minoritas berumur 12-13 tahun sebanyak 1 responden (100%) berpengetahuan kurang, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan baik 13 responden (72,2%) dan minoritas berjenis kelamin laki-laki berpengetahuan kurang 2 responden (100%), mayoritas responden dari sumber informasi secara tidak langsung 16 responden (76,1%) berpengetahuan cukup, minoritas dari sumber informasi secara tidak langsung 2 responden (100%). Diharapkan kepada pihak sekolah agar menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan tenaga kesehatan agar informasi tentang obesitas dapat disampaikan dengan baik kepada remaja khususnya para siswa-siswi.
silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG OBESITAS DI SMP
READ MORE - Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Obesitas di SMP

Gambaran Pengetahuan Perokok Aktif tentang Penyakit Kanker Paru

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN PEROKOK AKTIF TENTANG PENYAKIT KANKER PARU
 
Resiko kanker paru meningkat pada mereka yang berkaitan erat dengan rokok. enta perokok aktif maupun perokok pasif. Sekitar 80% insiden kanker paru terkait dengan persoalan merokok. Banyak orang tidak tahu bahwa efek negative rokok tidak hanya dari nikotin. Mulai dari asap bisa membuat iritasi paru sampai 45 bahan yang bersifat karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru yang dilaksanakan di Dusun III Desa penelitian ini dimulai pada tanggal 19 – 20 Mei. dimana yang menjadi populasi yang dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berjenis kelamin laki – laki yang berusia 26 – 60 Tahun yang bertempat tinggal di Dusun III Desa yang berjumlah 300 orang dan peneliti mengambil sebanyak 30 responden untuk dijadikan sampel. Data yang terkumpul merupakan data primer yang didapat dengan cara membagikan kuesioner kepada seluruh responden yang terdiri atas 20 pertanyaan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah didapati mayoritas responden merokok sebanyak 9 orang dengan usia 31 – 36 tahun, dan minoritas berumur > 61 tahun yaitu sebanyak 1 orang. Merokok merupakan suatu kebiasaan yang harus dirobah agar terhindar dari penyakit karena didalam rokok mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh manusia.
silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN PEROKOK AKTIF TENTANG PENYAKIT KANKER PARU
READ MORE - Gambaran Pengetahuan Perokok Aktif tentang Penyakit Kanker Paru

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persiapan Persalinan di BPS

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DI BPS
 
Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua didalam Safe Motherhood yang merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan. Ketidak siapan ibu dalam menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI).
Angka kematian ibu pada tahun 2005 di Indonesia adalah 262 per 1000.000 kelahiran hidup diperkirakan jumlah kelahiran hidup sebanyak 5 juta. Ini berarti setiap jam ada satu ibu yang meninggal karena proses kelahiran dan persalinan. Dan angka kematian bayi pada tahun 2003 sebanyak 35 per 1.000 kelahiran hidup yang berarti bahwa setiap jam ada 18 bayi yang meninggal.
Di jawatimur sendiri AKI pada tahun 2004 dari 307 per 100.000 kelahiran hidup turun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2007, dan pada AKB yang didapat dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 26,9 per kelahiran hidup di tahun 2004 yang lalu. (http//www.Andikudos.blogspot.com.2009.AKI AKB Indonesia - jawatimur 2009)
Sementara dijember angka kematian ibu menurun dari 15 per 100 kelahiran hidup menjadi 10 per 100 kelahiran hidup. AKB dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mengalami peningkatan yaitu 134 jiwa pada tahun 2005 dan 188 jiwa pada tahun 2006. (http://magnetcendana.blogspot.com/2009/06/aki-jember teringgi.di.jatim.html)
Dampak yang ditimbulkan jika ibu tidak melakukan persiapan persalinan:
1. Ibu kesulitan menentukan tempat persalinan
2. Ibu tidak tahu berapa biaya yang harus disiapkan
3. Ibu tidak tahu bahan-bahan apa saja yang dipersiapkan untuk bayi
4. Ibu tidak tahu apa yang akan terjadi pada proses persalinan bila tidak mempersiapkan persalinan
5. Ibu tidak bisa mengantisipasi resiko yang akan terjadi pada saat persalinan.
Mengingat kira-kira 90% kematian ibu terjadi pada saat sekitar persalinan kira-kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang sering tidak diperkirakan sebelumnya, maka kebijaksanaan departemen kesehatan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah mengupayakan agar :
1. Setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh bidan.
2. Pelayanan obstetri sedekat mungkin diberikan kepada semua ibu hamil.
Dengan persiapan persalinan yang direncanakan bersama bidan,diharapkan dapat menurunkan kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan dimana ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu ( Depkes. RI, 2002 )
silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DI BPS
READ MORE - Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persiapan Persalinan di BPS

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak di Klinik Bersalin

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DI KLINIK BERSALIN
 
ABSTRAK
Imunisasi Campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak, dan penyakit ini termasuk penyakit menular. Dari imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia salah satunya yaitu imunisasi campak. Data yang menyebutkan kematian akibat campak di Dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 mencapai 777.000 orang, 202.000 diantaranya berasal dari ASEAN. Setiap tahun diperkirakan 30.000 bayi indonesia meninggal karena campak. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan kuesioner, pengetahuan yang diajukan kepada responden, dimana sampel yang digunakan adalah sebanyak 30 responden dan cara pengambilan sample dengan cara Acidental sampling dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia. Pengolahan data dilakukan secara, editing, coding, dan tabulating. Kemudian menganalisa data dengan melihat presentase data yang telah terkumpul disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil penelitian terhadap 30 responden, mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (43,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (23,3%) berdasarkan umur mayoritas pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,3%) berdasarkan pendidikan pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (36,7%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (6,7%) berdasarkan paritas pengetahuan cukup sebanyak 9 responden (30%) minoritas responden berpengetahuan baik dan cukup sebanyak 1 responden (3,3%) berdasarkan sumber informasi pengetahuan cukup sebanyak 5 (16,7%) dan minoritas pengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,3%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk mengupayakan penyuluhan tentang imunisasi campak kepada ibu-ibu agar membawa bayi mereka untuk imunisasi.
Kata Kunci     : Pengetahuan ibu tentang imunisasi campak.
silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DI KLINIK BERSALIN
READ MORE - Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak di Klinik Bersalin

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gejala-gejala Fisik pada Masa Menopause di Desa

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GEJALA-GEJALA FISIK PADA MASA MENOPAUSE DI DESA

ABSTRAK
Menurut kesehatan dunia (WHO) setiap tahunnya diperkirakan 25 juta perempuan akan memasuki masa menopause. Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi  yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang bisa diperoleh langsung dari responden dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dengan jumlah sampel 30 responden. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden ( 46,7% ) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden ( 23,3 % ), berdasarkan kelompok umur ditemukan mayoritas berpengetahuan kurang pada umur 50-55 tahun sebanyak 7 responden ( 23,3% ) dan minoritas berpengetahuan baik pada umur 40-45 tahun sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pendidikan ditemukan responden berpengetahuan kurang pada pendidikan SD sebanyak 6 responden ( 20% ) dan berpengetahuan baik pada pendidikan SLTA sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden berpengetahuan kurang pada pekerjaan IRT 10 responden ( 33,3% ) dan minoritas responden berpengetahuan baik pada pekerjaan wiraswasta 4 responden ( 13,3% ), dan berdasarkan sumber informasi secara langsung sebanyak 7 responden ( 23,3% ), dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 2 responden ( 6,7% ). Untuk itu diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih aktif memberikan penyuluhan kesehatan khususnya pada wanita menopause, agar ibu menopause dapat lebih mengenali dan mengetahui cara mengatasinya sehingga tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan dan aktifitas sehari-hari.
Kata Kunci        : Pengetahuan, Gejala-gejala fisik pada masa menopause

silahkan download KTI SKRIPSI  
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GEJALA-GEJALA FISIK PADA MASA MENOPAUSE DI DESA
READ MORE - Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gejala-gejala Fisik pada Masa Menopause di Desa

Gambaran Karakteristik Pengetahuan Ibu tentang ISPA pada Anak di Rumah Bersalin


KTI SKRIPSI
GAMBARAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA PADA ANAK DI RUMAH BERSALIN

ABSTRAK
Menurut WHO infeksi salaruan pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab angka kematian pada anak dinegara yang sedang berkembang. ISPA ini menyebabkan 4 dari 15 juta angka kematian pada anak berusia dibawah 5 tahun, mencakup 20 – 30%. Oleh karena itu ibu harus betul – betul memahami proses pada anak secara optimal.
Berdasarkan aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi. Sebenarnya teknik pengumpulan data ini dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner diisi langsung oleh responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Dalam malakukan penelitian ini penulis menggunakan aspek pengukuran berupa kuesiner yang telah disusun oleh penulis,berdasarkan konsep tentang gambaran karakteritik pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak balita dirumah bersalin.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner pengetahuan yang dianjurkan responden dimana sampel yang digunakan sebanyak 30 responden dengan cara mengambil sampel secara total sampling. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding dan tabulating.Kemudian dianalisa dengan melihat persentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel dan dilanjutkan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori yang ada.
Dari hasil penelitian gamnaram Karakteristik Pengetahuan Ibu tentang ISPA pada anak balita. Mayoritas pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (53,3%), berdasarkan umur berpengetahuan kurang sebanyak 11 responden (36,6%), dengan umur sampai 20 – 30 tahun, Berdasarkan pendidikan berpengetahuan kurang sebanyak 9 responden (30%) dengan pendidikan SD, berdasarkan paritas nerpngetahuan kurang sebanyak 14 responden (46,7%) dengan paritas multipara. Dan berdasarkan sumber informsi berpengetahuan kurang 0 responden (33,33%) dengan sumber informasi
Berdasarkan hasil penelitian disimpilkan bahwa pengetahuan ibu tentang ISPA kurang, maka karena itu dianjurkan kepada pihak kesehatan pada pasien – pasien yang berkunjung kerumah bersalin tersebut.
Kata Kunci    : Pengetahuan Ibu Tentang Ispa Pada Anak Balita


silahkan download KTI SKRIPSI  
GAMBARAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA PADA ANAK DI RUMAH BERSALIN
READ MORE - Gambaran Karakteristik Pengetahuan Ibu tentang ISPA pada Anak di Rumah Bersalin

Pengaruh Penyuluhan Memandikan Bayi terhadap Cara Ibu dalam Memandikan Bayinya di Desa


KTI SKRIPSI
PENGARUH PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI TERHADAP CARA IBU DALAM MEMANDIKAN BAYINYA DI DESA

ABSTRAK
Semua ibu pasti menginginkan untuk merawat buah hatinya dan salah satu hal mendasar yang perlu diketahui dalam perawatan bayi adalah tentang memandikan bayi. Umumnya setiap orang tua sudah mengetahui tahap-tahap perawatan yang tepat untuk bayinya, akan tetapi tidak untuk pasangan muda. oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti adakah perubahan cara ibu dalam memandikan bayi bila diberikan penyuluhan memandikan bayi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pre post test design, sedangkan tekhnik sampling yang digunakan adalah simple random dengan uji data statistik Wilcoxon Match Pair Test dengan tingkat signifikan 5%. Pengambilan data dilakukan dengan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 responden yang mengalami perubahan cara dalam memandikan bayi sebanyak 12 orang (85.7 1%) dan 1 orang (7.14%) tidak mengalami perubahan, serta 1 orang (7.14%) mengalami penurunan.
Dari sini didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pemberian penyuluhan memandikan bayi terhadap cara ibu dalam memandikan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan (penyuluhan) dibutuhkan masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup sehat.

Latar Belakang
Salah satu hal mendasar yang perlu diketahui dalam perawatan bayi adalah tentang memandikan bayi. Saat memandikan dan menggantikan popok pada bayi akan memberikan kesempatan pada orang tua untuk banyak memegang dan mengadakan kontak mata dengan bayi (Kelly, Paula.2001 :16).
Umumnya setiap orang tua sudah mengetahui tahap-tahap perawatan yang tepat untuk bayinya, akan tetapi tidak demikian bagi pasangan muda. Pada tahap awal, mereka akan kesulitan untuk melakukan perawatan pada bayinya, khususnya memandikan bayi (Soepardan,S. 2001: 15 ). Memandikan bayi untuk pertama kalinya mungkin merupakan hal terindah sekaligus hal yang mencemaskan, bagi sebagian orang tua (www.wartamedika.com).
Bayi sering mengalami gangguan pada kulit, diantaranya adalah biang keringat, eksim popok, dan eksim susu. Dimana masalah-masalah ini bisa diatasi dengan mudah. Menurut salah satu dokter spesialis anak dari Rumahsakit Cipto Mangun Kusumo mengatakan bahwa kulit bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, serta alergi, sehingga perlu perawatan khusus yang ditekankan pada aspek pemeliharaan kulit. Perawatan ini bisa dimulai dengan
memandikan bayi secara teratur. Dilanjutkan setelah itu dengan membersihkan rambut dan mengganti popok bayi pada saat yang tepat dan teratur (www.balitaanda.indoglobal.com).
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rustini, dkk. Di beberapa wilayah Indonesia, diperoleh data bahwa bayi yang dimandikan oleh dukun sebesar 78.5 %, sedangkan yang dimandikan oleh keluarga sebesar 2.5 % (http://www.p3 skk.litbang.depkes.go.id). Hal ini menunjukkan sedikitnya peran ibu atau keluarga dalam perawatan bayi sehari-hari.
Menurut data SKDN bulan maret 2008 di Puskesmas Ngasem wilayah desa Sumberejo didapatkan jumlah ibu yang memiliki bayi sejumlah 85 orang. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan selama pendataan di desa Sumberejo pada tanggal 10-14 maret 2008 didapatkan dari 8 ibu yamg memiliki bayi, diperoleh 1 orang ibu yang membersihkan bagian kelamin bayi sebelum dimandikan hanya sewaktu bayi BAB, 1 orang bayi didapatkan mengalami masalah biang keringat serta 6 orang yang menyabuni bayinya setelah bayi dimasukkan ke bak mandi.
Dari kenyataan tersebut didapatkan bahwa masih banyak ibu yang belum bisa memandikan bayinya secara benar, sehingga kebutuhan pendidikan kesehatan (penyuluhan) sangat dibutuhan untuk dapat memberikan perawatan bayi sehari-hari, dimana salah satu perawatan bayi sehari-hari khususnya memandikan bayi.
Dari data tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui adakah perubahan cara ibu memandikan bayi setelah dilakukan penyuluhan tentang cara memandikan bayi .

silahkan download KTI SKRIPSI  
PENGARUH PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI TERHADAP CARA IBU DALAM MEMANDIKAN BAYINYA DI DESA
READ MORE - Pengaruh Penyuluhan Memandikan Bayi terhadap Cara Ibu dalam Memandikan Bayinya di Desa

Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap Tingkat Kejadian Anemia Di Puskesmas


KTI SKRIPSI
KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI TERHADAP TINGKAT KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS

ABSTRAK
Konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh buruk bagi kesehatan ibu maupun janinnya, keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan anak. Namun masih sedikit wanita hamil yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan melalui makanan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan melihat gambaran kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap tingkat kejadian anemia. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya secara terus menerus di Puskesmas dengan usia kehamilan 36 — 40 minggu (trimester III) yang berjumlah 62 orang, dan seluruhnya dijadikan sampel.
Dan hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas responden berumur 20 — 35 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, 37,1 % responden mengalami anemia, sedangkan (62,9%) tidak mengalami anemia.
Dan 62 responden 54,8 % mempunyai pengetahuan yang baik. 64,5 % mempunyai sikap positif atau baik terhadap anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet besi secara benar. Tindakan ibu hamil dalam mematuhi mengkonsumsi tablet zat besi secara tepat dan benar, sebanyak 62,9% dikategorikan tindakan baik.
Diharapkan ada upaya peningkatan pada kegiatan promosi kesehatan melalui pengadaan penyuluhan masyarakat sehubungan dengan mengkonsumsi suplementasi tablet penambah darah (Fe) secara tepat dan perlu ditekankan lagi kepada ibu hamil bagaimana cara yang benar dalam mengkonsumsi tablet zat besi serta dosis yang tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengkonsumsi tabet besi.

silahkan download KTI SKRIPSI  
KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI TERHADAP TINGKAT KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS
READ MORE - Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap Tingkat Kejadian Anemia Di Puskesmas
tes