Infeksi Tali Pusat

Infeksi Tali Pusat:

Pengertian Infeksi Tali Pusat
Tali pusat  merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir.  Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah  yang sering terinfeksi Staphylococcus  aereus pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan  memerah  dan  disertai  edema  (Musbikin,  2005).  Pada  keadaan infeksi  berat,  infeksi dapat  menjalar  hingga  ke  hati  (hepar)  melalui ligamentum (falsiforme)  dan  menyebabkan abses yang berlipat ganda.

Pada   keadaan   menahun   dapat   terjadi   granuloma   pada   umbilikus(Prawirohardjo, 2002).
Infeksi  tali  pusat  adalah  suatu  penyakit  toksemik  akut  yang disebabkan  oleh clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2006).

Faktor-faktor Penyebab Infeksi Tali Pusat
Faktor-faktor  yang  menyebabkan  terjadinya  infeksi  tali  pusat pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a.   Faktor kuman
Staphylococcus  aereus  ada  dimana-mana  dan  didapat  pada masa  awal kehidupan  hampir  semua  bayi,  saat  lahir  atau  selama masa perawatan.  Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada  kulit,  saluran  pernafasan,  dan  saluran  cerna  terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya  infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap  dijaga kebersihannya,  upayakan tali  pusat  agar tetap kering dan  bersih, pada saat  memandikan  di  minggu  pertama  sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat. Dan masih banyak penyebab lain yang dapat memperbesar  peluang  terjadinya  infeksi  pada  tali  pusat   seperti penolong persalinan yang kurang menjaga kebersihan terutama pada alat-alat   yang   digunakan   pada   saat   menolong   persalinan   dan khususnya  pada  saat  pemotongan  tali  pusat.  Biasakan  mencuci tangan untuk pencegahan terjadinya infeksi (Danuatmadja, 2003).

b.  Proses persalinan
Persalinan  yang  tidak  sehat  atau  yang  dibantu  oleh  tenaga  non medis. Kematian bayi yang diakibatkan oleh tetanus ini terjadi saat pertolongan   persalinan   oleh   dukun   pandai, terjadi   pada saat memotong tali pusat menggunakan  alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik.

c. Faktor tradisi
Untuk  perawatan  tali  pusat  juga  tidak  lepas  dari  masih  adanya tradisi   yang   berlaku  di  sebagian  masyarakat  misalnya  dengan memberikan   berbagai   ramuan-ramuan  atau   serbuk-serbuk   yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat.  Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan  karena   justru  dengan  diberikannya  berbagai  ramuan tersebut  kemungkinan  terjangkitnya  tetanus  lebih  besar  biasanya penyakit   tetanus   neonatorum  ini   cepat   menyerang   bayi,   pada keadaan infeksi berat  hanya beberapa hari  setelah persalinan  jika tidak  ditangani  biasa  mengakibatkan  meninggal   dunia   (Mieke,2006).

Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat
Tanda-tanda yang perlu dicur igai oleh orang tua baru adalah apabila  timbul bau  menyengat  dan  terdapat  cairan  berwarna  merah darah  atau  bisa  juga  berbentuk  nanah  di  sisa  tali  pusat  bayi.  Hal tersebut  menandakan  sisa  tali pusat  mengalami  infeksi,  lekas  bawa bayi   ke   klinik   atau   rumah   sakit,   karena   apabila infeksi   telah merambat  ke  perut  bayi,  akan  menimbulkan  gangguan  serius  pada bayi (Febrina, 2006)
Manifestasi kebanyakan  infeksi staphylococcus  pada  neonatus adalah  tidak  spesifik,  bakteremia  tanpa  kerusakan  jaringan  setempat dikaitkan  dengan  berbagai  tanda,  berkisar  dari  yang  ringan  sampai dengan  keadaan  yang  berat.  Distress  pernafasan,  apnea,  bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah termoregulasi, adanya perfusi yang buruk,  dan disfungsi serebral  merupakan  hal  umum.  Infeksi spesifik yang disebabkan oleh staphylococcus aereus meliputi pneumonia, efusi pleural,  meningitis,  endokarditis,  omfalitis,  abses,  dan  osteomielitis (Wahab, 2000).
Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan  mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat  merah dan  dapat  disertai dengan  edema.  Pada keadaan yang berat infeksi dapat  menjalar ke hati (hepar) melalui ligamentum falsiforme dan menyebabkan abses  yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun  dapat  terjadi  granuloma  pada  umbilikus  (Prawirohardjo,2002).

Jika  tali  pusat  bayi  bernanah  atau  bertambah  bau,  berwarna merah, panas, bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang  logam seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali pusat (Sean, 2004).

Pencegahan dan Penanganan Infeksi Tali Pusat a.  Pencegahan
Untuk pencegahan awal tetanus dapat  diberikan pada calon pengantin dengan harapan bila setelah menikah dan hamil tubuhnya sudah punya antitoksin tetanus yang akan ditransfer ke janin melalui plasenta.  Seorang wanita  yang  sudah  diimunisasi  tetanus  2  kali dengan   interval  4-6   minggu   diharapkan   mempunyai   kekebalan terhadap tetanus selama tiga  tahun imunisasi TT diberikan juga pada ibu  hamil,  diberikan  2  kali  pada  trimester  kedua  dengan  interval waktu 4-6 minggu diharapkan dapat memberikan kekebalan selama tiga tahun sehingga jika si ibu hamil kurun waktu tiga tahun itu tidak diberikan  imunisasi  TT  atau satu kali saja  imunisasi sudah cukup (Erikania, 2007). Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat,   klem   dilepas,  dan  tali  pusat  diikat  dan  dipotong  dekat umbilikus  kurang   dari  24  jam  setelah  bayi  lahir. Ujung  dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat  atau  penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik (Penny, 2008).

Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus  bisa  sampai dua  minggu  bahkan  lebih  lama.  Selama  belum pupus, tali pusat  harus  dirawat  dengan baik. Agar tali pusat tidak infeksi,  basah,  bernanah,  dan   berbau.  Bersihkan  tali  pusat  bayi dengan  sabun  saat  memandikan  bayi.   Keringkan  dengan  handuk lembut. Olesi dengan alkohol 70%. Jangan pakai  betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke peredaran  darah bayi  dan  menyebabkan  gangguan  pertumbuhan  kelenjar  gondok. Biarkan terbuka hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan  mengolesi tali pusat  dengan ramuan atau  menaburi bedak, karena  dapat   menjadi  media  yang  baik  bagi  tumbuhnya  kuman, termasuk kuman tetanus (Wartamedika, 2006).
Untuk penggantian popok, sebaiknya popok yang telah basah segera  diganti untuk  menghindari iritasi tali pusat,  area tali pusat jangan  ditutup   dengan  popok  atau  celana  plastik  dan  bila  bayi menggunakan popok langsung pakai saja (Sean, 2002).
Pencegahan pada  infeksi tali pusat  dapat  dilakukan dengan perawatan tali pusat yang baik. Jika di tempat perawatan bayi banyak penyebab  infeksi dengan staphylococcus aereus maka perawatan tali pusat dapat dilakukan sebagai berikut :

1)  Setelah  tali  pusat  dipotong,  ujung  tali  pusat  diolesi  dengan tincture jodii.
2)  Tangkai tali pusat / pangkal tali pusat dan kulit di sekeliling tali pusat  dapat   diolesi  dengan  triple-dye  (triple  dye  ini  adalah campuran brilliant green  2,29 g, prylapine bemisulfate 1,14 g, dan crystal violet 2,29 g yang dilarutkan dalam satu liter air), jika obat-obat ini tidak ada dapat pula digantikan dengan merkurokrom.
3)  Atau  tali  pusat  cukup  ditutupi  dengan  kasa  steril  dan  diganti setiap hari (Prawirohardjo, 2002).

b.  Penanganan
Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus  aereus,  sebagai  pengobatan  lokal  dapat  diberikan salep  yang  mengandung  neomisin  dan  basitrasin.  Selain  itu  juga dapat  diberikan salep  gentamisin. Jika terdapat  granuloma, dapat pula  dioleskan  dengan  larutan  nitras  argenti  3%  (Prawirohardjo,2002).

1)  Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di  sekitar tali pusat kemerahan dan pembengkakan terbatas pada  daerah≤  1  cm  di  sekitar  pan gk   al  tali  pusat  lokal  atau terbatas.

Cara penanganannya :
a)  Biasakan  untuk  selalu  mencuci  tangan  sebelum  memegang atau membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.
b)  Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik (misalnya  klorheksidin  atau  iodium  povidon  2,5%)  dengan kain kassa yang bersih.
c)  Olesi   tali   pusat   pada   daerah   sekitarnya   dengan   larutan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon
2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali  pusat.   Anjurkan  bayi  melakukan  ini  kapan  saja  bila memungkinkan.
d)  Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.

2)  Infeksi tali pusat berat atau meluas
Jika  kulit  di  sekitar  tali  pusat  merah  dan  mengeras  atau  bayi mengalami distensi abdomen, obati sebagai tali  pusat berat atau meluas.
Cara penanganannya :
a)  Ambil   sampel   darah   dan   kirim   ke laboratorium   untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasi.
b)  Beri kloksasilin per oral selama 5 hari.
c)  Jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput lendir. d)  Cari tanda-tanda sepsis.
e)  Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat lokal atau terbatas.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes