Gambaran Kejadian Obesitas pada Murid-murid SD X dan SD Y

KTI SKRIPSI
Gambaran Kejadian Obesitas pada Murid-murid SD X dan SD Y

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
    Obesitas atau kegemukan mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Heath Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemik global sehingga obesitas sudah merupakan suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani.1
Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat pada perubahan pola makan/ konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas.2   
Prevalensi obesitas meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), prevalensi obesitas (>120% median baku WHO/NCHS) pada balita mengalami peningkatan baik di perkotaan maupun pedesaan. Di perkotaan pada tahun 1989 didapatkan 4,6% laki-laki dan 5,9% perempuan, meningkat menjadi 6,3% laki-laki dan 8% perempuan pada tahun 1992 dan di pedesaan pada tahun 1989 didapatkan 2,3% laki-laki dan 3,8% perempuan, meningkat menjadi 3,9% laki-laki dan 4,7% perempuan pada tahun 1992. Obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas di masa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari. 1,3,4 Profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai profil lipid pada penyakit kardiovaskuler dan anak yang obesitas mempunyai risiko hipertensi lebih besar.4
Obesitas sering ditemukan pada usia pertengahan, meskipun sebenarnya dapat ditemukan pada semua golongan usia. Pada usia bayi dan anak-anak, kelainan endokrin, susu, makan cemilan yang tinggi kalori dan konsumsi makan manis yang berlebihan merupakan penyebab obesitas pada anak.5
Prenatal fatness merupakan faktor risiko genetik yang berperan besar. Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%. Penelitian di Negara maju juga melaporkan hubungan aktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas.6 Penelitian di Jepang menunjukkan risiko obesitas yang rendah (OR: 0,48) pada kelompok yang mempunyai kebiasaan olah raga, sedang penelitian di Amerika menunjukkan penuruanan berat badan dengan jogging (OR:0,57), aerobik (OR: 0,59).7 Penelitian di Amerika juga menunjukkan bahwa mereka yang nonton TV sekitar 5 jam perhari mempunyai risiko obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar dibanding yang nonton TV seitar 2 jam perhari.6
Penelitian terbaru di London yang dikutip dari ARS info tahun  menunjukkan Para pakar percaya kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan dalam hormon yang mengontrol nafsu makan. Artinya mereka yang kurang tidur lebih mungkin merasa lapar dan mendambakan makanan tinggi kalori sepanjang hari. Selain itu menurut Darmono, dosen Kedokteran UNDIP yang dikutip dari artikel halaman Indonesia raya tahun 2006 menyebutkan obesitas memiliki dampak yang buruk dimana tingkat kecerdasan anak juga akan menurun. Pada Kondisi tersebut, umumnya aktifitas dan kreativitas anak akan menurun, kemudian dengan kelebihan berat badan anak menjadi malas. Selain itu, dampak gangguan psikologis anak juga akan timbul seperti adanya rasa frustasi dengan kegemukan yang dialami baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sehingga anak cenderung akan menarik diri dari pergaulan.
Kelompok anak usia sekolah dasar merupakan salah satu kelompok riskan akan terjadinya gizi lebih karena faktor ini masih belum berpikir tentang kualitas makanan yang dimakannya di mana mereka akan mengonsumsi makanan apa saja yang tersaji di rumah dan jajanan yang tersedia di pasar.8  Dengan demikian obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan pananganan yang sedini mungkin dengan melibatkan peran serta orang tua.
Pengukuran obesitas yang paling sederhana dilakukan adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Caranya, mengukur berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan microtoice. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus dan apabila IMT lebih dari 25 kg/m2 maka dikategorikan obesitas.  8
Hasil penelitian Wa Ode A. tahun 1998 di SDN Mangkura, menunjukaan siswa yang kegemukan dengan kelompok umur 9 – 12 tahun sebanyak 58% yang mengalami obesitas ringan, 42% mengalami obesitas dari 50 sampel. Sedangkan hasil penelitian Mardwita B, tahun 1999 di SLTP Nusantara Kota Makassar menunjukkan 28,6% siswa yang overweight dan 72,3% yang obesitas dari 49 responden.9
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka perlu diketahui angka kejadian dan faktor-faktor risiko obesitas pada murid Sekolah Dasar di kota . Wilayah penelitian ini dilaksanakan di 2 Sekolah Dasar di Kota  yaitu SD  dan SD . Dua sekolah tersebut dijadikan lokasi penelitian karena tingginya paparan faktor-faktor risiko obesitas.

1.2    Rumusan Masalah
    Meningkatnya prevalensi gizi lebih pada anak sekolah merupakan masalah kesehatan masyarakat, meskipun ada anggapan umum yang menyatakan bahwa kegemukan tersebut akan membantu pertumbuhan anak selanjutnya bahkan dengan sendirinya dapat menjadi gizi normal di masa mendatang.
    Anak-anak obesitas cenderung kurang percaya diri, keagresifan geraknya berkurang, konsentrasi akan berkurang, sering dihinggapi rasa mengantuk, dan mengakibatkan prestasi belajar di sekolah akan menurun. Sehubungan dengan hal tersebut maka dikemukakan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah kejadian obesitas pada murid-murid SD  dan SD   tahun ?”

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui angka kejadian dan faktor-faktor risiko obesitas di SD  dan SD tahun .
1.3.2    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui angka kejadian obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT).
b.    Untuk mengetahui distribusi obesitas berdasarkan faktor-faktor  risiko obesitas yaitu jenis kelamin, riwayat keluarga, olah raga, jajan, fast food dan uang jajan.

1.4    Manfaat Penelitian
1.    Sebagai bahan masukan bagi instansi kesehatan dalam menentukan kebijakan di bidang kesehatan khususnya dalam penangan obesitas pada anak usia sekolah.
2.    Sebagai bahan bacaan atau sumber informasi yang diharapkan dapat memberi sumbangan pada penelitian selanjutnya.
3.    Menambah wawasan ilmiah bagi penulis serta memperoleh pengalaman berharga dalam penelitian ini.
silahkan download KTI SKRIPSI
Gambaran Kejadian Obesitas pada Murid-murid SD X dan SD Y
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes