EFEKTIVITAS DALAM PENANGANAN NYERI DISMENOREA NON FARMAKOLOGIS PADA REMAJA PUTRI AKPER
Dismenorea atau nyeri haid mungkin suatu gejala yang sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan, karena gangguan ini sifatnya subjektif. Berat atau intensitasnya sukar dinilai, walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual, maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau ciri hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Tidak ada angka pasti mengenai jumlah penderita dismenorea di Indonesia, namun di Surabaya didapatkan angka 1,07%hingga 1,31% dari jumlah penderita dismenorea yang dating bagian kebidanan (www.google.com).
Banyak cara untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri, baik secara farmakologis misalnya obat-obatan analgesik ataupun menghilangkan cara dengan intervensi keperawatan yang bersifat non farmakologis dan independen (www.google.com).
Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping yang seperti obat-obatan, karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis. Oleh karena itu, untuk mengatasi nyeri tingkat ringan atau sedang lebih baik menggunakan manajemen nyeri non farmakologis (www.google.com)
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual, maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau ciri hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Tidak ada angka pasti mengenai jumlah penderita dismenorea di Indonesia, namun di Surabaya didapatkan angka 1,07%hingga 1,31% dari jumlah penderita dismenorea yang dating bagian kebidanan (www.google.com).
Banyak cara untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri, baik secara farmakologis misalnya obat-obatan analgesik ataupun menghilangkan cara dengan intervensi keperawatan yang bersifat non farmakologis dan independen (www.google.com).
Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping yang seperti obat-obatan, karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis. Oleh karena itu, untuk mengatasi nyeri tingkat ringan atau sedang lebih baik menggunakan manajemen nyeri non farmakologis (www.google.com)
Salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan nyeri adalah pengalihan perhatian, dimana teknik ini dengan memfokuskan diri kepada lingkungan. Lingkungan yang sangat tenang dan sedikit membangkitkan input sensori. Perhatian harus cukup kuat untuk melibatkan seluruh perhatian yang berarti yang digunakan yaitu teknik nafas dalam dan terapi musik. Musik dapat membuat menjadi rileks, sehingga hanya perlu menggunakan obat-obatan yang lebih sedikit mengingat pentingnya hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitasnya dalam penanganan nyeri (dismenorea) non farmakologis pada remaja putri.
Dismenorea (nyeri haid) adalah suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita – wanita mengalami rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual sehingga menyebabkan mereka pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Tidak ada angka pasti sehingga mengenai jumlah penderita dismenorea di Indonesia namun di Surabaya didapatkan angka 1,07% hingga 1,31%. Dari jumlah penderita Dismenorea yang datang bagian kebidanan. Cara menghilangkan atau menurunkan nyeri yaitu secara farmakologis misalnya obat –obatan analgesik dan secara non farmakologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Cara Yang Efektivitas Dalam Penanganan nyeri Dismenorea Non Farmakologis berdasarkan pemberian teknik nafas dalam dan pemberian terapi musik, serta membandingkan intensitas nyeri haid Dismenorea dengan menggunakan kedua teknik tersebut. Disemenorea dibagi atas dua bagian yaitu : Dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung kelapangan dengan jumlah populasi dari sampel sebanyak 24 responden. Hasil penelitian ini ditemukan berdasarkan teknik nafas dalam baik sebanyak 8 responden (67%), cukup sebanyak 4 responden (33%), sedangkan yang kurang tidak ada, kemudian berdasarkan terapi musik baik sebanyak 7 responden (58%), cukup sebanyak 5 responden (42%) dan kurang tidak ada. berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan bagi responden agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang teknik nafas dalam dan terapi musik dalam mengatasi nyeri haid.
Kata Kunci : Keefektivitas Penanganan Nyeri Dismenorea Non Farmakologis
Daftar Pustaka : 7 Referensi (2005 – 2009).
silahkan download KTI SKRIPSI
EFEKTIVITAS DALAM PENANGANAN NYERI DISMENOREA NON FARMAKOLOGIS PADA REMAJA PUTRI AKPER
EFEKTIVITAS DALAM PENANGANAN NYERI DISMENOREA NON FARMAKOLOGIS PADA REMAJA PUTRI AKPER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar