KTI SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
MAKANAN BERGIZI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI
POSYANDU DESA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KABUPATEN 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan  memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang  tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Hal yang  paling utama dalam pemberian makanan anak adalah makanan apa yang  seharusnya diberikan, kapan waktu pemberian dan dalam bentuk yang  bagaimana makanan tersebut diberikan (Helvetia, 2007).
Pada  usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan  pada makanan padat sebagai makanan tambahannya. Berdasarkan ilmu gizi,  para bayi perlu diperkenalkan kepada jenis makanan pendamping ASI agar  mereka dapat memperoleh unsur gizi diantaranya karbohidrat, protein,  vitamin dan mineral yang mereka perlukan untuk pertumbuhan mereka.  Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi mulai  dengan 1 jenis rasa setiap mengenalkan jenis makanan baru, mulai bentuk  bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan  akhirnya makanan padat (Sulistijani, D.A dan Herlianty, 2001).
Ditinjau  dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka bayi termasuk kelompok yang  paling mudah menderita kelainan gizi. Sedangkan saat ini mereka sedang  mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat dan memerlukan zat-zat  gizi dalam jumlah yang relatif besar. Maka kesehatan yang baik ditunjang  dengan keadaan gizi yang baik, ini merupakan hal yang utama untuk  tumbuh kembang yang optimal bagi seorang anak. Pengetahuan ibu yang baik  dalam pemberian makanan pendamping ASI sangat menunjang status gizi  anak (Yustina Rostiawati, 2002). 
Salah  satu faktor penyebab perilaku penunjang orang tua dalam memberikan  makanan pendamping ASI pada bayinya adalah masih rendahnya pengetahuan  ibu tentang makanan bergizi bagi bayinya. Yang dimaksud dengan  pengetahuan ibu tentang makanan bergizi adalah hasil tahu karena faktor  penginderaan terhadap suatu obyek tertentu tentang bahan makanan yang  diperlukan dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat  tenaga, zat pembangun dan zat pengatur yang dibutuhkan oleh tubuh.  Karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh ibu, sehingga banyak  bayi yang mengalami gizi kurang. Untuk mencegah terjadinya berbagai  gangguan gizi dan masalah psikososial diperlukan adanya perilaku  penunjang dari para orang tua, khususnya perilaku ibu dalam memberikan  makanan pendamping ASI pada bayinya. Yang dimaksud dengan pemberian  makanan pendamping ASI adalah pemberian makanan tambahan pada bayi  setelah bayi berusia 6-24 bulan, jadi selain makanan pendamping, ASI pun  harus tetap diberikan pada bayi sampai bayi berusia 2 tahun (Depkes,  RI, 2006).
Pemantauan  rutin yang telah dilakukan pemerintah melalui sistem kewaspadaan Pangan  dan Gizi (SKPG) menunjukkan jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan dari  Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit semakin meningkat. Data hasil  penelitian saudari Suyanah berdasarkan data SUSENAS (Survei Kesehatan  Nasional) pada tahun 2002 dari 23.323.731 balita, dijumpai prevalensi  Kekurangan Energi Protein (KEP) ringan pada balita adalah 4.576.035  balita (19,6 %), KEP sedang 1.954.500 balita (8,4 %), sedangkan untuk  KEP berat 972.292 balita (4,2 %). (Depkes RI, 2002)
Berdasarkan  data dari Dinas Kesehatan Kota bayi yang diberi makanan pendamping ASI  yaitu sebanyak 701 bayi (80 %). Berdasarkan data hasil studi pendahuluan  pada tanggal 10-29 maret 2010 di posyandu desa dari 85 jumlah bayi, 25  bayi yang usia 6-12 bulan didapatkan lebih dari 60 % dari bayi mempunyai  riwayat pernah mendapatkan MP-ASI sejak 3-4 bulan dan 40 % dari bayi  diberi MP-ASI sesuai umur bayi. Pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12  bulan terdiri dari usia 6-9 bulan tediri dari ASI, nasi tim, dan buah,  sedangkan untuk usia 9-12 bulan terdiri dari ASI, nasi tim, bubur susu,  dan buah, sedangkan pada MP-ASI instan bisa langsung dibuat sendiri oleh  ibu. Tapi lebih baiknya kalau ibu men\mberikan MP-ASI pada bayinya  dengan membuat sendiri, tidak beli yang instan, karena lebih hieginies  dan tidak mengandung pengawet.
Selain  itu berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil ibu yang mempunyai  pengetahuan kurang tentang makanan bergizi sebanyak 5 orang (20 %), yang  berpengetahuan cukup 8 orang (30 %), sedang yang berpengetahuan baik 12  orang (50 %). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk  meneliti hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan  pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian  “Adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan  pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu  desa 
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk  mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi  dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di  Posyandu Desa 
1.3.2  Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi
1.3.2.2 Mengetahui pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan
1.3.2.3  Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang makanan  bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12  bulan di Wilayah desa Kecamatan Gampengrejo Kabupaten
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Mendapatkan  pengalaman untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang  makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia  6-12 bulan.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Memberikan  masukan dan sebagai data dasar tentang pengetahuan ibu-ibu yang  memiliki bayi usia 6-12 bulan tentang makanan bergizi dalam pemberian  makanan pendamping ASI.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai  bahan masukan untuk menambah wawasan informasi dan panduan dalam  penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu  tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada  bayi usia 6-12 bulan.
 


 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar