Gambaran Pengetahuan Tentang Perawatan Genetalia pada Ibu Nifas di BPS

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENETALIA PADA IBU NIFAS DI BPS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan kebidanan selama periode pascanatal secara tradisional ditentukan oleh kesehatan wanita pascapartum. Pada permulaan abad kedua puluh angka kematian ibu adalah 4/1000 kelahiran, yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi nifas (puerperium). Nifas adalah suatu periode sekitar 6 minggu setelah kelahiran bayi yang pada masa ini terjadi perubahan fisiologis kehamilan dan laktasi, dan asuhan pascanatal dipersiapkan untuk merefleksikan hal ini. (Henderson, Christine, 2005).
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal tanpa komplikasi. Pada akhir masa nifas, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang langsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. (Henderson, Christine, 2005).
Masa Nifas merupakan bagian integral dari proses melahirkan, dan harus dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan untuk memberikan perawatan pada ibu dan bayinya. Sayangnya, masa tersebut jarang dimanfaatkan untuk hal tersebut itu, walaupun fakta menunjukkan bahwa di masa pasca partum ibu yang meninggal lebih banyak. Walaupun sepsis puerperalis merupakan suatu kondisi yang mengancam nyawa di masa pascanatal. Semua penyebab di masa nifas termasuk infeksi genetalia pada ibu nifas harus didiagnosis dan diobati dengan segera. Hal itu ternyata tidak memerlukan keterampilan/peralatan klinis yang canggih, dan dapat ditangani dengan mudah di tingkat Puskesmas (WHO, 2003).
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan dan memakai pakaian yang bersih. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ – organ seksual/reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan kita. Jika ekosistem vagina terjaga seimbang, maka kita akan merasa lebih bersih dan segar dan tentu saja lebih nyaman melakukan aktivitas sehari¬hari.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan kesejahteraan mereka. Segera setelah ibu cukup kuat untuk berjalan, bantu ibu untuk mandi, mencuci putting susunya pertama kali, kemudian tubuh dan terakhir perineum. Sediakan pakaian dan pembalut yang bersih. Perawatan khusus perineum bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan (Hamilton Mary, 2002).
Berdasarkan data dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 di Kabupaten Nganjuk Terdapat infeksi genetalia pada ibu nifas 205 orang. Data dari BPS di kecamatan Prambon periode Januari 2008 – Juni 2009. Di BPS Nurul dari 120
persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 2 orang (0,016 %). BPS Anis dari 101 persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 1 orang (0,009%). BPS Emi dari 70 persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 1 orang (0,014 %). BPS Purwati dari 93 persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 1 orang (0,010%). BPS Bekti dari 98 persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 1 orang (0,010%). BPS Suci dari 60 persalinan tidak ada yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas. BPS dari 290 persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 5 orang (0,017%). BPS Sri dari 60 persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 1 orang (0,016%). BPS Christine dari 89 persalinan tidak terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas. BPS Wiwik dari 61 persalinan yang terjadi infeksi genetalia pada ibu nifas 1 orang (0,016%).
Berdasarkan data di atas di BPS Ny. Keb. Desa Kecamatan Kabupaten terdapat sebanyak 0,0 17 % ibu nifas yang mengalami infeksi genetalia. Ini diketahui pada waktu ibu nifas berkunjung kembali ke BPS Ny. Desa Kecamatan Kabupaten Nganjuk sebagaian ibu nifas dengan keluhan masih belum mengetahui cara perawatan genetalia dan takut merawat genetalia pada ibu nifas.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Gambaran Pengetahuan tentang perawatan genetalia pada ibu nifas di BPS Ny. Desa Kecamatan Kabupaten”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian serta latar belakang yang telah dirumuskan maka perumusan masalah penelitian ini adalah “ Bagaimana gambaran pengetahuan tentang perawatan genetalia pada ibu nifas Di BPS Ny. Desa Kecamatan Kabupaten ?”

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang perawatan genetalia pada ibu nifas di BPS Ny. Desa Kecamatan Kabupaten.
1.3.2 Tujuan Khusus
    1.3.2.1    Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tujuan perawatan genetalia pada ibu nifas.
    1.3.2.2    Mengetahui gambaran pengetahuan ibi nifas tentang tanda-tanda infeksi genetalia pada ibu nifas.
    1.3.2.3    Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang caraperawatan genetalia pada ibu nifas.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang penelitian perawatan ibu nifas khususnya pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia, dan dapat digunakan untuk pedoman asuhan pada ibu nifas.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan dalam pembuatan penelitian bagi peneliti selanjutnya.
1.4.3 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan atau bahan tambahan untuk memberikan pengetahuan tentang perawatan genetalia pada ibu nifas.
silahkan download KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENETALIA PADA IBU NIFAS DI BPS
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes