Efek Samping dan Penanganan Beberapa Jenis Kontrasepsi

Efek Samping dan Penanganan Beberapa Jenis Kontrasepsi:
METODE BARIER

Infeksi Saluran uretra
Pengobatan dengan antibiotika yang sesuai, apabila diafragma menjadi pilihan utama dalam ber-KB. Sarankan untuk segera mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual atau sarankan memakai metode lain.

Dugaan adanya reaksi alergi diafragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida.
Walaupun jarang terjadi, terasa kurang nyaman dan mungkin berbahaya. Jika ada gejala iritasi vagina, khususnya pasca senggama, dan tidak mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau bantu untuk memilih metode lain.

Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum.
Pastikan ketepatan letak diafragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dengan ukuran yang lebih kecil. Tindaklanjuti untuk meya¬kinkan masalah telah ditangani.

Timbul cairan vagina dan berbau jika dibi¬arkan lebih dari 24 jam.
Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon dll.), jika tidak ada, sarankan klien untuk melepas diafragma setelah me¬lakukan hubungan seksual, dan tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah diangkat (diafragma harus dicuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan menggunakan bedak atau talk jika akan disimpan). Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi.

Iritasi vagina.
Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika pe¬nyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.

Iritasi penis dan tidak nyaman.
Periksa IMS, jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.

Gangguan rasa panas di vagina.
Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan, alihkan ke spermisida lainnya dengan kumposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.

Kegagalan tablet tidak larut.
Pilih spermisida lain dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain

KONTRASESI KOMBINASI
HORMON ESTROGEN DAN PROGESTERON)

Amenorea (tidak ada perdarahan, atau spotting)
Periksa Dalam atau Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 pg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila klien hamil intrauterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada janin.

Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik)
Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam, atau sebelum tidur.

Perdarahan pervaginam/ spotting
Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jeiaskan bahwa perdarah¬anlspotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen leblh tinggi (50 mg) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Bila perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50 yg, atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain.

KONTRASEPSI PROGESTIN

Amenorea (tidak terjadi perdarahan/spotting).
  • Bila tidak hamil, pengobatan apa pun tidak perlu. Jelaskan, bahva darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Nasihati untuk kembali ke klinik.
  • Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan.
  • Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
  • Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3 - 6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.

Perdarahan/perdarahan bercak (spotting).
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan:
1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 - 35 μg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombi¬nasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 txg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 - 21 hari.

Meningkatnya/menurunnya berat badan.
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1 - 2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.

Amenorea.
Pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Cukup kon¬seling saja. Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir, ru¬juk ke klinik. Bila hamil, hentikan pil, dan kehamilan dilanjutkan. Jelaskan kepada klien bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin. Bila diduga kehamilan ektopik, klien perlu dirujuk, ja¬ngan memberikan obat-obat hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun dibe¬rikan tidak akan ada gunanya.

Perdarahan tidak teratur/spotting.
Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila klien tetap saja tidak dapat me¬nerima kejadian tersebut, perlu dicari metode kontrasepsi lain.

Perdarahan bercak (spotting) ringan
Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apa pun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pe¬makaian implan dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau Ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3 - 7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 mg etinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 - 21 hari.

Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.

Infeksi pada daerah insersi
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.

Berat badan naik/ turun
Informasikan kepada kllen bahwa perubahan berat badan 1 - 2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubah¬an berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.

Amenorea   
Pastikan hamil atau tidak. Bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Salah satu efek samping menggunakan AKDR yang mengandung hormon adalah amenorea (20 - 50%). Jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah, maka rujuk klien. Jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. Nasihatkan agar kembali ke klinik jika terjadi perdarahan, kram, cairan berbau, atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya > 13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR-nya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko keguguran, keha¬milan preterm, infeksi, dan kehamilannya harus diawasi ketat.

Kram
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kramnya tidak parah dan tidak ditemukan penye¬babnya, cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain.

Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
Sering ditemukan terutama pada 3 - 6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ektopik, rujuk klien bi!a dianggap perlu. Bila tidak ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi, dapat diberi ibuprofen 3 x 800 mg untuk satu minggu, atau pil kombinasi satu siklus saja. Bila perdarahan banyak beri 2 tablet pil kombinasi untuk 3 - 7 hari saja, atau boleh juga diberi 1,25 mg estrogen equin konyugasi selama 14 - 21 hari. Bila perdarahan terus berlanjut sampai klien anemia, cabut AKDR dan bantu klien memilih metode kontrasepsi lain.

Benang hilang
Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam rahim dan klien tidak hamil, maka klien dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan rontgen/USG. Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan, lihat penanganan 'amenorea'.

Cairan vagina/dugaan penyakit radang panggul
Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR i dan berikan pengobatan yang sesuai. Penyakit radang panggul ; yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR , lagi, berikan antihiotika selama 2 hari dan baru kemudian AKDR ' dicabut dan hantu klien untuk memilih metoda kontrasepsi lain. ,

KONTRASEPSI AKDR
Amenorea
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 ming¬gu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan adanya risiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.

Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya Penyakit Radang Panggul dan penyebab lain dari kekejangan. Tanggulangi oenyebabnya apabila  ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kon¬trasepsi yang lain.

Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseting dan pemantauan. Beri ibuprofen (800 mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabilaklien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama le¬bih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb < 7g/%) anjurkan untuk melepas AKDR dan bantulah memilih metode lain yang sesuai.

Benang yang hilang
Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan i kondorn. Periksa talinya di dalam saluran endoserviks dan kavum uteri (apabila rnemungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter, lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamii dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, lepaslah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.

Adanya pengeluaran cairan dari vagina/di curigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP,obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes