Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kontak Pertama Kali dengan Tenaga Kesehatan (K1) di BPS

KTI SKRIPSI
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KONTAK PERTAMA KALI DENGAN TENAGA KESEHATAN (K1) DI BPS

ABSTRAK

Angka kematian maternal dan neonatal di indonesia masih tinggi sekitar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Maka dicanangkan making pregnancy safer (MPS) dan meningkatkan pelayanan dalam pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk memantau kehamilan dan mendeteksi secara dini adanya resiko dalam kehamilan, sehingga diharapkan adanya pengetahuan dalam pemeriksaan kehamilan bagi kehamilan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan di BPS Desa Kecamatan  Kabupaten
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi semua ibu hamil di BPS  Desa Kecamatan Kabupaten dan jumlah sampel 30 responden. Dengan menggunakan teknik Probability Sampling dengan Simple Random Sampling dan data dikumpulkan melalui data primer.
Hasil penelitian dari 30 responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan (K1) sebanyak (56,7%) dan yang melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai usia kehamilan sebanyak (86,7%).
Kesimpulan pada penelitian ini adalah meskipun responden memiliki pengetahuan kurang, tetapi melakukan pemeriksan kehamilan sesuai usia kehamilan. Untuk menyempurnakan lebih lanjut disarankan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan kepada masyarakat.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, K1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti-nanti, tetapi juga dapat menjadi kegelisahan dan keprihatinan. Pembicaran secara efektif kepada ibu dan keluarganya dapat membantu membangun kepercayaan kepada petugas kesehatan.
Didalam kehamilan diperlukan pengawasan atau pemeriksaan secara teratur atau yang lebih dikenal dengan Antenatal Care (ANC). ANC merupakan bagian terpentig dari kehamilan. Dengan memeriksakan secara teratur diharapkan dapat mendeteksi lebih dini keadaan-keadaan yang mengandung risiko kehamilan dan atau persalinan, baik bagi ibu maupun janin ( Prawirohardjo S, 2002 ).
Pemeriksaan kehamilan dapat dilaksanakan dengan kunjungan ibu hamil. Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkn pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan, tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya atau diposyandu. Kunjungan baru ibu hamil ( K1 ) Adalah Kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dengan standart 7T. Sedangkan kunjungan ibu hamil yang keempat ( K4 ) Adalah Kontak ibu yang keempat atau lebihdengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.
Hubungan K1 dan K4 secara langsung adalah jika ibu memeriksakan kehamilannya yang pertama kali dan kontak ibu yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan hubungannya adalah dapat memantau kemajuan kehamilan, mangenali sejak dini adanya ketidak normalan atau komplikasi pada ibu dan janin.
Tujuan K1 Adalah Untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, Mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kelahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya ( JHPIEGO, 2001 ).
Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera dilaksanakan begitu terjadi kehamilan yaitu ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Dan dilaksanakan terus secara berkala selama kehamilan. Ibu harus melaksanakan pemeriksaan antenatal paling sedikit 4x. Satu kali kunjungan pada trimester I, Satu kali kunjungan pada trimester II dan dua kali kunjungan pada trimester III ( Prawirohardjo S, 2002 )
Kebanyakan mereka harus menyadari bahwa mereka sedang hamil sewaktu kehamilan mereka sudah berusia 1 sampai 2 bulan. Dan disaat mereka memeriksakan diri ke dokter biasanya kehamilannya sudah berusia 2 atau 3 bulan, 3 bulan pertama kehamilan adalah masa yang sangat penting. Banyak hal-hal penting terjadi sebelum anda menyadari bahwa anda hamil atau sebelum anda pergi ke dokter.
Pada tahun lalu angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih tinggi sekitar 248 per 100.000 kelahiran hidup ( SDKI, 2007 ) . Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian tersebut, pemerintah mencanangk target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015 adalah angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan pemerintah mencanangkan making pregnancy safer yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang efektif. Selain itu upaya intervensi strategis dalam pendekatan safe motherhood yang terdiri dari 4 pilar yaitu :
a. KB ( Keluarga Berencana )
b. Pelayanan Antenatal
Untuk mencegah adanya komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi di deteksi sedini mungkin.
c. Persalinan yang aman
d. Pelayanan Obstetri esensial
Memastikan bahwa pelayanan obstetric untuk resiko tinggi dan komplikasi tersedi bagi ibu hamil yang membutuhkan. ( Prawirohardjo S, 2007 )
Pelayanan antenatal sebagai pilar ke-2 merupakan asuhan yang memberikan untuk ibu sebelum kelahiran. Pengawasan sebelum lahir terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik, sehingga dapat mentoleransi respon baik selama kelahiran.
Angka kematian ibu merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu Negara. Bila angka kematian ibu masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu belum baik, Sebaliknya bila angka kematian ibu rendah berarti pelayanan kesehatan ibu menunjukkan ada peningkatan.
Menurut data dari BPS Desa Kecamatan kunjungan pemeriksaan ibu hamil ( K1 ) Dilihat dari cakupan K1 sebesar 23% Dari target 65%.Karena kunjungan pemeriksaan ibu hamil trimester I tahun 2008 masih kurang teratur, Dilihat dari cakupan K1 sebesar 23% dari target 65% sehingga terdapat kesenjangan 42%. Karena factor ekonomi ibu tidak melakukan ANC (Laporan kohort ibu ).
Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang secara ilmiah dan mendasari dalam mengambil keputusan rasional dan efektif dalam menerima perilaku baru yang akan menghasilkan persepsi yang positif dan negative. ( Nursalam, 2001 ). Dengan banyak pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan ibu menjadi banyak tahu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa factor penyebab antara lain : faktor pengetahuan, factor pendidikan, factor usia, dan factor ekonomi ( Nursalam, 2001 ) Bila ibu hamil tidak tidak melakukan pemeriksaan kehamilan dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : Tidak terdeteksi secara dini adanya komplikasi selama kehamilan, ibu tidak mengetahui kondisi pertumbuhan dan perkembangan bayi, dan ibu tidak mengetahui tafsiran persalinannya ( Syaifuddin, 2000 )
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan ( K1 ).

B. Batasan Masalah
Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kesadaran ibu hamil dalam pemeriksaan ANC khususnya kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan ( K1 ) peneliti membatasi penelitian dari faktor tingkat pengetahuan ibu hamil saja di BPS Desa Kecamatan

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : " Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan ( K1 ) ?"

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan ( K1 ) Di BPS Desa Kecamatan
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil terhadap kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan (K1) di BPS Desa Kecamatan
b. Mengidentifikasi kontak pertama kali ibu hamil dengan tenaga kesehatan di BPS Desa  Kecamatan

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan trimester I sehingga mampu melakukan intervensi dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan trimester I secara efektif.
2. Bagi STIKES
Sebagai informasi tambahan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dan Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan kebidanan dan kesehatan.
3. Bagi Masyarakat Desa Kecamatan 
Sebagai informasi kesehatan yang benar serta meningkatkan kemauan dalam pemeriksaan antenatal.
4. Bagi BPS 
Sebagai informasi dan solusi untuk mengatasi adanya keterkaitan antara pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan pemeriksaan kehamilan trimester I, sehingga diharapkan dapat meningkatkan cakupan kunjungan pemeriksan kehamilan trimester I Di BPS Desa Kecamatan
silahkan download KTI SKRIPSI
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KONTAK PERTAMA KALI DENGAN TENAGA KESEHATAN (K1) DI BPS
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes