Prilaku Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSU

KTI SKRIPSI
PRILAKU PASIEN PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RSU

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Ginjal adalah salah satu organ sistem kemih atau uriner (traetsu urinalius)  yang bertugas menyaring dan membuang cairan, sampah metabolisme dari dalam tubuh seperti diketahui setelah  msel-sel tubuh mengubah, makanan menjadi energi, maka akan dihasilkan  pula sampah sebagai hasil sampingan dari proses metabolisme tersebut yang harus dibuang segera agar tidak meracuni tubuh (Vita Health, 2008. hal 1.1)
Gagal ginjal (renal atau Kidncy Falture) adalah kasus menurun fungsi ginjal yang terjadi secara akut (kambuhan) maupun kronis (menahun). Dikatakan gagal ginjal akut (acute renal falture), tetapi kemudian dapat kembali normal setelah penyebabnya dapat segera diatasi. Gagal ginjal kronis sama dengan hipertensi, penyakit ikutan yang saling berkaitan, termasuk silent killer yaitu penyakit mematikan.
Gagal ginjal juga bisa juga sebagai akibat penyakit ginjal turunan. Namun,  menurut Dr,  Tunggul Situmorang SpPd. RGIT, Direktur Utama Rs. Eikini, kalau dulu. Penderita radang ginjal kronis tahap akhir disebabkan oleh radang ginjal menahun.  Sekarang sudah penyebabnya ke komplikasi penyakit metabolik dan penyakit generatif .
Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut  data dari Penetri (Persatuan Netrologi Indonesia) di perkirakan ada 70  ribu  penderita ginjal di Indonesia, indonesia termasuk negara  dengan tingkat penderita gagal ginjal cukup tinggi. Namun yang terdeteksi menderita gagal ginjal kronis tahap terminal dari mereka yang menjalani cuci darah (emodialim)  hanya sekitar 4 ribu – 5 ribu saja  ini dari  jumlah  penderita ginjal  yang mencapai 4500 orang. Banyak penderita yang meninggal dunia akibat tidka mampu berobat dan cuci darah yang bianya sangat mahal ”kata Sri  Soedarsono Ketua Yayasan Pembinan Asuhan Bunda (YPAB)  Rumah Sakit  Khusus Ginjal (RSKG) di sela acara peringatan  ulang  tahun Ke-16 Rumah sakit tersebut.  Ditambahkan oleh dr. Rully MA Roesli PhD, SpPd-KGH Internis Neurologis Ny R.A Habibie yang juga ketua yayasan peduli ginjal dalam seminar ”Hidup Sehat Dengan Gagal Ginjal” di Semarang, gagal ginjal tergolong jenis penyakit dengan gejala yang kurang jelas, khususnya pada stadium awal. Gagal ginjal bisa semua menyerang semua golongan umur pria dan wanita tidak memandang tingkatan ekonomi. (Vita Health,2008, hal 9).
 Di negara maju, angka penderita  gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya angka kejadian penyakit gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Tahun 1996 terjadi 166.000 kasus. GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada tahun 2000 menjadi 372.000 kasus. angka ini diperkirakan, amsih akan terus naik. Pada tahun pada tahun 2010 jumlahnya diperkirakan lebih dari 650.000 kasus.
Selain diatas, sekitar 6 juta hingga 20 juta individu di Amerika diperkirakan mengalami GGK (gagl ginjal kronis) tahap awal. Hal yang sama juga terjadi di Jepang di negeri Sakura itu, pada akhir tahun 1996 di dapatkan sebanyak 167.000 penderita yang menerima, terapi pengganti ginjal. Sedangkan tahun 2000 terjadi peningkatan lebih dari 200.000 penderita. (Santoso Djoko, 2008. Hal 2).
Hingga tahun 2015 diperkirakan sebanyak 36 juta orang warga meninggal akibat gagal ginjal,  penyajit ginjal  kronik  merupakan penyakit yang diderita oleh 1 dari 10 orang dewasa. Di Indonesia, kata rachmat penyakit gagal ginjal kronik semakin banyak diderita masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari data kunjungan ke poli ginjal, hipertensi di rumah sakit dan semakin banyaknya penderita yang harus mengalami cuci darah.
Pada tahun 2008 jumlah pasien mencapai 2260 orang, salah satu faktor penyebab meningkatnya angka penderita gagal ginjal dari tahun ke tahun di dunia ini salah satunya. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap infeksi dini penyakit tersebut. (http://vida-ners. Blogspot.com).
Bila seseorang mengalami penyakit ginjal kronik sampai pada stadium 5 atau telah mengalami penyakit ginjal kronik (gagal ginjal) dimana laju filtrasi glomerulus (15 ml/menit) ginjal tidak mampu lagi menjalankan seluruh fungsinya dengan baik maka dibutuhkan. Terapi untuk menggantikan fungsi ginjal. Hingga saat ini dialisis dan transplantasi ginjal adalah tindakan yang efektif sebagai terapi untuk gagal ginjal terminal (Nikon D. Cahyaningsih, 2009. hal:1).
 Karena fungsi ginjal yang demikian   kompleks  dan penting apabila satu fungsinya tidak dapat dilakukan, ginjal dapat dianggap gagal dan mempunyai akibat yang menyengsarakan dan berlarut-larut. Gagal ginjal bisa terjadi sewaktu-waktu tetapi umumnya gagal ginjal terjadi secara bertahap dan bisa diperlambat atau dihentikan jika dilakukan pemeriksaan secara dini. (Milriy, 2002).
Di Sumatera Utara tepatnya di rumah sakit umum pusat Haji. Jumlah penderita GGK yang menjalani Hemodialisa pada bulan Desember yang berjumlah 186 orang.
Ketika Penulis meninjau  PBI (praktek belajar lapangan pada tahun 2009 lalu. Penulis melihat bahwa penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodaralisa bukan saja orang dewasa diatas 40 tahun keatas melainkan ada yang berusia 25 tahun. Penulis berpikir bahwa perilaku pasien juga sangat berpengaruh dalam menjalani terapi hemodralisa, setelah dilakukan survey pada tanggal 22 – 28 Maret, penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di RSU  pada tahun jumlah 238 orang dan bulan Maret jumlah pasien cuci darah berkisar 40 orang.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumusan masalah Bagaimana ” Prilaku Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi Hmodialisa di RSU”

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui ”Prilaku Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang mengalami terapi Hemodialisa di RSU”

1.3.2    Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengetahuan pasien penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa
-   Untuk mengetahui sikap pasien penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
-   Untuk mengetahui tindakan pasien penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa

1.4    Manfaat Penelitian
-  Sebagai wahana bagi penulis untuk memperoleh informasi tentang riset keperawatan bagi
   mahasiswa/i sebagai bahan masukan yang penting untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya
-   Bagi penderita gagal ginjal kronik :
    Sebagai informasi tentang bahaya penyakit gagal ginjal dan pentingnya tindakan hemodialisa bagi
    hidup penderita gagal ginjal kronik
-   Bagi instansi
    Supaya dapat melihat faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat penderita gagal ginjal
    kronik untuk mengalami hemodialisa
-   Untuk Peneliti
    Adanya pengalaman baru bagi peneliti dan sebagai bahan rujukan atau contoh bagi peneliti lain
    untuk melakukan penelitian
silahkan download KTI SKRIPSI
PRILAKU PASIEN PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RSU
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar:

tes