Seputar Kehamilan Palsu / Pseudocysis

Seputar Kehamilan Palsu / Pseudocysis:
Sering kali saat seorang ibu sedang sangat berharap memperoleh buah hati akan merasa dirinya sedang mengandung. Pusing, mual, dan rasa lelah yang cepat hinggap, membuatnya teryakinkan bahwa sudah ada jabang bayi dalam rahimnya, apalagi haidnya pun sudah tak datang. Tapi, apa yang terjadi jika hal itu ternyata palsu? Kehamilan palsu atau Pseudocysis ( berasal dari bahasa Yunani dimana pseudes = false dan kyesis = pregnancy) adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan merasa hamil, namun sebenarnya dia tidak hamil. Dalam keadaan ini, seorang perempuan akan merasakan gejala-gejala umum sama seperti yang dialami ibu hamil. Misalnya saja, tidak haid, perut semakin besar, mual, pusing dan payudara membesar. Tapi jika diperiksa secara medis, misalnya tes urin, akan diketahui bahwa anda tidak hamil. Adanya tiga hal yang tidak ditemukan dalam kehamilan palus: denyut jantung janin tidak terdengar, USG tidak memperlihatkan adanya bayi dan yang terakhir jelas saja nggak bakalan melahirkan bayi. biggrinbiggrinbiggrin Frekuensinya sangat jarang yaitu 1-6 per 22.000 persalinan.

Penyebabnya diduga gangguan psikologis, dimana seorang wanita mempunyai keinginan yang kuat untuk hamil, menterjemahkan perubahan2 kecil pada dirinya sebagai suatu kehamilan. Hebatnya lagi test kehamilan bisa positf (false positif=positif palsu). Air susu juga bisa keluar. Keduanya terjadi lewat jalur hypothalamus-hypofise. Perut membesar akibat penumpukan lemak didinding perut. Gerakan gas dalam perut disangka gerakan bayi. Karena secara fisik kondisinya normal maka tidak dibutukan obat2an kecuali jika ingin memancing haidnya muncul kembali. Pengobatan hanya dilakukan konseling dengan psikoterapist.

Hal ini disebabkan karena pseudocyesis bisa memicu kelenjar di dalam otak untuk menghasilkan hormon kehamilan, oxytocin. Meski penelitian mengenai masalah ini masih sangat sedikit, sejumlah pakar medis berkeyakinan, pseudocyesis akut bisa meningkatkan hormon estrogen dan prolactin yang dapat mempengaruhi perubahan fisik menjadi seolah wanita hamil seperti perut membuncit, dan payudara mengeras karena peningkatan hormon tersebut. 

Wanita yang memiliki risiko untuk mengalami kelainan ini :
1. wanita yang belum dapat anak pada usia akhir 30 atau awal 40 tahun.
2. Wanita dengan kondisi emosi yang tidak stabil, terutama yang berhubungan dengan kehamilan.
3. Wanita dengan riwayat abortus ataupun kematian janin sebelumnya.

Yang menarik mengenai kehamilan palsu ini dapat juga dialami oleh pria (penderita Couvade syndrome / sympathetic pregnancy), biasanya terjadi pada para suami yang sangat dekat dengan istrinya dan mempunyai simpati yang berlebihan sehingga mengalami tanda-tanda yang sama dengan kehamilan: morning sickness, emosi yang tidak menentu, ngidam, gangguan pencernaan, perubahan nafsu makan, berat badan, diare, sembelit, sakit kepala, sakit gigi, ketagihan, mual, pembesaran payudara, pengerasan puting dan insomnia.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes