Pengaruh Kompres Panas terhadap Penurunan Intensitas Dismenore Primer pada Mahasiswi Prodi Kebidanan

KTI SKRIPSI
PENGARUH KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI PRODI KEBIDANAN

ABSTRAK
Menstruasi merupakan peristiwa yang wajar terjadi pada setiap wanita. Namun terkadang menstruasi menimbulkan masalah yaitu adanya keluhan nyeri haid atau yang disebut dengan dismenore. Berdasarkan ada tidaknya penyebab patologis, dismenore dibagi menjadi 2 yaitu dismenore primer dimana tidak ada penyebab patologis dan dismenore sekunder dimana ada penyebab patoilogis yang menyebabkannya. Dismenore terkadang sampai tidak tertahankan sehingga memerlukan suatu managemen nyeri. Ada 2 macam managemen nyeri yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis. Dari berbagai macam managemen nyeri secara nonfarmakologis salah satunya dengan menggunakan kompres panas yang dinilai efektif untuk mengurangi nyeri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres panas dalam menurunkan intensitas dismenore primer. Penelitian ini menggunakan desain penelitian One Group Pre Posttest Design,sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan uji statistic Wilcoxon Match Pairs Test dengan signifikasi 5%. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar analog visual dari skala nyeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 responden mengalami penurunan intensitas dismenore primer setelah diberikan kompres panas. Sehingga diketahui bahwa ada pengaruh antara pemberian kompres panas terhadap penurunan intensitas dismenore primer.
Kata kunci    : Intensitas nyeri, dismenore primer, kompres panas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
”Rahim menangis karena kehamilan tidak terjadi”, demikian salah satu pendapat kuno tentang gej ala keluarnya darah dari alat kelamin wanita secara berkala. Sesungguhnya perdarahan yang terjadi itu adalah hasil peluruhan sel-sel epitel yang melapisi dinding rahim dan merupakan suatu proses kumulasi dari rahim yang mempersiapkan diri untuk menerima sel telur yang telah dibuahi (Notodihardjo R, 2002). Peristiwa itu begitu wajar sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri haid. Dalam istilah medis, nyeri haid disebut dismenorhoe. Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya (Arifin S, 2008).
Gejala -gejala nyeri haid di antaranya yaitu rasa sakit datang secara tidak teratur, tajam dan kram bagian bawah perut yang biasanya menyebar ke bagian belakang, terus ke kaki, pangkal paha dan vulva(bagian luar alat kelamin wanita) (Wijayakusuma H, 2008). Rasa mual, muntah, diare, lesu dan sakit kepala adalah gej ala- gej ala yang menyertainya (Rayburn WF & Carey JC, 2001).
Pada prinsipnya, pengobatan untuk nyeri haid adalah eliminasi penyebab patotogis terjadinya nyeri terutama pada kasus dismenore sekunder. Sedangkan pada kasus dismenore primer, biasanya wanita lebih sering menggunakan cara instan yaitu dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri haid. Sayangnya, berdasarkan kajian teoritik sampai saat ini obat pereda nyeri haid belum ada yang aman terutama bila diminum dalam waktu yang lama (www.suaramerdeka.com, 2008) . Dan dalam jangka waktu yang lama pula, obat pereda nyeri haid dapat berdampak tidak baik bagi ginjal dan liver (www.hanyawanita.com, 2008). Oleh karena itu, dapat diberikan alternatif pengobatan untuk mengurangi nyeri, misalnya menggunakan suhu panas(kompres panas), relaksasi, hipnoterapi, tidur dan istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, pemijatan dan aromaterapi (Arifin S, 2008).
Dewasa ini, kompres panas telah banyak digunakan untuk mengurangi berbagai nyeri. Misalnya pada keluhan nyeri/sakit kepala, kaki kram dan nyeri akibat pembesaran rahim pada ibu hamil (Esty, 2008). Selain itu kompres panas/ hangat juga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada leher yang kaku (Ve, 2007). Serta dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada kaki yang terkilir (Nusdwinuringtyas N, 2008) dan untuk mengurangi nyeri pada sinus dan hidung pada kasus sinusitis (www.multiply.com. 2007).
Aplikasi panas dapat mengakibatkan dilatasi atau membuka aliran darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot (Turana Y, 2003). Suhu panas diketahui bisa meminimalkan ketegangan otot. Akibatnya setelah otot- otot relaks, rasa nyeripun berangsur- angsur hilang (www.rileks.com, 2008)
Di Amerika Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorhoe, dan 10- 15% diantaranya mengalami dismenorhoe berat yang menyebabkan ibu tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9.3 6% dismenore sekunder. Biasanya gej ala tersebut terjadi pada wanita usia produktif 3 sampai 5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah hamil (Journal Occupational and Enviromental, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes tanggal 4 Maret didapatkan 13 dari 20 mahasiswi mengalami dismenore. Bahkan 3 di antaranya tidak dapat melakukan aktifitas sehari- hari akibat dismenore.
Dengan melihat latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Kompres Panas Terhadap Penurunan Intensitas Dismenore Primer Pada Mahasiswi Program Studi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes.”

1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh kompres panas terhadap penurunan intensitas dismenore primer pada mahasiswi Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh kompres panas dalam menurunkan intensitas dismenorhoe primer pada mahasiswi Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui intensitas dismenore primer pada mahasiswi Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes.
1.3.2.2 Mengetahui intensitas dismenore primer mahasiswi Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes yang mendapat kompres panas.
1.3.2.3 Menganalisa pengaruh kompres panas terhadap penurunan intensitas dismenore primer pada mahasiswi Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
1.4.1.1 Menambah wawasan baru tentang pengaruh kompres panas
terhadap penurunan intensitas dismenorhoe primer.
1.4.1.2 Melatih peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
permasalahan yang ada.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
1.4.2.1 Dapat digunakan sebagai data awal untuk menambah wawasan mengenai pengobatan alternatif dismenore primer.
1.4.2.2 Dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk
menurunkan intensitas dismenorhoe primer.
1.4.3 Bagi Insitusi
Dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya, khususnya mengenai pengaruh kompres panas terhadap penurunan intensitas dismenore primer.
silahkan download KTI SKRIPSI
PENGARUH KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI PRODI KEBIDANAN
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes