Seputar Pemberian Colostrum

Seputar Pemberian Colostrum:

Berdasarkan penelitian WHO (2000) di enam negara berkembang, resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48%. Sedangkan bayi yang berkesempatan melakukan inisiasi menyusui dini, persentasi menyusui bayi usia enam bulan adalah 59% dan bayi usia 12 bulan adalah 38%. Pada bayi yang tidak diberi kesempatan inisiasi menyusui dini, persentasi yang masih menyusunya hanya 19% untuk bayi 6 bulan dan 8% untuk bayi usia 12 bulan. ASI merupakan hak anak, untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembang secara optimal dan hak ibu untuk menyusui anaknya. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani dan perkembangan emosional, karena dalam dekapan ibu selama disusui, bayi bersentuhan langsung dengan ibu serta mendapat kehangatan, kasih sayang dan rasa aman (Roesli, 2000).

Kolostrum (ASI pertama) adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah melahirkan. Sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Manfaatnya adalah pencernaan dan penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi berlangsung dengan cepat dan baik, menghentikan perdarahan pada ibu karena dapat cepat mengembalikan uterus. Hasil penelitian WHO tentang kolostrum menunjukkan sangat pentinganya pemberian kolostrum bagi bayi baru lahir terutama hari-hari pertama sesudah melahirkan. Beberapa pendapat yang menghambat ibu postpartum untuk memberikan kolostrum sesegera mungkin, diantaranya takut bayinya kedinginan, terlalu lelah untuk menyusui setelah proses melahirkan, kolostrum yang tidak keluar atau jumlahnya sedikit serta anggapan bahwa colostum tidak baik bahkan berbahaya bagi bayi, dimana hal tersebut tidak akan terjadi jika ibu memiliki pengetahuan yang baik serta mendapat support dari keluarga tentang pemberian kolostrum.

Berdasarkan hasil kasih Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 – 2003 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Presentase ini menurun dengan jelas menjadi 46% pada bayi berumur 2 – 3 bulan dan 14% pada bayi berumur 4 – 5 bulan keadaan lain memprihatinkan adalah 13% dan bayi berumur 2 bulan telah diberi susu formula dan 15% telah diberi makanan tambahan. Padahal menyusui pada jam pertama akan menghindari dari bahaya pembengkakan payudara dan saluran ASI tersumbat (Depkes, 2005). 

Untuk pemberian kolostrum, Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) hanya 4% bayi mendapat ASI dalam satu jam pertama.  Serta hanya sebanyak 8% bayi baru lahir mendapat kolostrum dalam 1 jam setelah lahir dan 53% bayi mendapat kolostrum pada hari pertama. Masih banyaknya ibu yang kurang mengetahui tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan yang mempengaruhi suatu informasi tidak tersampaikan dengan baik. 

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes