KTI SKRIPSI
PERAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN IMOBILISASI PADA PASIEN CAESAREA DI RAWAT INAP RSU
1.1 Latar Belakang
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang dan mobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi parsial. Beberapa klien mengalami kemunduran selanjutnya berada diantara rentang mobilisasi –mobilisasi. Tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas.
Mobilisasi atau imobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah teratur dan mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, hal ini penting untuk kemandirian klien.
Mobilisasi merupakan faktor yang menonjol dalam mempersepsi pemulihan pasca beda post partum persalinan caesar.
Di sekitar kesehatan sendiri, upaya yang dilakukan akan lebih mengutamakan upaya kuratif, promotif, tanpa meninggalkan preventif dan rhabilitatif. Tindakan bedah sectio caesaria merupakan upaya untuk mengobsti (kuratif) suatu penyakit dan meringankan untuk dapat menyelamatkan nyawa ibu maupun janin. Bedah caesar kadar menjadi alternatif perslainan yang mudah dan nyaman.
Imobilisasi keperawatan adalah mobilisasi yang dilakukan perawat untuk memperlancarkan peredaran darah, mempercepat terjadinya platus dan menghindari komplikasi lainnya. Tindakan imobilisasi dibantu oleh perawat agar pasien mau melakukan tindakan mobilisasi dini dengan mengabsikan rasa malas dan sedikit nyeri juga rumor yang berpendapat bahwa jika banyak bergerak setelah operasi maka jahitan operasi akan lepas.
Menurut WHO tentang 3.509 kasus sectio caesar pada tahun 2009, indikasi sectio caesaris adalah disporporsi repcio peluik (21%), sedangkan indikasi lain adalah gawat janin (14%) plasenta pravis (11%), sectio caecaris (30%), preelamsi dan hipertensi (7%).
Nmaun berkat kemajuan antibiotik, tranfusi darah, anartesi dan tehnik operasi lebih sempurna kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa dasar indikasi yang cukup kuat.
Survei sederhana pernah dilakukan oleh Prf. Dr. Gulardi dan Dr. A Bassalomah terhadap 64 rumah sakit di Indonesia hasilnya tercatat 18.665 kelahiran pada tahun 2009. dari angka kelahiran tersebut, sebanyak 19.5%, 27.3% diantaranya merupakan operasi caesar karena danya komplikasi chepao pelvis disprotion/CPO (ukuran lingkar pinggul ibu tidka sesuai tingkat kepala janin).
Berikutnya operasi caesar akibat pendarahan hebat yang terjadi selama persalinan sebanyak 11.8%-21% dan kelahiran caesar karena janin sungsang berkisar 43%-81.7%. data lain yang didapat dari RSUP N. Cipto mengunkusumo Jakarta. Tahun 2000-2009 menyebutkan bahwa dari jumlah persalinan sebanyak 404/bulan 30% diantaranya merupakan persalinan caesar, 52.5% adalah kelahiran spontan, sedangkan sisanya dengan bantuan alat seperti occum dna forsep. Berdasarkan persentase kelahiran caesar tersebut, 13.7% disebabkan oleh gawat janin (denyut jantung janin lemah menjelang persalinan) dan 24% karena ukuran janin terlalu besar sehingga tidak dapat melewti pinggul ibu. Sisanya sekitr 13.9% dilakukan tanpa melakukan pertimbangan medis.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawaan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebtuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengambil penelitian yang berjudul peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi pada pasien caesar di ruang rawat inap di R.S. .
1,3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi pasien caesar di rawat inap di R.S. .
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui peran perawat dalam melaksanakan tindakan mobilisasi pasien caesar
- Untuk mengetahui distribusi definisi caesar
- Untuk mengetahui peran perawat dalam memberi informasi tentang tindakan imobilisasi pasien caesar berdasarkan posisi imobilisasi yaitu
1. Posisi litothomy 4. Tansderenburg
2. Gena Pectoral 5. Posisi Fowler
3. Dorsal Recumbent 6. Posisi Sims
1.4 Sasaran
Adapun sasaran penelitian ini para perawat di rawat inap di RS.
1.5 Waktu Penelitian
Waktu penelitian pelaksanaan pada bulan Juni
1.6 Manfaat Penelitian
Merupakan bahan informasi dan menambah pengetahuan untuk penelitian kasus tersebut.
1.7 Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan peneliti bersifat deskriptif yaitu peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi pasien caesar di rawat inap di RS.silahkan download KTI SKRIPSI
PERAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN IMOBILISASI PADA PASIEN CAESAREA DI RAWAT INAP RSU
PERAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN IMOBILISASI PADA PASIEN CAESAREA DI RAWAT INAP RSU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang dan mobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi parsial. Beberapa klien mengalami kemunduran selanjutnya berada diantara rentang mobilisasi –mobilisasi. Tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas.
Mobilisasi atau imobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah teratur dan mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, hal ini penting untuk kemandirian klien.
Mobilisasi merupakan faktor yang menonjol dalam mempersepsi pemulihan pasca beda post partum persalinan caesar.
Di sekitar kesehatan sendiri, upaya yang dilakukan akan lebih mengutamakan upaya kuratif, promotif, tanpa meninggalkan preventif dan rhabilitatif. Tindakan bedah sectio caesaria merupakan upaya untuk mengobsti (kuratif) suatu penyakit dan meringankan untuk dapat menyelamatkan nyawa ibu maupun janin. Bedah caesar kadar menjadi alternatif perslainan yang mudah dan nyaman.
Imobilisasi keperawatan adalah mobilisasi yang dilakukan perawat untuk memperlancarkan peredaran darah, mempercepat terjadinya platus dan menghindari komplikasi lainnya. Tindakan imobilisasi dibantu oleh perawat agar pasien mau melakukan tindakan mobilisasi dini dengan mengabsikan rasa malas dan sedikit nyeri juga rumor yang berpendapat bahwa jika banyak bergerak setelah operasi maka jahitan operasi akan lepas.
Menurut WHO tentang 3.509 kasus sectio caesar pada tahun 2009, indikasi sectio caesaris adalah disporporsi repcio peluik (21%), sedangkan indikasi lain adalah gawat janin (14%) plasenta pravis (11%), sectio caecaris (30%), preelamsi dan hipertensi (7%).
Nmaun berkat kemajuan antibiotik, tranfusi darah, anartesi dan tehnik operasi lebih sempurna kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa dasar indikasi yang cukup kuat.
Survei sederhana pernah dilakukan oleh Prf. Dr. Gulardi dan Dr. A Bassalomah terhadap 64 rumah sakit di Indonesia hasilnya tercatat 18.665 kelahiran pada tahun 2009. dari angka kelahiran tersebut, sebanyak 19.5%, 27.3% diantaranya merupakan operasi caesar karena danya komplikasi chepao pelvis disprotion/CPO (ukuran lingkar pinggul ibu tidka sesuai tingkat kepala janin).
Berikutnya operasi caesar akibat pendarahan hebat yang terjadi selama persalinan sebanyak 11.8%-21% dan kelahiran caesar karena janin sungsang berkisar 43%-81.7%. data lain yang didapat dari RSUP N. Cipto mengunkusumo Jakarta. Tahun 2000-2009 menyebutkan bahwa dari jumlah persalinan sebanyak 404/bulan 30% diantaranya merupakan persalinan caesar, 52.5% adalah kelahiran spontan, sedangkan sisanya dengan bantuan alat seperti occum dna forsep. Berdasarkan persentase kelahiran caesar tersebut, 13.7% disebabkan oleh gawat janin (denyut jantung janin lemah menjelang persalinan) dan 24% karena ukuran janin terlalu besar sehingga tidak dapat melewti pinggul ibu. Sisanya sekitr 13.9% dilakukan tanpa melakukan pertimbangan medis.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawaan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebtuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengambil penelitian yang berjudul peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi pada pasien caesar di ruang rawat inap di R.S. .
1,3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi pasien caesar di rawat inap di R.S. .
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui peran perawat dalam melaksanakan tindakan mobilisasi pasien caesar
- Untuk mengetahui distribusi definisi caesar
- Untuk mengetahui peran perawat dalam memberi informasi tentang tindakan imobilisasi pasien caesar berdasarkan posisi imobilisasi yaitu
1. Posisi litothomy 4. Tansderenburg
2. Gena Pectoral 5. Posisi Fowler
3. Dorsal Recumbent 6. Posisi Sims
1.4 Sasaran
Adapun sasaran penelitian ini para perawat di rawat inap di RS.
1.5 Waktu Penelitian
Waktu penelitian pelaksanaan pada bulan Juni
1.6 Manfaat Penelitian
Merupakan bahan informasi dan menambah pengetahuan untuk penelitian kasus tersebut.
1.7 Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan peneliti bersifat deskriptif yaitu peran perawat dalam melaksanakan tindakan imobilisasi pasien caesar di rawat inap di RS.
PERAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN IMOBILISASI PADA PASIEN CAESAREA DI RAWAT INAP RSU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar