Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas

KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


ABSTRAK
Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas 
Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. Di Indonesia masalah gizi khususnya pada balita, menjadi masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum seperti tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita lebih jauh lagi. Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi berperan nyata dalam resiko gizi buruk. Bentuk kepedulian pada gizi anak merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah tangga.Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Balita dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan gizi. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh atau total sampling dengan sampelnya adalah seluruh ibu balita dengan gizi buruk di Wilayah Kerja Puskesmas.
Dari hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk adalah pengetahuan baik 39%, cukup 11%, kurang 50%. Diharapkan agar bidan lebih meningkatkan penyuluhan tentang makanan bergizi dengan metode yang lain tidak hanya ceramah dan tanya jawab saja tetapi dapat ditambahkan dengan demonstrasi atau dilengkapi dengan media-media seperti leaflet, poster dan sebagainya agar materi atau informasi atau materi yang diberikan lebih mengena dan mudah diingat oleh ibu.
Kata kunci : Pengetahuan, ibu balita dengan gizi buruk, makanan bergizi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses - proses kehidupan (Almatsier, 2005). Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. (Admin, 2008). Di Indonesia masalah gizi khususnya pada balita, menjadi masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum seperti tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita lebih jauh lagi, kerawanan gizi dapat mengancam kualitas sumber daya manusia di masa mendatang (Ypha, 2007). Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena anak mempengaruhi masa depan generasi Indonesia. Bagaimana kita bisa bersaing dengan negara lain di era globalisasi dan pasar bebas yang sudah berlangsung sekarang ini jika generasi penerus bangsa kita berkualitas rendah karena gizi buruk (Gaw, 2006).
Gizi buruk tidak hanya dialami oleh kaum yang berstatus sosial rendah saja, tetapi juga kaum orang mampu. Mereka mampu memberikan makanan yang harganya mahal, tetapi anak mereka digolongkan gizi buruk. Karena masyarakat sekarang lebih senang akan makanan yang instan, serba cepat dan praktis. Makanan cepat saji atau jajanan yang praktis belum tentu bisa mencukupi kebutuhan tubuh balita atau anak, mereka hanya berfikir yang penting makan kenyang dan enak. Gizi buruk tidak hanya diakibatkan kemiskinan saja, tetapi bisa juga diakibatkan kurangnya pengetahuan orang tua akan makanan bergizi tinggi (Anasmcguire, 2008).
Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi berperan nyata dalam resiko gizi buruk (Yanti, 2007). Bentuk kepedulian pada gizi anak merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah tangga dan secara tidak langsung merupakan tanggung jawab masyarakat. Dalam masyarakat, kegiatan - kegiatan yang menyangkut perbaikan gizi banyak melibatkan kaum ibu, maka ibu merupakan tokoh utama yang harus peduli pada gizi anak. Tidak ada seorang ibupun yang menginginkan anaknya kurang gizi atau tidak sehat. Namun, beberapa keterbatasan yang ada pada ibu dan keluarga menyebabkan ibu tidak bisa mencapai keinginannya dengan baik. Keterbatasan-perilaku ibu dapat berbentuk kurangnya pengetahuan (Suprihatin G, 2003). Pengetahuan yang juga berperan dalam kejadian gizi buruk yaitu pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, menurut data survei Demografi dan kesehatan Indonesia hanya terdapat 64% ibu mengerti tentang ASI eksklusif (Sinar Harapan, 2006). Penyebab utama masalah gizi di Indonesia yaitu kemiskinan kemudian penyebab keduanya yaitu balita sering sakit sedangkan penyebab lainnya yaitu pola makan yang salah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi, kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan dan kelainan struktur bawaan balita (Yetty, 2005)
Dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes IQ. Penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademi di sekolah (Yetty, 2005).
Menurut data Dinas Kesehatan RI pada tahun 2007 di Indonesia terdapat 8% balita mengalami gizi buruk, di Jawa Timur 2.6% balita mengalami gizi buruk,di kabupaten Kediri 0,8 % balita mengalami gizi buruk, menurut data dari Puskesmas dari 2767 balita di wilayahnya terdapat 19 balita mengalami gizi buruk atau sekitar 0,7%.
Dari uraian di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten ?”

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi.
1.3.2    Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian makanan bergizi.
1.3.2.2 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber – sumber makanan bergizi.
1.3.2.3 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat makanan bergizi.
1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang akibat dari kekurangan gizi.
1.3.2.5 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang bagaimana cara pengolahan makanan yang benar.
1.3.2.6 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang penyusunan hidangan sehat.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Peneliti
Dapat melatih penyelesaian masalah dengan menggunakan metode ilmiah sehingga dapat meningkatkan kemampuan analisis terhadap masalah dan menentukan pemecahannya.
1.4.2    Bagi Lahan Penelitian
Dapat digunakan sebagai masukan guna menindak lanjuti hasil penelitian guna meningkatkan status gizi balita.

1.4.3    Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu balita gizi buruk tentang makanan bergizi.
silahkan download KTI SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KLIK DIBAWAH 

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

tes