Episiotomi

Episiotomi:

Pengertian
Episiotomi  adalah  perobekan  yang  dibuat  di  perineum  antara  lubang vagina dan anus untuk mempermudah keluarnya bayi. Perobekan ini dilakukan dengan gunting bius lokal ketika kepala bayi tampak. Jika dilakukan terlalu dini sebelum kelangkang menipis, otot-otot,  kulit dan pembuluh-pembuluh darah akan rusak dan perdarahan bisa lebih banyak. Episotomi ini menimbulkan luka memar, bengkak dan lambat sembuhnya, serta  menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman setelah dilakukan episotomi. Kemungkinan  menyatunya dasar panggul juga bisa terganggu jika serat-serat otot   perineum  dijahit   terlalu   ketat,   seorang  perempuan  bisa   merasakan ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan seks (Stoppard, 2007, hlm.316). Episiotomi adalah inisiasi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin himen, jaringan septum rektovaginal, otot-otot dan  fasia  perineum,  serta  kulit  sebelah  depan  perineum  untuk melebarkan  jalan  lahir  sehingga  mempermudah  kelahiran (Mansjoer,  et  all, 2001)

Waktu  yang  tepat  untuk  melakukan tindakan  ini saat  puncak  his dan mengejan, perineum sudah menipis, lingkaran kepala pada perineum sekitar 5 cm. Episiotomi yaitu tindakan bedah ringan berupa irisan di daerah perineum antara lubang kemaluan dan lubang anus (Indiarti, 2009).

Jenis-Jenis Episiotomi
Untuk  melancarkan  jalannya  persalinan,  dapat  dilakukan  insisi  pada perineum pada saat kepala tampak dari luar dan mulai meregangkan perineum. Menurut Liu (2008, hlm. 129) jenis-jenis insisi pada perineum ada 3, yaitu:
  1. Insisi medial,  Insisi  medial  yang  dibuat  pada  bidang  anatomis  dan  cukup nyaman.   Terdapat lebih sedikit perdarahan   dan   mudah   untuk diperbaiki.  Akan  tetapi,  aksesnya  terbatas  dan  insisi  memberikan resiko perluasan ke rektum, sehingga insisi ini hanya digunakan oleh individu yang berpengalaman. Keuntungan dari episiotomi medialis ini adalah perdarahan yang timbul  dari  luka  episiotomi  lebih  sedikit  oleh  karena  merupakan daerah  yang  relatif  sedikit  mengandung  pembuluh  darah.  Sayatan bersifat  simetris  dan  anatomis  sehingga  penjahitan  kembali  lebih mudah dan penyembuhan lebih memuaskan. Kerugian dari episiotomi medialis ini adalah dapat terjadi ruptur perineum   tingkat III inkomplet (laserasi musculus sfingter ani) atau komplet (laserasi dinding rectum)
  2. Insisi Lateral, Sayatan disini dilakuka n kearah lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau jam 9  menurut  arah jarum jam. Jenis episiotomi ini sekarang tidak dilakukan lagi, oleh  karena banyak menimbulkan komplikasi. Luka sayatan dapat melebar ke arah dimana terdapat pembuluh darah pudental  interna,  sehingga  dapat   menimbulkan   rasa  nyeri  yang mengganggu penderita.
  3. Insisi mediolateral, Insisi ini aman, mudah untuk dilakukan sehingga paling sering digunakan. Guntingan harus dimulai pada titik tengah lipatan kulit tipis di  belakang  vulva  dan  diarahkan  ke  tuberositas  iskial  ke  bantalan iskiorektal.
  4. Insisi berbentuk J, Jenis insisi ini memiliki keuntungan insisi medial dan memberikan akses yang  lebih baik daripada pendekatan mediolateral. Insisi lateral dibuat tangensial ke arah bagian anus yang bewarna coklat.
Alasan Dilakukan Episiotomi
Menurut Stoppard (2007 episiotomi diperlukan jika:
  1. Perineum tidak  bisa meregang secara perlahan.,  latihan pernafasan dan pemijatan akan membantu.
  2. Kepala bayi mungkin telalu besar untuk lubang vagina
  3. Ibu tidak dapat mengontrol keinginan mengejan sehingga ibu berhenti mengejan   ketika   justru   diperlukan   secara   bertahap   dan   halus. Episiotomi akan cepat  mengeluarkan bayi, jika sang ibu mengalami kesulitan untk mengontrol keinginan mengejan pada tahap kedua
  4. Bayi tertekan
  5. Persalinan dilakukan dengan forcep (ekstraksi bayi pada kepalanya dari jalan kelahiran)
  6. Bayi sungsang

Fungsi Episiotomi
  1. Episiotomi  membuat  luka  yang  lurus  dengan  pinggir  yang  tajam, sedangkan  ruptura perinii yang spontan bersifat luka koyak dengan dinding luka bergerigi.
  2. Luka lurus dan tajam lebih mudah dijahit. c.   Mengurangi tekanan kepala bayi.
  3. Mempersingkat kala II.
  4. Mengurangi kemungkinan terjadinya ruptur perineum totalis.

Saat  kepala  bayi  mulai  terdorong  oleh  kontraksi  ibu  keluar  melalui pembukaan, obat bius mulai disuntikkan ke bagian perineum ibu (bagian antara anus  dan   vagina).   Potongan  dilakukan  sepanjang   antara  5  sampai  7,5 centimeter.  Setelah  bayi  lahir  dan  ari-ari  juga  telah  keluar,  maka  sayatan tersebut akan dijahit kembali.

Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan vagina lebih besar dan tak beraturan selama kelahiran. Sayatan ini akan sembuh kembali (meski memakan waktu).   Pembukaan   dan   robekan  tidak   terkendali  dimungkinkan  karena peregangan yang tidak perlu karena kontraksi yang tak terkontrol. Robekan tak terkendali tersebut dapat berakibat pada:
  1. Urinary incontinence, di mana ibu tidak mampu menahan buang air kecil 
  2. Prolapsed bladder, kantong kemih turun menuju dinding vagina
  3. Prolapsed rectum, kantong air besar turun menuju vagina.

Episiotomi dapat menghindari masalah tersebut.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes